Happy reading
.
.
.
.
.
🚭🚭🚭"Kau harus makan yang banyak, biar tubuhmu juga bulat dan bukan hanya pipimu yang saja bulat, memikirkannya saja bisa membuat kakak bisa membayangkan betapa menggemaskannya dirimu," kata Sofia dengan penuh semangat dan antusias membayangkan jika tubuh adiknya akan menjadi bulat dan empuk, pipi yang memantul, mata sayu, hidung memerah, dan bibir yang mengerucut tengah berlari memeluk nya, betapa membahagiakannya jika itu terjadi, pikir Sofia antusias sembari menyuapkan potongan sandwich terakhir pada adik kecilnya,
Ardan yang mendengar hal itu hanya terdiam dengan pipi dan telinga yang memerah, Sofia yang melihatnya tak bisa menahan tawa nya, bagaimana bisa adik kecilnya menjadi begitu menggemaskan saat malu? Pikir Sofia yang tertegun dengan pandangan berbinar pada Ardan, sedangkan Ardan sibuk mengumpat dalam hati, bangsat, kalo aja yang Lo omongin nggak bener udah gue hajar lu setan, enak banget cocot Lo ngomong badan gue kecil? Ya walau tubuh gue yang sekarang kecil, tapi ini kan bukan tubuh gue, nggak tau aja kalo badan gue dulu lebih bagus dari badan Abang sok cool Lo, pikir Ardan dengan pipi yang semakin memerah menahan segala amarah dan umpatan agar tak keluar dari mulut polos tubuh barunya.
ngomong ngomong bagaimana keadaan ketiga sahabatnya disana ya? apakah mereka baik baik saja, andai saja saat itu ia menuruti perkataan Arsen parti ia tak akan mati dan masuk kedalam novel ini, tapi nasi sudah menjadi bubur, semua penyesalannya sudah tak ada gunanya, hiks padahal ia sudah merencanakan kejutan untuk Arsen yang saat itu akan berulang tahun beberapa hari lagi, bahkan ia sudah memesan kue untuk hari itu dan menyiapkan hadiah untuk Arsen, hiks ia bahkan memesan kue tiramisu, kue kesukaannya dan Arsen, gagal sudah memakan kue itu bersama hiks
"hei, kamu kenapa? apa yang mengganggu pikiranmu? katakan pada kakak," tanya Sofia khawatir pada adik manisnya yang tiba tiba diam termenung,
"ah, tidak kak, Ardan hanya berpikir, bukankah pagi pagi seperti ini enak jika makan kue tiramisu ditemani kopi hangat," ujar Ardan yang tersadar dan berkata dengan mata berbinar dan wajah seperti tengah membayangkan sesuatu yang lezat, membuat nya terlihat menggemaskan membuat Sofia segera mengecup kedua pipi Ardan dengan gemas,
"ide mu bagus juga adik manis, jadi ayo kita pesan kue tiramisu, tapi anak kecil tidak boleh minum kopi, jadi kakak akan membuatkan mu susu," kata Sofia sembari menggendong Ardan, setelah menghabiskan sandwich sebagai sarapan Ardan, ia merasa begitu antusias karna kakaknya Bryan pergi kekantor dan adiknya Rey ke sekolah membuat ia bisa seharian bersama adik manis nya ini, sedangkan kedua orang tua mereka tentu saja pergi ke kantor bersama kakaknya
"kakak tidak sekolah?," tanya Ardan berharap Sofia akan pergi dan ia bisa terbebas darinya, namun gelengan dari Sofia membuat harapan Ardan pupus,
"tidak, kakak hari ini bolos khusus untuk menemanimu seharian, jadi tenang saja okey," tanang bagaimana anjing? justru kaulah yang membuat ketenangan ku hilang bangsat, kau tau? batin Ardan misuh misuh dalam hatinya
huh
untuk kesekian kalinya Ardan menghela nafas, ia merasa bosan, sudah lima jam lebih ia duduk dan tiduran disofa dengan serial kartun yang menemaninya, ia sungguh sangat sangat bosan, dulu memang ia seharian hanya bekerja dan bermalas malasan, namun ditemani dengan keramaian ketiga sahabat cerewet nya, bukan keheningan seperti ini, Sofia, perempuan yang katanya akan menemaninya seharian itu justru kini tertidur dengan lelap di sofa sebrang meja, huh dasar bullshit
"huh, baru dua hari gue disini tpi udah kerasa sesepi itu tanpa kalian para bestod jahanam gue, hiks, kalian pasti seneng kan gue mati, jadi makanan stok bulanan lu pada nggak akan habis dalam satu Minggu gara gara gue, yakan? hiks, gue bagaikan remahan rengginang tanpa kalian hiks, gue kangen berat anjrot," ujar Ardan dramatis sembari menaikan kakinya disandaran sofa dan mengayunkannya brutan hingga kepalanya tergantung didepan sofa, hiks srot gue kangen kalian anjim, batin Ardan nelangsa
"masak gue beneran udah mati sih? cepet banget anjai, padahal gue udah ada niatan buat pake kolor merah cabe si rapli yang baru dibeli dari toserba, gue garela tu kolor bukan gue yang pertama pake, bahkan kaos gambar dugong yang dibeliin reno belum sempet gue pake, hiks gue garela" curhat Ardan sembari menendang nendang udara,
"heh, kamu ngapain sih? nanti kalo kamu merosot trus kepala kamu kejedot gimana?" pekik Rey yang baru pulang dari lombanya justru disambut dengan adik kecilnya yang rebahan dengan posisi jungkir balik,
"nggak usah aneh aneh ah, bangun" ujar Rey khawatir sembari membatu adiknya bangun dari posisi itu, dih, lu nggak asih bat njing, sinis Ardan dalam hati
"heh sopi, bangun, napa lu biarin adik gue gelantungan kayak gitu hah?" cerocos Rey yang berjalan mendekat kearah Sofi yang baru terbangun dan berusaha mengumpulkan nyawanya,
"sopa sopi sopa sopi, siapa yang ngajarin hah? kakak aduin ke Daddy, disembelih kamu nanti," sarkas Sofia menarik telinga Rey
"duh duh, sakit, sopi anjing, lepasin" pekik Rey yang terkena serangan tiba tiba
"heh, malah makin jadi ni anak, panggil yang bener" pinta Sofia mengeraskan jewerannya membuat Rey berteriak
"akh, iya iya lepasin dulu bangs Aaaa iya iya ih, kak Sofi yang baik lepasin ya," telinganya yang semakin ditarik membuat Rey terpaksa mengalah untuk kali ini, tapi tidak untuk lain kali,
🚭🚭🚭
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Boy
FantasyTentang seorang pemuda broken home yang jiwanya nyasar ke tubuh remaja yatim piatu yang tinggal dirumah bobrok pinggiran kota, bagaimanakah jadinya jika seorang berandalan memasuki tubuh adik laki laki dari protagonis novel yang pernah di baca nya? ...