now playing cerita tiba-tiba by rizwan fadilah
***
Hari Rabu cukup menyebalkan untuk anak rombel Bio 1 karena harus bertemu mata kuliah mikrobiologi. Yah, kemarin memang jadwal piket kelompok Karina dan teman-temannya. Yang artinya materi dan segala intruksi yang akan dilakukan di praktikum sudah mereka pelajari, tapi masih saja susah dipraktekkan, nih buktinya Seno berdecak terus karena ketinggalan penjelasan dosen sebelum praktikum.
Karina yang menyimak lewat buku panduan praktikum menghela napas lelah.
"Ngomong apa anjir tu dosen? Ga denger dari sini."
"Dari kemarin gue dah bilang maju biar kelompok kita ga dapet belakang malah lo semua dateng siang."
"Gue ritual dulu tadi, Kar. Harusnya lo lah yang pagi."
Karina berdecak dan melirik kesal ke arah Seno yang duduk di sampingnya. Postur tubuhnya yang tinggi membuat gadis itu harus agak mendongak ke atas.
"Eh, tadi kenapa si Helma sama lo waktu berangkat?" Seno malah lanjut ngobrol memilih mengacuhkan dosen yang masih berceramah di depan. Sedangkan si Helma izin ke kamar mandi, kayaknya sih buang air besar memang sudah kebiasaan orang aneh macam dia masuk kamar mandi waktu kelas. Pantas kalau ngerjain tugas ga pernah, karena paham materi pun tidak.
Karina yang ditanya hanya menoleh sambil jari telunjuk di letakkan di depan bibir, alias menyuruh si Seno diam. Laki-laki itu memukul pelan bahu gadis di sampingnya. "Ga asik lo."
Alhasil laki-laki itu harus menahan rasa penasarannya sampai kelas berakhir.
Dan setelah kurang lebih 5 jam praktikum serta teori mata kuliah mikrobiologi sudah selesai, tinggal lapak yang belum. Jangan kanget kenapa praktikum ini lama, sebab selain percobaan mewarnai bakteri itu ribet, beberapa alat seperti mikroskop yang terbatas membuat mereka harus bergantian, padahal se rombel mereka ada 5 kelompok, bayangkan lah se kisruh apa tadi.
"Akhirnyaaa kelar. Pada mau ke kantin ga?"
"Aku mau ke perpus bentar, dah janjian mau kerkom proyek kemarin ga jadi soalnya kita piket sore. Aah, padahal belum sarapan juga." Wina menenteng tas nya tak semangat, memegang perut yang keroncongan.
"Beli jajan dulu lah, Win. Bawa ke kerkoman lo."
"Di perpus, Sen. Mana boleh makan?"
"Makanya di luar aja lah, Cantikk. Baru nanti kelar masuk, izin bentar masa ga boleh."
Wina menoleh kemudian dengan wajah senang. "Iya, juga, yaa."
"Iyaa lah." Seno lanjut membawa tas milik Karina yang belum di ambil. Gadis itu masih sibuk mengembalikan alat-alat praktikum, terakhir ia melepas jas lab nya, Seno memberikan jaslapnya juga ke Karina.
"Maksud?"
"Lipetin, dong. Tuh, lo ngelipetnya rapi, Kar. Gue bawain deh tas lo."
"Ck." Karina kesel, tapi tetep menuruti mau laki-laki itu.
"Kantin yuk?"
"Iya." Karina yang selesai merapikan jas Seno langsung ia tempelkan ke muka laki-laki itu. "Nih!"
"Ya elahh, malah jadi kucel kena minyak di muka gue, Karr."
"Suruh siapa muka lu cemong? Cuci muka sana."
"Halah nangungg. Gapapa deh minyakan gue masih ganteng berkarisma."
Dan beberapa menit setelahnya mereka tiba di kantin. Super rame, Karina sudah sempat mau langsung ke perpus karena tak suka makan di keramaian, mending kelaparan deh kalau begini kondisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Before WE Graduated || College series
Novela Juvenil"Lo lebih suka topik tentang tumbuhan apa hewan kalo ambil skripsi?" Helma cuma terus menonton game dari layar ponselnya. Setelah lebih dari 30 detik, dia akhirnya menoleh. Melihat Karina dengan ekspresi tak terbaca. "Lo mau ambil topik yang mana?"...