⚘ᴾᵒᵗᵒⁿᵍᵃⁿ ᶜᵉʳⁱᵗᵃ ˡᵃˡᵘ

29 17 11
                                    

Langit senja sudah tiba dalam penghujung waktu. Fana merah jambu, terlihat sendu. Mega yang berwarna jingga kini tampak menghiasi langit. Dan angin menyampaikan harmoni indah nya dengan sangat merdu nya.

Kini terdapat puluhan orang, menyampaikan belasungkawa nya di tanah tempat peristirahatan terakhir seseorang.

Dengan pakaian serba hitam, mereka datang. Menunjukkan rasa turut berduka cita nya pada keluarga yang di tinggalkan.

"Vano." Panggil Aksa dan Renjana bersamaan.

Vano menoleh, menampilkan tatapan mata nya yang terlihat sendu. Telinga, pipi, dan hidung nya terlihat memerah.

Aksa dan Renjana tentu tahu, itu artinya sahabat manis nya ini baru saja menangis.

Aksa tahu rasanya di tinggal orang tersayang, Renjana juga sangat mengerti bagaimana rasanya di tinggal ayahanda. Sebab, Renjana juga pernah merasakannya.

"Gue kaget denger kabar ini, Van," kata Aksa sambil menunduk. Renjana juga terlihat demikian.

"Semoga beliau tinggal di tempat tinggal yang lebih tinggi. Gue turut berduka atas kepergiannya." Ucap Aksa seraya memeluk Vano yang terlihat ingin menangis lagi.

Vano mengangguk sembari melepas pelukan Aksa,

"Tuhan pasti mendengar doa ini." Kata nya dengan mantap.

"Gue turut berbelasungkawa atas meninggalnya om Vino," Renjana menepuk pundak Vino untuk menyalurkan kekuatan.

"Semoga beliau tenang di alam sana." Ucap Renjana dengan tatapan mata teduhnya.

Vano tersenyum, ia mengucapkan terima kasih banyak karena mereka berdua menyempatkan diri untuk datang di pemakaman ayahanda nya.

✗✗✗

Kini, langit perlahan menggelap. Mega hitam sudah terlihat, dan bulan telah tiba untuk menampakkan eksistensinya pada dunia.

Puluhan orang sudah sedari tadi pergi meninggalkan tanah pemakaman. Hanya tersisa tiga orang sahabat yang berdiri di sebelah makam ayahanda dari salah satu dari ketiganya.

Vano menangis dalam diam menatap makam sang ayahanda. Bibirnya terlihat bergetar, perlahan tapi pasti ia mendekat ke makam sang ayah.

Ia menatap sendu sembari tangannya mengelus nisan yang bertuliskan nama ayah nya.

"Ayah berbahagialah bersama Bapa Sorgawi. Ayah tenang saja, Tuhan Yesus pasti akan selalu menjagaku." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Aksa dan Renjana ikut tersenyum mendengarnya. Mereka yakin, Vano bisa melalui semua ini dengan keyakinannya.

✗✗✗

Aksa berbaring di pulau kapuk nya yang terlihat nyaman. Menerawang jauh beberapa peristiwa yang dia alami akhir akhir ini.

Aksa khawatir pada Vano. Ia pasti sedang sangat kesepian sekarang. Ketika om Vino masih ada saja Vano selalu merasa kesepian, apalagi sekarang ketika om Vino sudah tiada.


Ketika sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, terdengar bunyi notifikasi dari ponsel milik Aksa.

Aksa menoleh, tatapannya tertuju pada ponsel nya. Dahi nya mengernyit bingung. Pasalnya tertera dengan jelas sekali siapa pengirim pesan tersebut.

Aksara? Aksa memutuskan untuk mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas. Membaca pesan apa yang dikirimkan oleh si gadis manis.

Ah di kirain kenapa, ternyata cuma gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah di kirain kenapa, ternyata cuma gini.

Jari lentik nya bergerak dengan cepat untuk membalas pesan dari Aksara.

Oke cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke cukup. Ayo tidur sekarang Aksa!

Baru saja Aksa ingin beranjak tidur, terdengar bunyi notifikasi untuk kedua kali dari ponsel nya.

Aksa tersenyum tipis membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa tersenyum tipis membacanya.

Dia berpikir, ternyata bahasa Indonesia yang baku kerasa lebih estetik estetik gitu ya. Vibes nya kerasa jaman dulu banget.

Aksa mematikan ponsel nya dan melemparnya begitu saja ke sofa bed yang terletak lumayan dekat dengan pulau kapuknya.

Aksa membanting dirinya ke pulau kapuk miliknya dan menutup mata indahnya.

Segera Aksa menuju alam mimpi. Terlelap bersamaan dengan angin dingin yang berhembusan di luar sana. Membawa mimpinya untuk bertemu sang ibunda lagi. Rasa rindu ini, takkan pernah bisa terobati. Kecuali, sesuatu hal yang mustahil itu terjadi.

✾✾✾

ₚₑₛₒₙₐ ₜₐₙₐₕ ⱼₐwₐ.


Tidur yang nyenyak Aksa. Aku yakin kau bermimpi indah malam ini. Berharaplah untuk bertemu dengan ibumu lagi. Karena hanya di alam inilah kau bisa bertemu dengan belahan hatimu.

ᴍʏ ʙᴜᴛᴛᴇʀꜰʟʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang