William dan amarahnya - He is Leo Rival

22 15 1
                                    

Kedatangan William di markas Niloers berhasil mengundang tatapan seluruh manusia yang hadir di halaman tersebut. Suara tapakan sepatu kian terdengar ketika William meminta izin untuk masuk ke tengah bulatan tersebut. Seluruh anggota Niloers yang menghalangi William memilih untuk menyingkirkan dirinya sendiri, sebelum nanti mengundang amarah cowo itu. Alangkah terkejutnya William ketika mendapati Nai dengan posisi terikat beserta satu orang cowo di sebelahnya.

"What is this?! there's a problem?"tanya William maju menatap Kylo dan Nai bergantian.

"Jelasin Nai!" suruh Kylo menyuruh Nai untuk angkat suara. Sementara Nai hanya menunduk dan menggeleng lemah.

"Ada apa ini? Ada masalah apa?! Dan dia? Kenapa diikat bersama Nai disini?"tanya William ke arah Nai, mencoba mendapatkan jawaban dari gadis itu.

"P-paa.. maafin Nai ya.. N-nai h-hamil, h-hamil anak dia.. "ujar Nai terbata-bata sembari menunjuk ke arah Yogi.

"What?! Are you serious?! Crazy!" bentak William shock berat.

"S-sorry dadd.." bisik Nai tertunduk lemas.

PLAK!

PLAK!

"Don't call me dad anymore. I'm disgusted by your behavior" ujar William marah. Ia pun memandang sebentar ke arah Kylo yang sama marahnya.

PLAK!

William kembali menampar Nai karena masih kurang puas melampiaskan amarahnya.

"Saya tak habis pikir sama kamu, kurang baik apa saya sama kamu selama ini! Kamu udah saya anggap seperti anak kandung saya sendiri Nai!" hardik William penuh ke kecewaan.

"Saya ga habis pikir walaupun saya tau kamu wanita murahan club sana-sini mau! Tak habis pikir kalau kau mau di hamili sama orang yang bukan suamimu!" William menyambung kata-katanya dadanya terasa panas, ia menyesali perbuatannya yang menjodohkan kedua anaknya ini. Ia hanya membuat putra nya, Kylo, kini harus lagi-lagi menanggung beban karena ulah terpaksa. Walaupun ia tau bahwa itu adalah hal yang salah, namun William membutuhkan anaknya sebagai aset untuk meraup keuntungan melalui kecerdasan anaknya tersebut.

Kini, William menatap sekeliling, anak Niloers dan Psikocak yang berkumpul menunggu hal selanjutnya.

"Kalian urus saja dia bebas mau kalian apakan, saya gatau apa hukuman yang pantas" ujar William dengan nada yang mulai melunak, saat ini kepalanya berkecamuk.

Disatu sisi ia marah, disisi lain ia harus gagal menjalankan rencananya. Kali ini apa yang harus ia lakukan?

"So? Are you still forcing me dad?" tanya Kylo kemudian. William menatap wajah dihadapannya ini dengan serius.

"No! Akan saya batalkan segera. Saya tak sudi keturunan saya ternodai dengan anak haram!" ujar William keras lalu kemudian menelpon seseorang. Orang tersebut adalah papa kandung Nai, segera William menyuruh orang untuk menarik kerjasama dan seluruh sahamnya. Setelah itu, ia pun kembali menatap kearah Nai dan Yogi.

"Siapa nama anda?!" William menatap Yogi penuh amarah.

"Y-yogi om, s-saya minta maaf, saya tak tau kalau Nai adalah anak tiri keluarga Williams..." ujar Yogi merasa bersalah.

"Ini hanya formalitas saya sebagai seorang ayah sambung bagi Nai. Silahkan kamu nikahi dia secara agama dan hukum. Atau saya akan meminta mereka semua untuk mengantarkan kalian bertiga bersama bayi dikandungan Nai ke Neraka" ancam William tegas sembari menunjuk ke sekelilingnya.

"B-baik om" ujar Yogi merutuki keadaannya.

Sore itu, acara pernikahan sederhana digelar di markas kediaman Niloers. Mereka semua sempat merias Nai dan Yogi agar terlihat rapi, ya walaupun pernikahan ini bukan pernikahan yang mereka semua inginkan, tapi penampilan seorang pengantin tetap harus rapi bukan?

Anggota Niloers girls bersama psikocak girls mendandani Nai, selebihnya Niloers boys membantu Yogi bersiap-siap.

