10. Feelings

14 3 0
                                    


Now playing_Feeling by Lauv

Helma bkl banyak jatahnya disini💀☝ karena ni lagunya doi

***

17.23

"Lah, lo ngapain masih di kampus, Ma?"

Helma mengaruk alis kikuk. Sebenarnya jam pulang sudah dari sebelum ashar tadi. Dia hanya menunggu Karina kapan pulang. Anehnya sampai detik ini si Karina belum juga mengabarinya. Ia susah menelepon beberapa kali tadi tak ada jawaban sebab cewe itu me-dnd ponselnya.

Sempat mau pulang saja, sih tadi, tapi takutnya si Karina tiba-tiba diganggu mantannya. Bisa repot.

Seno menepuk motor depan Helma yang hanya ditunggangi tanpa dihidupnya mesinnya. Si pemilik kuda besi itu sadar kalau malah berpikir sendiri.

"Ini ... nunggu Karina balik, No."

Seno diam sebentar dengan alis mengerut tampak berpikir. Helma tahu cowo di depannya akan terganggu begitu nama Karina disebutkan. Sesama laki-laki tahu kalau menyebut seseorang yang disukai begini bakal mengusik pikirannya. Anehnya meskipun tahu Helma tetap melakukannya.

Dan reaksi Seno barusan jelas menegaskan keraguannya beberapa saat lalu, bahwa dia dan Karina hanya berteman. Tapi nyatanya tidak kan.

"Karina?"

"Iya."

"Lo janjian pulang sama dia?"

Helma tak segera menjawab, sebab dari awal memang dia yang memaksa gadis itu untuk mengiyakan.

"Dia tadi dah gue anter dari sejam lalu ke kosnya."

Kini giliran Helma yang terusik. Ck.

"Lo nggak ngabarin dia apa gimana? Gue dari tadi sama si Karina dia ga bilang mau dijemput lo makanya gue anter."

"Oh, ya udah."

Kesel dikit, sih. Helma sadar dia kalah barusan. Apasih yang dia harapkan sebenernya?

"Lah, kok yaudahh? Ini berarti yang ngawur si Karina? Bisa-bisanya lo dibuat nunggu sampe mau magrib begini. Tuh anak dasar emang."

Makin liat Seni berkata begitu, bukan merasa lebih baik Helma malah makin kesal.

"Nggak papa. Gue yang emang salah, No. Gue langsung cabut aja deh."

"Okee. Ati-ati. Nanti si Karina gue bilangin deh. Besok-besok ga usah nganter jemput dia, Ma."

Helma yang sudah mau menghidupkan mesinnya jadi terjeda dengan jawaban Seno barusan. Hah si Seno tahu soal antar jemput itu? Karina kah yang menceritakan? Oh, iya juga mereka kan berteman dekat. Pasti selalu cerita satu sama lain. Hah, Helma lagi-lagi menghela napas pelan.

"Nanti biar gue aja."

Loh? Hah? Helma makin tak berniat menghidupkan mesin motornya.

"Karina udah ngeiyain?"

Seno mengangguk. "Dia yang minta. Makasih lo dah mau nolong, Ma. Cuma si Karina tuh malu kalo ditolongin sama lo. Kalian kan ga akur kemarin-kemarin. Sorry ya gue ngewakilin si Karina."

Before WE Graduated || College seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang