20 | Pesta Ulang Tahun

7.1K 1.1K 36
                                    


Senilya mengenakan gaun berwarna putih dengan renda dan aksesoris berwarna merah muda. Juga sepatu berwarna senada yang sangat pas dengan dirinya. Lalu setelah perhatian semua orang beralih kepada mereka, barulah Baron Helmes menyampaikan sambutannya.

"Terima kasih kepada semua orang yang telah hadir di acara ulang tahun putri saya hari ini, saya sangat menghargainya. Karena itu silahkan nikmati penjamuan hari ini dengan sepuas hati kalian," ucap Baron Helmes. Kemudian dia menatap ke arah putrinya yang berada di sisi kiri. Memberi kode untuknya mengatakan sesuatu.

Senilya yang sudah bersemangat sejak tadi tentu saja langsung menangkap maksud dari ayahnya itu. Dia maju selangkah ke depan dan membuat atensi semua orang terfokus kepadanya.

"Ehem! Walaupun ayah saya sudah mengucapkan hal ini tadi, tapi saya ingin mengucapkannya sekali lagi. Terima kasih kepada kalian semua yang sudah hadir di acara ulang tahun saya, saya merasa sangat senang. Dan saya berharap saya bisa mendapatkan lebih banyak teman kali ini. Karena itu silahkan nikmati penjamuan ini dengan gembira," ucap Senilya sambil tersenyum ceria.

Meskipun dia hanya melakukan repitisi dari ucapan ayahnya, tapi semua orang tetap bertepuk tangan untuk mengapresiasinya. Kemudian iringan musik mulai dialunkan. Pertanda bahwa acara sudah dimulai.

Orang-orang mulai mengobrol dan mengambil minuman. Sedangkan Senilya langsung dikerumuni putri bangsawan seusianya. Tidak jarang juga ada tuan muda yang ikut bergabung demi mendapatkan perhatian gadis itu.

Nike hanya mengamati gadis itu dari pinggiran. Memikirkan tentang hal yang akan terjadi jika alurnya masih sama dengan novel. Dan jika hal itu benar terjadi, maka gadis itu nantinya akan berdansa dengan Arizon, protagonis pria.

'Tapi aku sudah sedikit mengacaukan ceritanya, jadi mungkin saja alurnya akan berbeda kali ini,' pikir Nike.

Tapi semua itu langsung tersanggah saat dia tidak sengaja menangkap sosok pemuda berambut putih dengan mata biru itu di sudut matanya. Dia adalah Arizon, protagonis yang dia sebutkan. Ternyata dia sudah ada di sini sejak tadi. Berdiri di belakang tiang aula sambil melirik ke arah Senilya. Sama seperti cerita aslinya.

"..."

'Ternyata ceritanya tidak berubah sesignifikan itu, kecuali fakta bahwa diriku masih hidup dan menjadi kakak yang baik untuk Agies,' batin Nike.

Dan di saat dia sibuk memperhatikan Arizon, Agies datang dengan membawa sepiring kue coklat di tangannya.

"Kak, ini," ucap Agies menyodorkan kue tersebut kepada Nike.

"Huh? Apa?"

Nike terkejut karena tidak memperhatikan kehadirannya sebelumnya.

"Kue," balas Agies singkat. Nike mengambil sepiring kue coklat itu dari tangan Agies.

Agies kemudian melihat ke arah Arizon. Penasaran dengan hal menarik apa yang mencuri perhatian kakaknya. Dan dia langsung tahu bahwa itu adalah Arizon Alranas. Seorang ksatria kerajaan yang baru saja diangkat menjadi seorang marquess oleh raja. Dia sangat populer akhir-akhir ini.

'Apa kakak memiliki masalah dengannya?' batin Agies sambil memasukkan kue coklat ke dalam mulutnya.

Belakangan ini, para bangsawan memang sedang panas-panasnya membahas tentang hal itu. Mereka tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan raja sampai mengangkat seorang kasta rendahan untuk dijadikan bangsawan. Itu tindakan yang mencoreng nama bangsawan, karena pasti orang itu sangat kasar dan tidak tahu etika. Kendati demikian, mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali mencemooh dibalik keramaian.

Dan selama dua tahun ini, Agies diam-diam selalu mengikuti berita panas yang ada di kerajaan. Dia juga mulai belajar tentang cara mengumpulkan informasi yang efektif. Entah dengan berpura-pura lemah, polos, bodoh, atau pun dengan cara ekstrem sekalipun. Dia sangat pandai melakukan itu, bahkan tanpa sepengetahuan Nike. Bagaimanapun walaupun dia masih muda, dia memang terlahir untuk menjadi penjahat utama dengan daya pikir yang cepat dan menakutkan.

Tapi akhirnya rasa penasaran Agies menghilang setelah dia sadar bahwa Roan tidak ada di sini sejak tadi.

"Kak, di mana Roan?"

"Roan? Aku tidak tahu, sepertinya dia pergi sendiri saat kita masuk ke aula," jawab Nike berbohong.

Hal yang sebenarnya terjadi adalah, Roan sedang mengurus para pembunuh bayaran. Dia dan Nike menyadari hal itu sebelum memasuki kediaman Baron. Ada tatapan tajam dengan aura membunuh dari jarak yang cukup jauh. Karena itulah Roan mengatakan kepada Nike bahwa dia akan mengurusnya. Dan Nike yang merasa terancam juga menyetujuinya. Tapi Nike malas menjelaskan hal itu kepada Agies.

Agies pun juga tidak bertanya lebih lanjut, jadi dia tidak perlu menceritakan detailnya. Dan kini perhatian mereka berdua fokus kepada Senilya. Gadis itu mulai melirik ke arah Arizon. Dia menemukannya dan mulai berjalan menyisiri lautan manusia menuju tempatnya berdiri.

"Selamat sore, Marquess Alranas," sapa Senilya sambil tersenyum.

Dan hal itu membuat Arizon terkejut. Bersamaan dengan atensi semua orang yang tertuju kepada mereka. Termasuk Nike dan Agies.

Keduanya terpaku. Keheningan menyelimuti ruangan. Arizon berpikir untuk membangun kekuatannya kembali di kehidupan kali ini tanpa melibatkan gadis itu lagi, tapi kini dia malah datang sendiri ke hadapannya.

'Kenapa?' Arizon bertanya kepada Senilya di dalam hatinya.

'Ini dia! Momen awal dimana cerita utama dimulai,' batin Nike.

.
.

Tbc.

VOTE! VOTE! SAMA KOMEN YANG BANYAK BIAR SEMANGAT LAGI😭

Become The Villain's Brother (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang