Day Four

1K 135 33
                                    

Happy Reading~~







Langsung skip dari hari ketiga ya karena hari ketiga mereka sama aja keliling kayak abang-abang starling wkwkw. Jadi langsung ke hari keempat.











"udah rapih belum sih ini kita?" tanya Maya pada kedua temannya sebelum turun dari mobil brio mungil milik Gita.

"kayaknya sih udah, rambut loe juga udah klimis kayak pake minyak jelantah".

"sialan loe".

"kok gue deg-deg an yah" gumam Arista yang duduk dikursi belakang mobil.

"menurut loe cuma loe? dari tadi gue juga sama" ujar Maya.

"gue juga sama".

"semoga di ACC deh ya".

"semoga HR nya baik".

"amin".

"yuk turun" ajak Gita.

Ketiganya lalu turun dari mobil untuk masuk ke perusahaan yang dua hari lalu mereka lamar untuk dijadikan tempat PKL. Sebuah gedung dengan banyak lantai di kawasan SCBD, sepertinya harapan ketiga siswi SMK itu dikabulkan.

"selamat siang pak".

"pagi mbak, ada yang bisa dibantu?".

"ini pak, kita ada jadwal interview dengan pak Robert" jelas Arista.

"silahkan masuk mbak dan tanya recepsionis ya untuk ruangannya".

"baik pak, terimakasih".

"sama-sama mbak".

Saat mereka berjalan menuju resepsionis langkah mereka terhenti karena seseorang.

"kalian calon anak PKL yang ada janji sama pak Robert?".

"iya Bu".

"oke, kalian bisa ikut saya".

"baik Bu".

Ketiganya ikut bersama perempuan muda dengan ID card bernama Jingga Dikala Senja, nama yang unik pikir ketiga siswi SMK itu.

"oh iya perkenalkan nama saya Jingga".

"salam kenal Bu Jingga, perkenalkan saya Arista" Arista berujar.

"saya Gita Bu".

"saya Maya Bu".

Jingga mengangguk ramah "nanti kalian ketemu sama Robert ya, tenang aja dia baik kok".

"hehe iya Bu, jangan galak-galak kan bukan ospek" seloroh Maya.

"haha tenang aja, dia baik kok".

"iya Bu".

Keempatnya keluar dari lift yang membawa mereka kelantai lima dimana sepertinya ruangan HR berada. Jingga mengetuk pintu sekali sebelum masuk kedalam ruangan.

"kalian tunggu dulu disini ya".

"baik Bu".

Jingga lalu masuk kedalam ruangan Robert yang akan menjadi ruangan interview ketiga gadis SMK itu "Bert udah ada tuh anak-anaknya".

"iya Ga, nanti gue lagi kirim email dulu".

Di depan ruangan Robert.

"si ibu yang tadi namnaya unik banget deh".

"gue juga salpok sama namanya" ucap Maya pelan.

"Jingga Dikala Senja, wkwkwk Bulan dikala malam".

"Hush malah rumpi" peringat Arista.

"lucu tau Ris".

"kayak nama loe gak unik aja Git".

"Gita Indah Namanya wkwkw iya tau kok nama loe juga unik".

"diem ah" Gita ini sering sekali kesal setiap kali ada yang meledek namanya.

"emak bapak loe lagi kesambet apa ya pas ngasih nama".

"ledek aja terus May".

"lucu abisan".

"salahin kakek gue kenapa ngasih nama bapak gue Permadi Namanya".

"gokil kakeknya si Gita, iyakan May".

"keren sihh, loe bisa ikutan nama-nama unik dari challenge toktok".

"gak minat".

"serah".

Mereka serentak diam saat pintu ruangan dibuka dan keluarlah Jingga dari ruangan.

"nanti nama kalian dipanggil satu-satu ya".

"gak barengan aja Bu?" tanya Maya.

"kalo barengan bukan interview dong namanya, itu namanya kerja kelompok".

"ah bisa aja nih si Ibu".

Jingga mengulas senyum "santai aja, kalo gugup minum. Bawa minum kan?".

"bawa nih bu di tupperware emak".

"tiati ilang, bisa dicoret dari kartu keluarga".

"udah pernah Bu, ternyata mamah saya lebih sayang tupperwarenya dibanding saya" ucap Maya.

"nah kan, hahaha semua emak-emak tuh sama aja ternyata".

"ibu juga kayak gitu?".

Jingga mengangguk, kenapa ke empat orang itu seperti teman akrab yang sudah saling kenal lama padahal baru hari ini mereka bertemu.

"tupperware itu kasta tertinggi bagi emak-emak" ucap Arista.

"lho emak lho yang lemah lembut itu bisa marah juga Ris gara-gara tupperware?".

"bisa, mana serem banget".

"wah gak habis pikir".

"udah-udah kita tutup dulu pembahasan emak-emak itu ya, saya harus balik kerja kalian semangat ya semoga lolos".

"iya Bu, terimakasih banyak".

"sama-sama. Saya tinggal yah".

"iya Bu baik".

Jingga lalu berlalu dari ketiga anak SMK itu.

"Bu Jingga~" panggil Maya.

Sontak Jingga menoleh "ya?".

Maya tersenyum "nama bu Jingga bagus, Jingga Dikala Senja. Ala-ala anak Coffeshop yang demen liat Senja".

Jingga tertawa kecil "hebat kan orang tua saya?".

Maya mengacungkan dua jempolnya "nama Jingga cantik, sama kayak Ibu".

"yeee malah gembel" omel Gita.

"sirik aja loe".

"haha makasih loh eum Maya".

"loh kok tau".

"saya gak salah nama kan?".

Maya menggeleng "itu nama saya kok Bu".

"makasih Maya buat pujiannya".

Maya jadi salah tingkah sendiri.

Anjir suhu banget temen gue buat ambil hati.

Kelas banget si Maya bisa deketin senior.







PKL?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang