Langit Biru Pagi Itu

8 1 0
                                    

Kriing...kringg........ Kring.Sudah ke tiga kali nya alarm itu berbunyi,menandakan hari telah pagi. Suara Kokok ayam menambah suasana tentram dan damai di pagi itu , namun hal itu tidak mengusik apa yang dilakukan gadis cantik di tempat tidurnya yang masih tertidur lelap.
Ah dia lembur mengerjakan tugasnya semalam. Dia Naila gadis cantik yang duduk di semester 7 tahun ini memang sering sekali terlihat tidur terlalu larut atau bahkan tidak tidur malam sudah menjadj makanan sehari harinya.
Sampai pagi itu pintu di ketuk keras oleh seseorang
"Bangun kamu tidak kuliah hari ini" suara itu membuat Naila sontak terbangun karena itu pasti suara kakaknya yang selalu pulang seminggu sekali kerumahnya setelah mengurus perusahan keluarganya.
Naila membuka pintunya dengan wajah mengantuk
"kakak, bisa pelan pelan tidak aku lelah sunguh"
"Apa begitu saja lelah ayo bangun sudah ku siapkan sarapan"sahut pria itu lagi
"Kakak aku ijin untuk pagi ini" Naila memasang pupe eyes ya
"tidak cepat mandi akan ku antar nanti" sahut sang kakak tegas dan kembali ke dapur.
Kaliini Naila pasrah karena dia tidak berani membantah perintah kakak kesayangan itu.
Kevin pemuda tampan itu melanjutkan masaknya sambil menunggu saudarinya selesai mandi. Usianya masih muda namun ia sudah menjadi wakil CEO di perusahaan milik ayahnya.
Peraih nilai terbaik di kelulusan 2 tahun yang lagi membuatnya juga mendapat beasiswa untuk melanjutkan S3 nya di luar negeri.
"Pagi kakak" sapa Naila malam
"Pagi ayo sarapan dulu" sahut Kevin sambil menyimpan sarapannya, lalu dia tidak sengaja melihat muka murung adik tercintanya."Ada apa sayang ? Ada masalah ? Tanya Kevin lembut.
"Aku capek kak, hari ini saja aku mau ijin untuk tidak kuliah aku mohon"sahut Naila sambil menangis pelan
"Hm, bailklah untuk hari ini habiskan makananmu"Sahut kevin lembut lalu kita akan keluar sebentar akan ku ceritkan banyak hal untukmu.
Gadis itu hanya tersneyum dan mengangguk pelan menuruti perintah kakaknya sambil terus menyuapi makanan ke mulutnya.
Kevin dengan sabar menunggu adik kesayangan itu menyelesaikan sarapannya sambil beberapa kali mengecek data data perusahaan, lalu menghela pelan pelan nafasnya
"Ada apa ? Tanya Naila khawatir
"Tidak hanya ada beberapa masalah bisa ku selesaikan tidak perlu khawatir" sahut sang kakak lembut pada Naila.

Angin pagi kembali masuk ke nadi Naila ketika ia membuka rolingdor di balkonnya lalu menatap kembali sang kakak yang sendari tadi sibuk mengotak atik bendah pipih di tanganya. Menyadari hal itu Naira mengurungkan niatnya untuk bertanya pada kakaknya sambil terus memandang ke arah langit
*ah kapan aku bisa naik helikopter" guman Naila pelan sambil terus memandang langit dengan sangat lama.
"Aku bisa"sahut kevin sambil memeluk adiknua dari belakang
"Apa kakak bercanda ? Ini helikopter kak bukan mainan pesawat pesawatan yang serong papa belikn dulu" jawab Naila kesal karena dia pikir kakaknya hanya bercanda.
"Aku serius aku bisa melakukanya, kamu mau kita keliling naik helikopter" kevin tertawa dengan lembut.
"Mau kapan kita akan naik helikopter itu kakak ?" Sahut Naila penasaran.
"Sore ini pun bisa kalau kamu, atau kapan kamu punya waktu luang nanti kakak luangkan waktu untukmu " jawab kevin lembut.

