8/8

377 85 13
                                    


Setelah makan malam, Rosa langsung pamit pulang. Dengan alasan ada acara mendadak. Padahal, ini karena dia tidak betah berlama-lama di sana. Sebab Jeffrey terus saja perhatian pada Joanna.

"Mau langsung tidur?"

Tanya Jeffrey pada Joanna yang baru saja akan memasuki kamar. Sebab dia baru saja membersihkan meja makan. Sudah meninggalkan piring kotor di washtafle juga. Karena Jeffrey yang akan mencuci sesuai kesepakatan.

"Iya, ada apa?"

"Aku ingin bicara sebentar."

Jeffrey yang baru saja mengantar Rosa menaiki taksi di depan langsung menduduki sofa. Membuat Joanna ikut mendekat dan duduk di sampingnya. Sebab dia benar-benar butuh membicarakan hal ini sekarang.

"Ada apa?"

Tanya Joanna setelah menduduki sofa. Dia menatap Jeffrey yang kini juga sudah menatapnya. Sembari menggigit bibir bawah. Sebab dia agak sungkan saat akan berbicara.

"Sabtu ini Nenek ingin membawa kita ke dokter kandungan. Kamu bersedia?"

Joanna mengerutkan alisnya. Sebab dia jelas tidak ingin ke sana. Karena ya---untuk apa? Karena dia merasa baik-baik saja.

"Aku mau diapakan!?"

"Tidak diapa-apakan, hanya diperiksa saja. Kamu mau, kan?"

Joanna mulai menggaruk dahinya. Sebab dia agak takut sekarang. Takut jika dia ketahuan masih perawan dan membuat marah Nirmala.

"Aku takut. Tidak mau, ah! Bilang saja kita akan berusaha! Lagi pula, kita baru beberapa hari menikah. Kenapa harus buru-buru, sih? Heran!"

Joanna mulai menarik nafas panjang. Lalu menatap televisi yang menampilkan bayi yang menggemaskan. Membuat hatinya merasa menghangat sekarang. Sebab tiba-tiba saja dia ingin punya anak juga.

"Ya sudah kalau tidak mau. Aku juga tidak akan memaksamu. Tapi kalau kamu berubah pikiran, langsung hubungi aku."

Jeffrey langsung bangkit dari sofa. Meninggalkan Joanna yang masih fokus pada iklan popok di depan. Mengabaikan Jeffrey yang kini sudah menaiki tangga.

"Aku kalau punya anak lucu kali, ya?"

Tanya Joanna pada dirinya sendiri. Dia juga mulai terkekeh geli. Sebab merasa gila saat ini. Karena tiba-tiba ingin memiliki anak hanya karena iklan popok bayi.

"Ada-ada saja! Lebih baik aku mendengarkan podcast horror saja!"

Joanna langsung menuju kamar. Setelah mematikan televisi dan memeriksa pintu depan yang ternyata sudah dikunci sebelumnya. Membuatnya mulai menguap sebab sudah sangat mengantuk sekarang.

Tok... Tok... Tok...

Joanna yang baru saja memejamkan mata terkejut saat mendengar suara pintu kamar diketuk dari luar. Siapa lagi kalau bukan Jeffrey pelakunya. Karena dia tiba-tiba saja mendapat pesan dari ibunya, jika dia dan neneknya akan ke rumah sekarang. Mampir sebentar karena ingin memberikan sesuatu pada mereka.

"Ada apa, sih!?"

"Mama dan Nenek akan datang! Kamu tidur di kamarku saja! Aku kunci dari luar kamarmu sekarang!"

Joanna langsung keluar dari kamar. Menuju lantai dua. Tempat kamar Jeffrey berada. Sebab dia masih setengah sadar karena nyawanya belum terkumpul semua.

Bruk...

Joanna langsung menjatuhkan diri di atas ranjang. Tidur tengkurap dengan pulas. Sebab ini sudah jam sebelas dan seharusnya dia memang tidur sekarang. Beruntung Jeffrey membiarkan dia terlelap, tidak memintanya untuk ikut menunggu ibu dan neneknya di depan.

Tbc...

PENGGANTI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang