"Lo udah masuk terlalu dalam ke kehidupan gue dan dengan lo ninggalin gue bakalan bikin gue mati Lang. Mati."
-Fina
🍂"Di pecat?"
Andre yang saat ini sedang berhadapan dengan Fina menganggukkan kepalanya singkat.
"Saya ada salah pak?" Tanya Fina.
"Gak ada, tapi saya hanya ingin memecat kamu." Andre mengambil amplop menyodorkannya. "Ini pesangon kamu saya lebihkan sedikit. Terimakasih telah bekerja dengan jujur disini."
Kenapa? Kenapa kemalangan selalu datang pada hidupnya? Ia mendongak berusaha menahan air mata yang sebentar lagi akan melaju deras. Dengan tangan gemetar dia mengambil amplop. "Kalau ini karna Sesil betapa menyedihkan nya anda pak yang tak bisa bersikap profesional dalam bekerja."
Setelahnya ia langsung keluar tanpa menunggu balasan Andre. Alin yang sedari tadi cemas sudah menunggunya di bawah.
"Fin lo NANGIS?"
Fina langsung memeluk Alin, beruntung cafe saat ini sedang sepi. "Pak Andre bilang apa sampai lo nangis gini?"
"Gue di pecat Lin."
"Hah?"
Alin menariknya keluar agar pembicaraan mereka tak di dengar oleh orang lain. "Kenapa bisa? Bukannya karna lo nyanyi disini makanya cafe tambah ramai."
"Sesil." Ucap Fina yang entah mengapa langsung dimengerti oleh Alin.
"Tuh setan makin menjadi-jadi aja gue liat. Tenang biar gue labrak tuh setan."
Fina sontak menggeleng membuat Alin menatapnya sengit. "Please deh jangan bertingkah baik mulu sama dia Fin, liat kan sekarang karna dia lo kehilangan pekerjaan padahal dia tau kondisi lo sendiri gimana."
Iya dia tau bahkan sangat tau kenapa Sesil sampai meminta Andre untuk memecatnya tapi Fina tak ingin terlalu terburu-buru untuk mengambil keputusan.
"Udah dia urusan gue Lin, gue bakal cari waktu buat ngomongin ini ke dia. Gue bakal kangen lo banget pastinya." Ujar Fina kembali memeluk Alin.
"Gue juga bakalan kangen, kangen denger lo nyanyi sampai gue nangis."
Fina tertawa melepaskan pelukannya begitupun dengan Alin. "Yaudah kalau gitu gue balik dulu ya."
"Eh tunggu dulu, lo udah bilang David belum?"
Uuhh ia lupa, David pasti marah nantinya pada Andre atau Sesil. "Gampang sih itu. Ntar kalau lo di tanyain bilang aja gue izin."
"Yaudah lo hati-hati ini udah malam."
"Iya Alin."
***
"Ahhh ahh."
Di kamar yang luas ini sepasang kekasih sedang melepaskan hasrat mereka masing-masing.
"Keluarin bareng Sil."
"Ahhhh akhhh uuh."
Desah Sesil panjang saat mereka mencapai puncaknya. Ia langsung berbaring lemas membuat pria tersebut terkekeh pelan.
"Om udah pecat dia kan?" Tanyanya.
Ya pria yang sudah dia puaskan tersebut adalah Andre. "Sesuai dengan yang kamu mau."
Sesil tersenyum lebar membayangkan betapa sengsaranya Fina sekarang, siapa suruh melawan dirinya.
"Ahhh." Desahnya saat tangan Andre sudah bermain di area intimnya.
"Sesuai perjanjian kita kalau kamu akan melayani om kapanpun om mau jika dia berhasil om pecat kan?"
Sesil langsung mengangguk bagaimanapun Andre itu masih bisa di bilang tampan dan jangan lupakan miliknya yang sangat besar membuatnya puas bukan main.
***
Elang:
Buka jendela nya.Fina melangkah terburu-buru membuka jendela nya berharap bahwa ini bukanlah halusinasinya. Elang langsung masuk dan menguncinya kembali karna Fina hanya diam melihatnya.
"Baby girl?"
Fina menangis membuatnya cemas. "Fin lo kenapa?"
"Kenapa lo tanya?" Lirih Fina.
Elang maju memeluknya membuat ia langsung menangis keras. "Maaf."
Setelah hampir sepuluh menit lamanya, Fina baru berhenti menangis. Mereka duduk di ujung kasur dengan genggaman kuat olehnya.
"Maaf." Ujar Elang kembali menatapnya sendu. Gadisnya begitu tersiksa setelah bertemu dengannya.
"Untuk yang mana lagi?" Tanya Fina dengan suara sumbang.
"Segalanya. Maafin gue karna bikin lo kacau, maafin gue karna bikin lo tersiksa begini. Harusnya gue gak ganggu hidup lo Fin, harusnya gue biarin lo bahagia saat lo belum mengenal gue."
"Apa lo sekarang bisa kembaliin hidup gue yang dulu Lang?"
"Apa gue pergi dari hidup lo bakal bikin lo sedikit bahagia?"
Jujur Elang sangat takut dengan jawaban Fina, bagaimana jika gadisnya mengatakan ya. Sumpah demi apapun dia tidak sanggup jika harus meninggalkannya.
Fina kembali menangis menatap Elang. "Lo udah masuk terlalu dalam ke kehidupan gue dan dengan lo ninggalin gue bakalan bikin gue mati Lang. Mati."
"Gue gak bakalan ninggalin lo, gak bakal."
Fina hanya diam membuat Elang memeluknya kembali. "Tunggu gue buat selesaiin masalah kita. Lo cukup percaya gue."
Fina hanya ingin untuk saat ini saja mempercayai semua perkataan Elang, untuk di tepati atau tidak dia akan pikirkan lagi esoknya. Ia mengangguk membuat Elang menarik senyumnya mendekati wajahnya dan menyatukan bibir mereka berdua.
"Lo cuman milik gue Fina."
***
Maaf part ini emang pendek soalnya kehabisan ide 😕
KAMU SEDANG MEMBACA
ME OR US
RomansaAREA 🔞 YANG BOCIL HARAP MENJAUH. TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, PEMBACA DI HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. *** "YANG HARUS LO LAKUIN ITU TANGGUNGJAWAB BRENGSEK!" *** *start 14 Februari 2023