✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿
"Aku berjanji untuk menjadi temanmu seumur hidup, hanya saja seumur hidupku tidak bisa menjadi seumur hidup mu."
A novel by Ade Bintang 🌟
_____________________________
Ringis tangis memilukan terdengar lirih di ruangan itu. Ruangan yang awalnya tampak damai, dalam sekejap menjadi mengerikan dengan tangisan malam berdarah.Tangan, bahkan seluruh anggota tubuh Hiro melemah. Meski dengan kaki yang bergetar hebat, tapi pria ini tetap membiarkan dirinya melangkah mendekati Gladius, dalang yang selama ini mereka cari. Hiro mengeluarkan seruling yang selalu menempel di pinggangnya itu. Perlahan, kakinya melangkah. Isabella jelas kebingungan, namun dirinya tak terlalu kejam untuk menghentikan Hiro di tengah aksinya.
Isabella tersenyum miring. Geli hatinya melihat seseorang tersiksa karenanya. Kembali wanita ini mengendalikan sihir gelap yang ia miliki. Jemarinya bergerak anggun membimbing belati antik yang sengaja dipajang sebagai hiasan. Ia tersenyum menyeringai sebelum kemudian belati itu melesat dengan cepat.
"Ukhh..." Mata Hiro sontak terbelalak. Tubuhnya seketika membeku. Benar, ia merasakan sayatan ngilu di hulu hati. Hiro menundukkan kepala, matanya menatap belati yang menancap sempurna itu.
Tidak sempat... Tidak sempat dirinya untuk mencabut belati yang menancap. Sekarang, ini waktunya. Hiro mempercepat langkahnya menjadi larian kecil, meski kepalanya serasa hampir meledak, karena banyaknya tekanan dari segala sisi. Hiro tetap melangkah sebagaimana tujuan awalnya. Hiro menatap mata Isabella dengan tatapan tajam, lalu tiba-tiba pria ini mematahkan seruling yang ia miliki dan menyambar Isabella dengan serangan.
Jelas itu sia-sia, karena serangan yang Hiro berikan tak berkesan, melainkan hanya memotong beberapa helai rambut Isabella saja. Dan hal itupun yang telah melepas sanggul rapi Isabella. Rambut pajang itu seketika tergerai indah tak terarah.
Isabella menggertak geram. Menyadari dirinya terjatuh akibat serangan mendadak barusan. Menyadari Isabella dalam masalah roh Hora tak tahu adab itu sontak saja menyerang Hiro menggunakan sihir yang ia miliki. Sihir gelap, yang seketika mendorong Hiro hingga jatuh tersungkur.
Apa ini akhirnya? Derca bibir mencatip tanpa suara. Hiro tersenyum kecil, memperkuat genggaman dalam baringnya. Ia menolehkan kepalanya, lagi. Menatap ke arah roh Hora. "Pengkhianat!" desisnya dengan tatapan tajam.
Roh Hora itu hanya diam. Namun sebaliknya, Isabella tertawa keras. Ia mendekati Hiro lalu menarik kerah bajunya hingga pria ini terangkat lemah tak berdaya.
"Dia tidak mengkhianatimu, hanya saja, sedari awal Penjaga Lyn memang berada di pihakku!" teriak Isabella dengan tawa mengerikannya. "Dan kau, kau hanyalah permainan, Hiro... Kau tak lebih dari seekor anjing penjaga rumah!!" sambungnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETHEA [END]
Fantasy"Apakah hati masih bisa patah ketika jantung berhenti berdetak?" Aluna, seorang putri kerajaan yang malah menghindari kata "Tuan Putri" karena menurutnya menjadi putri di sebuah kerajaan itu adalah sebuah hukuman, itu sangat mengekang dirinya dan...