Naila terus menantap langit biru pagi itu di iringi suara mesin mesin kendaran yang lalu lalang di tengah pusat kota. Pagi itu kotanya begitu indah. Banyak hal yang seolah ingin langit jelaskan pagi itu , seolah langit biru itu bercerita ia sangat bahagia hari itu. Suara kicauan burung menambah kesan indah di pagi itu, di tambah sang menatari yang bersinar terang pagi itu seolah menyambut para masyarakat yang lalu lalang menjalankan aktivitasnya masing masing. Ada yang ke ke kantor , sekolah atau sekedar jalan jalan di pagi itu.
Naila terus melamun menatap para anak yang lewat bersama kedua orang tuanya hal itu di sadari kevin yang mendekati dengan lembut.
"Kenapa masih melamun terus ,kakak membuat kesalahan" Tanya kevin lembut yang tidak di tangapi Naila.
"Nai" kevin menepuk pelan pundak Naila yang mulai menangis dan memeluk kevin dengan erat, kevin memeluk Naila dengan dan membelai rambut Naila dengan lembut.
"Ada apa hm, ada yang membuatmu terusik pagi ini" tanya kevin kembali dengan lembut.
"Aku rindu papa mama kak, aku rindu mereka, aku iri dengan teman temenku yang selalu di temani mereka di setiap proses perjalananya" isak Naila di dada sang kakak
Kevin membiarkan Naila menangis sampai dia kembali tenang sambil menyusun beberapa jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan adiknya itu.
"Aku iri kak aku iri pada mereka yany orang tuanya selalu ada di samping mereka sedangkan aku selalu sendiri di rumah ini papa dan mama selalu sibuk dengan bisnisnya"Naila kembali menangis lagi sambil memeluk sang kakak.
"Sudah nangisnya sekarang ayo duduk "kevin dengan lembut mengajak duduk Naila dan mengusap lembut air mata uang jatuh di wajah Naila.
"Nai dengarkan kakak, kakak minta maaf kalau kakak ngak punya banyak waktu untuk kamu, kakak papa dan mama terlalu sibuk tanpa sempat memperhatikan kamu" kevin berkata lirih dengan rasa bersalah.
" Kak, maaf tolong maafin aku,jangan menangis aku mohon jangan menangis"sahut Naila lirih
"Tidak Nai aku tidak menangis tapi kau pernah lihat papa atau mama memegang hp atau pekerjaanya di rumah, atau mereka membawa suasana pekerjaan yang tidak baik ke rumah " tanya Kevin lembut
"Tidak, kak, papa mama selalu 100 % waktunya untuk keluarga di rumah tidak pernah sedikitpun masalah kantor di bawanya kerumahnya" jawab Naila dengan yakin.
" Lalu apa kamu mendengar keluar temanmu yang sering bertengar saat mereka semua adawaktu bersama" tanya kevin lagi
"Sering kak, tapi kenapa kakak tanya seperti itu apa hubungannya denga ini aku hanya ingin mereka lebih punya banyak waktu untuk kita", sahut Naila bingung .

"Nai, hidup ngak selalu sesuai dengan apa yang kamu inginkan terkadang takdir memang sedikit menyakitkan, tetapi jangan pernah membandingkn hidupmu dengan kehidupan orang lain kita hanya melihat dari cover mereka tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya, belajarlah menerima apa yang sudah di takdirkan untukmu, papa dan mama pasti ingin selalu ada waktu untuk kita lagi pula mereka tidak lupa selalu menelpone kita setiap hari bukan,tidak penting berapa banyak waktu untuk kita bersama tapi seberapa berkualitas ketika kita bisa bersama "Jawab kevin dengan suara sangat lembut dan mengusap lembut kepala adik kesayanganya

Naila kembali terdiam mencerna perkatakan kevin cukup lama, hingga pada akhirnya dia sadar bahwa dia hanya kurang bersyukur dengan apa yang sudah dia miliki dan menerima segala apa yang telah di takdirkan Tuhan. Pagi itu kedua kakak beradik ini kembali menikmati indahnya langit biru, menikmati segelas teh hangat sambil terus melanjukan banyak rangkaian cerita dari kevin yang kembali membuka banyak banyak hal yang belum Naila ketahui.
Kevin tetap masih melanjutkan membaca bukunya sambil terus menjelaskan apapun yang ingin di ketahui adik tercintanya itu.

BEAUTIFUL DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang