13/13

437 93 126
                                    

Tiga hari kemudian.

Selama dinas di Surabaya, Joanna terus saja kepikiran dengan kedatangan Teressa. Sebab wanita itu terlihat tidak merasa bersalah. Bahkan, dia langsung memeluknya. Mengatakan rindu padanya.

Namun karena pesawat yang akan ditumpangi sudah siap, Joanna akhirnya buru-buru meninggalkan. Bergegas berangkat dengan banyak pertanyaan di kepala. Sebab dia juga bingung akan hal ini juga.

Apalagi saat ditanya, Jeffrey hanya mengatakan santai saja. Karena pria ini akan mejelaskan jika dia selesai dinas. Hingga waktu itu tiba. Karena saat ini, Joanna baru saja tiba di bandara Soekarno Hatta.

"Joanna!"

Joanna langsung menolehkan kepala. Menatap Teressa yang sudah berlari ke arahnya. Mulai memeluk erat dirinya. Sembari menangis tentu saja.

Sebab Teressa baru tahu jika pernikahan jadi dilangsungkan. Digantikan Joanna. Hingga membuat wanita itu harus tinggal bersama Jeffrey berbulan-bulan.

"Aku benar-benar minta maaf. Karena aku kamu jadi mendapat masalah."

Joanna hanya membalas pelukan Teressa. Meskipun dalam hati dia bingung juga. Karena belum mendengar penjelasan apa-apa.

Jeffrey yang datang bersama Teressa langsung mendekat. Lalu membawa mereka ke kafe terdekat. Guna mejelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Teressa.

Karena selama ini, Teressa dan orang tuanya berlibur di Eropa. Setelah mendapat tiket pesawat yang tiba-tiba dikirim ke rumah pada H-2 acara. Mereka kira, itu dari keluarga Iskandar.

Sebab mereka juga mendapat surat jika Sandi dan Jessica ingin menunda pernikahan. Sebagai gantinya, mereka ingin mengirim mereka liburan di Eropa selama enam bulan. Agar tidak malu pada orang-orang yang bertanya. Mengingat undangan sudah disebar juga.

Mereka yang tidak memiliki banyak kuasa tentu langsung mengiyakan. Mereka juga memutus akses komunikasi dengan orang-orang selama liburan. Setelah menitipkan masalah pekerjaan pada orang kepercayaam.

"Ya Tuhan! Lalu, siapa yang melakukan ini?"

Tanya Joanna penasaran. Dia benar-benar merasa kesal. Sebab orang ini telah mempermainkan sahabatnya. Mengingat dia dan Teressa berteman cukup lama. Tidak heran jika dia tidak menaruh dendam. Karena dia tahu jika pasti ada alasan dibalik kepergian si teman.

"Rosa. Dia yang melakukan ini. Menggunakan uang Jeffrey! Benar-benar wanita licik! Tidak cukup Papanya menipu Om Sandi. Dan sekarang, dia mau merusak hidup Jeffrey?!"

Joanna benar-benar tercengang sekarang. Tidak habis pikir dengan Rosa yang tega berlaku demikian. Hingga mengirim Teressa dan orang tuanya ke Eropa selama enam bulan. Menggunakan uang Jeffrey pula. Benar-benar gila.

"Dia sudah kabur sekarang. Sudah tidak ada di apartemennya. Aku dan Jeffrey sudah tiga hari bolak-balik ke sana. Awas saja, kalau ketemu akan kuhabisi dia!"

Joanna mengangguk cepat. Dia setuju tentu saja. Sebab apa yang Rosa lakukan benar-benar keterlaluan. Membuatnya lekas melepas cincin yang selama enam bulan terakhir tersemat di jarinya.

"Kalau begitu, tugasku sudah selesai, kan? Aku akan langsung pindah hari ini. Jadi, kalian bisa melangsungkan pernikahan lagi."

Joanna mulai meletakkan cincin ini di atas meja. Membuat Jeffrey dan Teressa saling tatap. Sebab mereka sudah membicarakan hal ini juga. Jika mereka tidak ingin bersama.

"Joanna, sorry. Tapi sepertinya kamu salah paham. Aku mejelaskan ini bukan bermaksud ingin mengambil Jeffrey. Aku sedang hamil, anyway. Selama di Eropa, aku kenal pria tampan dan pacaran di sana. Diam-diam. Tapi setelah tahu aku hamil anaknya, orang tuaku berencana menikahkan kita bulan depan. Jadi, aku tidak akan menikah dengan dia."

Teressa mulai mengusap perutnya. Sembari melirik Jeffrey yang tengah menatap Joanna. Sembari memainkan cincin di jari manisnya.

"Aku mau ke kamar mandi sebentar. Agak lama. Jadi kalian bisa berbicara selagi aku tidak ada."

Teressa langsung bangkit dari duduknya. Sedangkan Joanna mulai menatap Jeffrey yang sudah menatapnya. Cukup dalam. Seolah terluka setelah dia melepas cincin pernikahan.

Joanna yang melihat itu jelas merasa jengah. Sebab selama ini dia sudah sering keegeran atas semua perhatian yang Jeffrey berikan. Namun pria itu tampak sedang bermain-main saja. Sebab dia selalu membawa Rosa ke rumah setiap libur kerja. Seolah kedekatan mereka di hari senin dan jumat tidak berarti apa-apa.

Jika kalian bertanya apakah Joanna menyukai Jeffrey sekarang? Tentu jawabannya iya. Sebab wanita itu telah diperlakukan begitu baik oleh si pria. Dia jelas agak terbawa perasaan dan sedikit suka. Meskipun berusaha disangkal saat masih ada Rosa.

Belum lagi agama mereka berbeda. Semakin jauh pula jarak keduanya. Mengingat orang tua Joanna sangat strict jika soal keyakinan. Namun berbeda dengan keluarga Jeffrey yang agak chill asal anaknya tidak pindah keyakinan.

"Aku benar-benar tidak bisa melanjutkan ini. Orang tuaku, mereka tidak akan setuju jika tahu aku sedang berhubungan denganmu seperti ini."

Ucap Joanna sebelum Jeffrey bersuara. Sebab dia baru tahu jika pria ini benar-benar sudah tertarik padanya. Karena pria ini tidak kunjung melepas cincinnya.

Padahal, seharusnya, perpisahan yang mereka lakukan. Mengingat sudah tidak ada lagi yang perlu dipertahankan sekarang. Apalagi Nirmala sudah tahu juga.

"Aku tidak akan berpisah denganmu. Seperti janjiku pada malam itu."

Nafas Joanna mulai memburu. Sebab dia mulai ingat pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat dia tidak sengaja meminum ramuan penyubur. Membuatnya turn on parah hingga nekat mendatangi Jeffrey yang sedang tidur. Hingga terjadilah hal itu.

Next chapter maybe agak explicit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next chapter maybe agak explicit. Ada yang gak puasa hari ini???

Tbc...

PENGGANTI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang