happy reading!
***
Chiko merasa bimbang membuka pintu rumahnya. Pasalnya sudah lima hari ia tidak pulang sejak kejadian di mana ia dan Shani menghabiskan malam pertama mereka setelah dua tahun pernikahannya. Ia tidak tahu bagaimana caranya menghadapi wanita itu.
Belum ia menyentuh gagang pintu tapi pintu itu sudah terbuka dari dalam, tampak Shani dengan wajah muramnya. Mungkin ia menyadari kedatangan mobil suaminya. "Kenapa kamu berdiri di luar aja Archie, ayo masuk. Aku mau bicara serius."
Chiko mengerutkan alisnya. Apa Shani sudah mengetahui hubungannya dengan Viola? Apa Shani akan menyuruhnya untuk meninggalkan Viola? Membayangkan itu Chiko mendengus kesal.
Shani duduk di ruang tamu, tanpa basa-basi ia langsung menyodorkan sebuah map ke arah suaminya. "Kamu hanya perlu menandatanganinya dan semua mimpi buruk ini akan berakhir. Aku sendiri yang akan menjelaskan ke Mami tanpa mengungkit hubungan kamu dengan Viola, jadi kamu bisa tenang."
Tidak dapat dipungkiri kalau Chiko begitu terkejut. Ia bahkan menunggu momen ini dari sekian lama, dan sebentar lagi keinginannya akan tercapai. Wanita itu benar-benar sudah menyerah. Ia membuka map itu dan memeriksa dokumen perceraian yang sudah ada tanda tangan Shani.
Lihat, bahkan Shani yang sudah menandatanganinya lebih dulu. Ini akan berjalan lebih mudah dari apa yang dibayangkan Chiko. Baiklah jika Shani sudah memutuskan untuk menyerah, bukankah dirinya harus merasa senang? Benar, ia bisa bersama dengan wanita yang ia cintai.
Chiko mengambil pena dalam tas kerjanya. Sejenak ia merasa ragu membubuhkan tanda tangannya di atas materai, tapi kemudian ia segera menandatanganinya dengan cepat. Ia menghela nafas, lalu ia memperhatikan raut wajah Shani. Wajah sendu Shani yang datar mengganggu pikirannya sejenak. Tapi kenapa juga ia harus mengambil pusing untuk memikirkannya, toh wanita itu sendiri yang mengajukan perceraian.
***
Soraya menangis histeris setelah Shani beserta keluarganya memberi kabar soal perceraian ini. Apollo memeluk sang istri seraya menenangkan. "Tapi kenapa Shani? Apa Archie melakukan kesalahan sama kamu?" Tanya Apollo kemudian.
Shani menyahut dengan pelan, "Nggak Pi. Ini keputusan aku sendiri, aku sadar selama ini kami nggak cocok. Kami nggak saling mencintai, kami juga merasa tersiksa dengan pernikahan kami." Tutur Shani mencoba menahan sesak di dadanya. Bohong jika ia tidak mencintai Chiko.
"Bohong Shani, Mami tahu betul kamu sangat mencintai Archie. Apa Archie berselingkuh dari kamu? Katakan yang sebenarnya." Soraya menimpali dengan sesenggukan. Shani tidak sampai hati melihat Soraya yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri menangis seperti ini. Ia menghampiri Soraya dan memeluk wanita yang sudah memberinya kasih sayang ibu yang tak sempat ia peroleh.
"Maafin Shani, Mi. Maaf udah mengecewakan Mami. Maaf." Tangisan Shani akhirnya lolos juga.
Keanu berdehem, "Maaf, ini sudah menjadi keputusan putriku. Aku merasa bersalah karena sudah menjadi ayah yang egois baginya. Jika Shani tidak bahagia dengan pernikahannya, aku berharap kalian bisa menerima keputusannya." Kerutan sedih tampak sekali jelas di wajah Keanu.
Apollo yang merasa kalut dengan kabar mendadak ini menjadi kelu. Apakah selama ini mereka sudah egois memaksakan kehendak dengan perjodohan? Sungguh rasa bersalah kini tak dapat ia enyahkan. Chiko si tokoh utama bahkan tidak muncul di sini, Apollo tidak menyangka putranya adalah seorang pengecut.
***
Chiko akhirnya berkunjung ke rumah orang tuanya setelah beberapa hari, tentu setelah banyak sekali panggilan tidak terjawab yang sengaja ia abaikan. Ia takut kedua orang tuanya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EGO: A Miracle
Fanficmy third shanchik story. no desc, just read it. ⚠️B x G⚠️ ⚠️SHANCHIK AREA⚠️ yg gasuka 🚷Dilarang Masuk!🚷