Chapter 28

139 22 11
                                    

Saat sekarang...

Latvia, pukul 15.00

Rasanya ketenangan menyambut ketika baru saja keluar dari gate bandara, Blue melirik Alcace dan raut wajah pria itu mencerminkan hal yang sama.

Alcace mengedarkan pandangannya lalu menunjuk ke salah satu kerumunan. "Itu Wasa." Ucapnya ketus.

Blue melirik pria itu lagi, tidak mengerti.

"Kamu tidak bilang Erbintara ada disini." Ujar Alcace datar.

Mata Blue berpaling ke tempat yang di tunjuk Alcace dan benar Erbi ada disana bersama Wasa.

"Kamu tidak tanya." Blue menyahut lalu berjalan mendahului pria itu.

Alcace mengekor sambil menggeret koper dengan perasaan mendongkol, senyuman Wasa yang ceria di barengi lambaian tangan semangat tidak melunturkan raut masamnya.

Sedang Erbi, biasa saja pada kesinisan Alcace. Kedua tangannya ada dalam saku celana,  berdiri kaku di samping Wasa yang kegirangan, hanya memperhatikan Alcace dan Blue dengan tenang.

Dengan tidak sabar Wasa menghampiri Blue dan mengambil koper gadis itu.

"Koperku tidak dibawakan?" Tanya Alcace.

"Bawa sendiri." Sahut Wasa singkat.

Alcace mencibir, lalu menatap Erbi, "kamu disini?" Tanyanya.

Erbi menatap Alcace dengan dalam, seolah di matanya penuh sirat hingga Alcace risi, dia kembali menggeser tubuhnya ke arah Blue lalu berbisik  ke telinga gadis tersebut.

"Erbintara kenapa yah?"

Blue menyikut pinggang pria itu, dia benar-benar cerewet.

Giliran Blue melihati Erbi dan dia terhenyak karena ternyata pria tersebut sedang memperhatikannya. Tapi, dengan tatapan yang belum pernah ia dapatkan dari Erbi sebelumnya.

Blue tertegun.

Penilaian

Sungguh, pria itu seolah sedang menilainya.

Tapi kenapa?

"Blue, ayo, saya parkir mobilnya di depan sana."  Wasa menunjuk ke halaman parkiran bandara.

Dia membuyarkan lamunan gadis itu. Blue mendongak dan ternyata Erbi sudah berjalan duluan ke pintu keluar.

"Ayo." Alcace mengulurkan tangannya.

Blue meraih uluran tersebut lalu keduanya berjalan beriringan, sedang Wasa tertinggal di belakang dengan ekspresi jengah.

....

Awalnya Alcace maupun Blue mengira mereka akan ke salah satu hotel di kota Riga tapi setelah meninggalkan bandara Wasa malah mengemudikan mobil ke arah yang berlawanan.

"Kota Riga ke arah sana." Alcace memberitahu setelah melihat papan penunjuk.

"Tujuan kita ke Cesis. Kota itu benar-benar sejuk, kami sudah menyewa vila untuk kalian tempati disana."

"Tapi sungai Riga..." Sejak tadi Blue yang lebih banyak diam akhirnya bersuara.

"Tenang saja, jika kalian ingin jalan-jalan ke Riga kita bisa menyisihkan waktu untuk travel ke kota itu." Ujar Wasa optimis.

Blue masih diam sebelum akhirnya berdeham setuju, dia mendongak pelan ke arah Alcace ketika pria itu meraih tangannya, menggenggamnya dengan lembut.

"Jangan khawatir, kita percayakan saja semuanya pada Wasa dan Erbi." Ujarnya.

TemporeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang