Balapan

300 48 3
                                    


Sasuke bernapas lega. Karena keluarganya sudah mau menerima Saku tuk tinggal di rumahnya. Sasuke juga bersyukur ia tidak diusir dari rumah.

Akan tetapi…

"Sasuke, rawat Sakura dengan benar ya, Ibu mau menemani ayahmu bekerja di luar negeri. Nanti ibu bakal sering menghubungimu." Mikoto menarik koper dan menggamit lengan suaminya penuh cinta. Fugaku sendiri tampak tidak peduli dan tidak mau mengatakan apapun.

"Pergi ke luar negeri lagi? Tapi mom, masa gua yang ngurus Saku sendirian?" Padahal tadinya Sasuke berpikir hidupnya akan kembali seperti semula. Karena ibunya yang kelihatan suka dengan Sakura akan menggantikannya mengurusi Sakura. Dan saat itu Sasuke berpikir ia akan bebas. Sekolah dan bolos, nongkrongan secara diam-diam, juga balapan motor bersama genknya.

Mikoto tersenyum. "Yang memutuskan mengurus Sakura kan kamu, sayang. Ibu memang suka dengan anak perempuan tapi ibu terlalu sibuk. Kamu tenang saja. Nanti kalau butuh apa-apa, biar ibu kirimin secepatnya."

"Bukan itu tapi –" Sasuke menghentikan ucapannya ketika melihat Itachi keluar kamar dengan sebuah koper besar. "Lu juga mau pergi bang?!"

Itachi mengangguk. "Iya dedekku. Abangmu ini bukan seorang pengangguran. Gua juga punya banyak kerjaan."

Sasuke ternganga. Mungkin memang keluarganya mau menerima Saku sebagai bagian dari keluarga mereka, tapi tampaknya mereka tak ingin direpotkan mengurusi Sakura dengan dalih pekerjaan.

Itachi menepuk bahu Sasuke sambil menyeringai senang. "Cie adik gua udah jadi ayah. Single dady, awkwkwk."

"Asu," umpat Sasuke kepengin nampol kakaknya yang suka gaje. Sayangnya Itachi udah keburu kabur.
..
.

Sasuke tetap berangkat sekolah, Itachi bilang suruh titip Sakura ke daycare saja tiap Sasuke pergi ke sekolah. Sasuke ngeiyain. Untungnya tempat penitipan anak tersebut dekat dengan rumah, jadi Sasuke gak perlu keluar ongkos transport.

"Sas, malem ini mo ikut balapan?" tanya Naruto di sore hari setelah bel pulang sekolah berbunyi.

Sasuke mengangguk dengan semangat. Dia seperti melupakan sesuatu. Membuat Naruto akhirnya ngingetin dan bilang, "Hmm, itu, Sakura mau lu ajak balapan juga?"

"Eh, iya anjir lupa," kata Sasuke baru inget punya dedek bayi yang ia titipkan di daycare.

Sasuke yang pengen banget ngikut balapan pada akhirnya membawa Sakura juga ke tempat balapan di adakan. Hal itu membuat teman-teman lainnya yang liatin terbengong.

"Gak salah lu, bro?" ucap Neji melongo melihat Sasuke bawa bocah bayi digendongnya. Malam ini lawan tandingnya adalah Neji dari sekolah sebelah.

"Gak. Ngapa emang?" balas Sasuke malah balik nanya. Sakura digendongnya tampak senang. Bertepuk tangan melihat teman-teman Sasuke sambil cekikikan, seolah menikmati sekelilingnya.

"Itu anak lo sama siapa, Sas?" Kali ini Kiba yang bertanya.

"Bac*tlah. Ayuk buruan mulai!" kata Sasuke gak suka basa basi. Sebelum menaiki motornya, Sasuke menyerahkan Sakura pada Karin yang jadi penonton.

Karin menerimanya dengan senang hati. Perempuan centil itu menoleh ke arah Kiba. "Heh, njing. Ini anak gua sama Sasuke tahu."

"Hah?" Kiba tampak kebingungan.

Sementara itu Sakura yang awalnya happy digendongan Sasuke, begitu beralih digendongnya Karin langsung terdiam. Kemudian mencakar wajah Karin sambil menangis heboh. Karin kelabakan.

Dan Kiba malah tertawa ngakak. "Yahahah, kayaknya itu bukan anak Lo deh."

Naruto yang ada didekat Karin pun mengambil alih Sakura. Akan tetapi Sakura masih saja menjerit menangis. Giliran wajah bercodet Naruto yang dicakari. Walhasil codet Naruto pun bertambah. :V

Seorang perempuan lain yang diketahui pacarnya Naruto menghampiri. Namanya Hinata.
"Naruto, sini biar aku saja yang gendong," kata Hinata dengan suara lembutnya ingin membantu sang gebetan.

Langsung saja Naruto memberikan Sakura pada Hinata. Dan Sakura masih nangis.

Melihat hal itu, Sasuke berdecak kesal. Dia turun dari motornya tuk menghampiri Hinata.

Seperti tahu ayahnya mendekat, Sakura mengulurkan tangannya ingin digendong Sasuke. Tangisannya pun seketika berhenti begitu Sasuke menggendongnya.

"Masa kalian gak bisa nenangin bayi sih, goblok. Kalian kan cewek," kata Sasuke pedas pada Karin dan Hinata yang tampak menunduk sakit hati. Untung ada Naruto dan Suigetsu yang menenangkan kedua gadis tersebut.

Padahal mah emang Sakuranya aja yang gak mau digendong orang lain selain Sasuke.

"Yah, trus gimana nih. Jadi gak balapannya?" tanya Neji menguap bete melihat pertandingannya gak dimulai-mulai hanya karena bayi.

"Jadilah!" Sasuke menaiki motor sambil tetap menggendong Sakura. Kemudian menyuruh Juugo mengambilkan sebuah kain panjang. Setelah kainnya didapatkan, Sasuke mengikatnya di tubuhnya sendiri bersama Sakura supaya Sakura gak jatuh saat ia mengendarai motor.

Orang-orang yang ada di sana untuk kedua kalinya ternganga melihat Sasuke.

"Yang bener aja lu, Sas? Sakura mau dibawa balapan juga?" Naruto cengo.

"Bodo. Buruan dah mulai!" Sasuke udah bersiap di atas motornya.

"Serah elu." Neji memasang helmnya dan balapan pun dimulai.

Bukannya ketakutan, Sakura di pelukan Sasuke terlihat lebih happy. Sasuke pun jadi tambah semangat. Melajukan motornya lebih cepat. Keberadaan Sakura digendongnya tak memberikan beban sama sekali.

.
.
.


Baby SakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang