Part. 5 {Pertemuan Tak Terduga}

4 0 1
                                    

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥

Jam sekolah pun berakhir, Minerva yang berada di halaman sekolah, sedang duduk termenung memikirkan suatu hal yang mengusik pikiran dan hatinya.

~FLASHBACK ON~

"Sungguh bodoh sekali, mengapa Malaikat tidak sempurna sepertimu berada di sekolah ini?? Sungguh menjijikan."

~FLASHBACK OFF~

"Mengapa para Malaikat begitu jijik melihatku?? Apakah aku tidak sesempurna itu??" Batin Minerva dengan raut wajah sedih.

Minerva pun beranjak dari tempat duduknya, saat dia ingin pergi, Anael pun memanggil namanya sambil berlari.

"NONA MINERVA~!!!" Ucap Anael yang berlari habis itu memeluk Minerva.

Minerva hanya bisa sweatdrop melihat tingkah lakunya Anael, sementara itu datanglah Akriel dan Caliel sambil tersenyum.

"Nona Minerva, ingin pulang bersama kami??" Tanya Akriel sambil mengulurkan tangannya.

"Ah, tidak-tidak aku akan pulang sendiri." Ucap Minerva sambil mengelus kepalanya Anael.

"Eh~, mengapa Nona Minerva enggak mau pulang bersama kami??" Tanya Anael yang berhenti memeluk Minerva dengan wajah cemberut.

"Enggak papa kok, lain kali aja iya." Ucap Minerva sambil tersenyum.

"Baiklah, kalau itu maunya Nona Minerva, hati-hati di jalan." Ucap Caliel sambil tersenyum.

"Um, kalian juga." Ucap Minerva.

Mereka pun pergi dengan arah yang berbeda, Minerva pergi sebelah kiri sedangkan Caliel, Akriel dan Anael pergi ke sebelah kanan, mereka juga saling melambaikan tangan.

Saat Minerva sedang berjalan menuju rumah, dia tidak sengaja melewati tebing neraka.

"Astaga, aku mengerti mengapa jalan ini tidak pernah di gunakan, karena jalan ini dekat dengan tebing neraka." Batin Minerva.

"Jalan ini adalah jalan satu-satunya yang bisa melihat Dunia atau para manusia dari sini, sungguh manusia-manusia yang lucu." Batin Minerva sambil tersenyum.

Saat Minerva masih berjalan lurus di jalan tersebut, tanpa sengaja dia melihat seorang pemuda rambut pendek berwarna hitam, tetapi pemuda tersebut sangat jauh berbeda dari Minerva, karena pemuda tersebut adalah seorang Iblis.

|Neraka|

Pemuda tersebut sedang berdiri diam di sana, sampai pada akhirnya teman-temannya datang.

"Oi, Tuan Morax Ngapain kamu di sini??" Ucap seorang pemuda rambut pendek berwarna abu-abu yang langsung merangkul Morax, pemuda yang Minerva lihat.

"Aah~, Paimon, jangan secara tiba-tiba merangkul orang seperti itu, aku benci itu." Ucap Morax sambil menepis tangannya Paimon, pemuda yang merangkul Morax.

"Waduh-waduh lagi sensitif nih, oi~ Nona Valefor, Succubus, lihat nih, Tuan Morax lagi sensitif." Ucap Paimon yang memanggil seseorang.

Dari kejauhan terdapat dua gadis yang sedang berjalan ke arah mereka, gadis pertama memiliki rambut panjang berwarna kuning daffodil yang diikat kuncir kuda, sedangkan gadis yang ke-dua memiliki rambut panjang bergelombang berwarna Red wine.

"Ada apa Tuan Morax?? Apakah ada yang mengganggu hatimu??" Tanya gadis yang pertama.

"Tidak, tidak ada apa-apa kok, Valefor." Ucap Morax kepada Valefor, gadis yang pertama.

"Hmm..., baiklah." Ucap Valefor dengan wajah curiga.

"Baiklah kalau kau baik-baik saja Tuan Morax, ini." Ucap gadis kedua sambil memberikan sebuah surat.

"Apa ini Succubus??" Ucap Morax sambil menerima surat dari Succubus, gadis yang kedua.

"Eeeh... Ahem!!! Berikan surat itu kepada Tuan Asmodeus." Ucap Succubus dengan pipi yang memerah.

"Eee~ jadi ini surat cinta." Ucap Morax, Paimon, dan Valefor secara bersamaan.

Wajah Succubus pun makin menjadi merah merona.

"AAA~!!! SUDAHLAH, YA-YANG PENTING KAMU KASIH SURAT ITU, A-AKU MAU PERGI." Ucap Succubus.

"Hei Succubus tunggu, kalau begitu saya permisi Tuan Morax, Paimon." Ucap Valefor.

Valefor pun langsung berlari mengejar Succubus.

"Aku pun juga akan pergi, kalau begitu sampai jumpa besok Tuan Morax." Ucap Paimon.

"Sampai jumpa besok Paimon." Ucap Morax.

Paimon pun pergi dengan santai menyusul Valefor dan Succubus, saat ketiga temannya sudah agak jauh, Morax pun melihat kearah surat yang dia pegang, setelah itu dia melihat ke atas.

Mata Minerva dan Morax pun bertemu, dengan cepat wajah mereka berdua memerah, merasakan tusukkan di hati mereka, dengan cepat mereka pun memalingkan wajah mereka.

"Mengapa perutku terasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan?? Dan mengapa wajahku tiba-tiba memerah?? Apakah aku merasakan jatuh cinta??" Batin Morax dan Minerva secara bersamaan.

Pada akhirnya mereka pun pergi dengan perasaan yang berdebar-debar.

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Part 5 The End

The Agony of the Angel MinervaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang