Satu bulan yang lalu.
Joanna sedang membersihkan kulkas. Karena dia baru saja selesai belanja bulanan. Namun, dia menemukan botol asing yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Karena selama ini, Jeffrey yang selalu membersihkan kulkas hingga bisa menjangkau bagian paling dalam.
"Jeffrey, ini apa, ya?"
Jeffrey yang baru saja menutup gerbang langsung mendekat. Menatap Joanna yang sedang menyentuh botol ramuan pemberian neneknya. Karena setiap sebulan sekali botol ini selalu datang. Tidak heran jika Jeffrey sampai lupa membuang. Karena botol ini baru dikirim kemarin malam.
"Jamu penyubur kalau kata Mama. Buang saja! Aku mau langsung mandi. Kamu tidak apa-apa membersihkan ini sendiri?"
"Iya. Santai saja! Tinggal kulap sebentar, setelah itu kutata!"
"Oke deh! Selamat malam!"
"Malam!"
Joanna langsung membuka botol ramuan ini. Karena dia merasa penasaran sekali. Apalagi ini jamu yang sepertinya berasal dari daun-daunan yang tentu saja kesuakaannya sekali.
"Enak, nih! Coba ah!"
Joanna langsung meminum ramuan ini. Awalnya sedikit. Namun karena terasa enak dan sedikit pahit, wanita ini langsung menegaknya lagi. Hingga habis. Tidak peduli dengan efek yang akan didapat nanti. Toh, dia tidak sedang akan dibuahi.
10. 10 PM
Dua jam berlalu. Joanna sudah siap tidur. Dia juga sudah memakai baju tidur terusan lengan panjang selutut. Tanpa bra dan hanya celana dalam yang senada dengan baju tidur.
Namun, tiba-tiba aja tubuhnya terasa panas saat itu. Membuatnya lekas bangun dan berganti baju. Memakai tank top dan melempar selimut.
Namun, rasa panas terus menjalar pada seluruh tubuh. Hingga selangkangannya terasa lembab tanpa disentuh. Membuatnya lekas mandi lagi di malam itu.
Tetapi setelah mandi, rasa itu kembali muncul. Membuatnya lekas keluar kamar setelah memakai kembali baju tidur. Tanpa dalaman apapun.
"Jeffrey! Bangun!"
Joanna langsung membuka pintu kamar. Karena memang tidak pernah dikunci oleh si pria. Sebab dia merasa jika sistem keamanan di rumah ini sudah cukup maksimal.
"Hmmm, ada apa?"
Tanya Jeffrey dengan mata setengah terpejam. Dia menatap Joanna yang sudah berwajah merah. Dengan rambut basah. Sebab dia juga keramas namun tidak langsung dikeringkan.
Hingga sisa air di rambutnya jatuh mengenai baju tidur juga. Jadilah Jeffrey bisa melihat bayangan yang membangunkan sesuatu dalam tubuhnya. Sampai-sampai pupil matanya melebar dan rasa kantuk hilang seketika.
"Ada apa?"
"Aku tadi minum jamu itu. Sepertinya aku---telepon Mamamu! Minta bantu! Tubuhku terasa panas setelah meminum itu!"
Joanna menepuk paha Jeffrey kencang sekali. Dia hampir menangis. Membuat Jeffrey yang iba lekas meraih ponsel yang ada di atas nakas saat ini. Namun sayang, nomor ibunya tidak aktif.
"Tidak aktif. Mau ke rumah sakit?"
"Tidak mau! Malu lah, aku! Ah, lalu bagaimana ini!?"
Joanna tampak semakin gelisah. Saat ini dia sudah naik di atas ranjang. Duduk bersila dan mengipasi wajah dengan telapak tangan. Hingga membuat dadanya memantul tanpa dia sadar.
Lihat atau tidak, ya? Lihat atau tidak, ya?
Batin Jeffrey sembari menatap Joanna. Dia benar-benar bimbang sekarang. Karena agak takut juga jika akan menyentuh si wanita.
Takut Joanna menyesal setelahnya. Mengingat dia tahu jika pergaulan Joanna tidak sebebas dirinya dan Rosa. Karena kerjaannya ketika tidak kerja dan mengurus rumah hanya rebahan di kamar dan menonton drama Korea saja.
"Jeffrey! Cepat lakukan sesuatu! Bantu aku!"
Joanna mulai mencengkram kerah piyama Jeffrey. Membuat wajah mereka semakin dekat saat ini. Hingga membuat keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
Karena sudah sama-sama dalam tegangan tinggi, tidak lama kemudian pagutan terjadi. Keduanya sama-sama yang memulai ini. Hingga akhirnya terjadi pergulatan panas di antara dua manusia ini.
Untung saja Jeffrey masih ada stock pengaman di laci. Sehingga mereka bisa sedikit lega di pagi hari. Meskipun agak was-was karena Joanna belum menstruasi setelah insiden ini.
Kembali ke masa sekarang.
Joanna dan Jeffrey masih saling tatap. Seolah berbicara lewat mata. Hingga tidak sadar jika Teressa sudah datang.
"Aku dijemput pacarku di depan! Ayo! Aku kenalkan sekalian!"
Mau tidak mau Joanna langsung bangkit dari duduknya. Tanpa membawa kembali cincin yang masih ada di atas meja. Membuat Jeffrey lekas memungutnya. Karena cincin ini jelas sangat berharga baginya.
Setelah menempuh sekitar satu jam perjalanan, Joanna dan Jeffrey akhirnya tiba di rumah. Namun keduanya tidak kunjung turun dari mobil sekarang. Karena masih sibuk dengan masing-masing pikiran.
Sebab Joanna jelas masih sakit hati dengan Jeffrey yang baru saja memutuskan Rosa namun langsung mendekati dirinya. Seperti seorang maniak wanita yang tidak bisa sendiri barang sebentar saja. Karena Joanna jelas butuh waktu untuk menenangkan diri juga. Apalagi setelah Jeffrey ketahuan telah membohongi dirinya atas insiden Nirmala yang telah tahu semuanya.
"Kamu tahu kalau kita tidak mungkin bisa terus bersama, kan?"
"Kenapa tidak bisa? Karena agama? Atau karena Rosa?"
Joanna diam saja. Bingung ingin menjawab apa. Sebab dua-duanya adalah masalah baginya.
"Atau keduanya?"
Jeffrey mulai melepas sabuk pengaman. Lalu meraih tangan Joanna. Karena meski pendiam dan jarang bicara, Jeffrey cukup cakap dalam merayu wanita. Rosa, tentu saja bukan satu-satunya wanita yang pernah dipacari olehnya. Mengingat dia sudah berusia 32 sekarang.
"Setelah melakukan itu denganmu, aku sudah tidak pernah menyentuh Rosa. Aku---"
"Apa hanya itu yang ada di otakmu sekarang? Aku tidak peduli kamu masih tidur dengan Rosa atau tidak! Aku---aku hanya merasa ini terlalu cepat. Tolong beri aku waktu untuk memikirkan semuanya. Aku benar-benar merasa seperti orang jahat sekarang."
Jeffrey tampak bingung sekarang. Sebab dia tidak berpikir sejauh Joanna. Karena dia benar-benar tidak memikirkan Rosa pasca putus dengannya.
Ah, mungkin karena sudah lama tidak suka. Karena selama ini, dia hanya merasa harus melindungi Rosa. Namun setelah tahu bagaimana kelakuan aslinya, Jeffrey langsung melupakannya. Tidak ingin lagi bertemu dengannya, apalagi memikirkannya.
Drttt...
Ponsel Joanna bergetar. Dari orang tuanya. Membuat wanita ini lekas keluar dari mobil sekarang. Sebab mereka akan melakukan video call.
Namun, lain dengan Jeffrey yang kini mendengar suara orang di luar. Membuatnya lekas membuka gerbang. Hingga terlihat dua orang paruh baya yang ternyata adalah orang tua Joanna.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGANTI [END]
Short StoryTenang, cerita ini ramadhan friendly. Tapi nggak janji :)