"Lo tetap bagian dari kami, karena solidaritas ga mungkin putus cuma karena hal ini, Bos cuma shock" ucap El menepuk bahu Yogi yang terdiam pasrah disebuah bangku didepan sebuah cermin.

"Ya gue harap begitu, semoga Kylo bisa memaafkan kekhilafan gue ini" balas Yogi menyesal.

"Gue benci nama gue harus mirip sama lu, orang-orang jadi salah paham sama gue awalnya. Kylo aja nyaris ngehajar gue, untung dijelasin Nai" sahut Yogi, kali ini Yogi, adik El yang berbicara.

"Sorry, gue juga gatau kenapa orang tua gue bisa ngasih nama ini juga" dengan nada menyesal ia mengakuinya. Ia tau pasti awalnya Kylo akan mengira Yogi, adiknya El. Padahal itu adalah ulahnya.

"Kenapa jadi random gini, gue mau cari Kylo dulu, mau bantu dia tenangin diri. Kalian lanjut aja" potong El kemudian mengangguk sebentar ke arah Niloers boys yang membantu disana.

"Mana ya anak itu" batin El mencari ke seluk-beluk ruangan.

"Van? Adik lu dimana?" El bertanya pada Vano, yang mungkin sama shock nya. Saat itu Vano baru saja keluar dari rumah sakit karena baru sembuh dari koma yang menimpa dirinya. Ya, ajaibnya dia masih bisa bertahan hidup dari kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya akibat orang tua nya sendiri itu.

Tapi Vano hanya bisa diam, ia memilih untuk pasrah, ia tak ikut campur apapun soal papa nya lagi, hanya menuruti mau orang tuanya itu. Dari pada hidup adik-adiknya bahkan orang terdekatnya dalam bahaya.

***

Hari ini, Yogi resmi menikah dengan Nai hanya karena sebuah berita kehamilan. Nikah dalam diam dan hanya disaksikan oleh keluarga terdekat. Setelah acara itu selesai, Kylo yang masih shock terdiam di tempatnya.

Emang bener kata orang, cinta datang bisa saja seiring berjalannya waktu. Ia merasa ia jatuh cinta kepada seorang Nai, walaupun ia bukan mencintai secara utuh, tapi ada perasaannya yang nyangkut di dalam hati nya. Dalam hatinya tersakiti ketika melihat cowo lain yang menodai Nai yang kini duduk disamping cewe itu.

"Doa gue satu Nai, semoga lu segera berubah, dan hidup lo bahagia" ucap Kylo kemudian beranjak pergi dari duduknya, ia butuh healing sepertinya.

"Disini ternyata lu udah gue cariin kemana-mana juga" sahut El menepuk bahu milik Kylo pelan.

"Gue tau lu bakal nyusul gue kesini El. Karena cuma lu dan bang Vano yang tau tempat ini" balas Kylo menatap El penuh arti.

Mereka kini berada di sebuah rooftop sebuah gedung, yang merupakan gedung salah satu cabang perusahaan William yang memiliki spot pemandangan yang bagus. El, Vano dan Kylo sering bermain kesini ketika sedang suntuk atau banyak pikiran.

"Ya gue udah nyari ke seisi markas tapi lu ga ada, dan gue yakin lu hanya disini ga bakal jauh kemana-mana" jelas El kemudian mengambil posisi disebelah Kylo

"Gue tau lu sedih, mungkin lebih ke shock si, karena lu ga espect ketika lu mulai nyaman malah dihancurkan dengan cara yang membuat tak bisa berkata-kata" celetuk El membuka pembicaraan.

"Ya mau gimana lagi, di satu sisi gue senang tunangannya batal, di sisi lain, gue juga sedih, yaa namanya juga mulai nyaman, lain rasanya El" dengan nada penuh kecewa, Kylo menjelaskan.

El pun terkekeh lalu menepuk punggung Kylo berkali-kali berusaha mengalirkan kekuatan.

"Hayolah come on, you are Leo bro, singanya Niloers masa iya lu tumbang cuma karena ini?" sahut El menyemangati.

"Semoga ya, gue cuma bisa berdoa yang terbaik, gue baik-baik aja bentar lagi juga bakal sembuh seperti biasa.

"Haha gue ada rekomendasi ini, Afuan deket sama cewe asal sini, se agama pula sama lo, jadi ya lo ga perlu susah mikirin soal agama" El pun menyarankan satu hal yang membuat Kylo menoleh bingung

"Maksud lo?"

HE IS LEO RIVAL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang