bab 24

0 0 0
                                    

Kirito dan Ronye meminjam kamar mandi pribadi milik Scheta dan Issukan untuk

membersihkan warna wajah dan kotoran karena perjalanan jauh, yang berada di ruang tamu di lantai yang sama.Itu kelihatannya kedua tamu mendadak itu diketahui oleh seluruh isi kastil sebagai pengirim pesan dari Dunia Manusia.

Karena Kirito menyembunyikan identitasnya sebagai Prime Swordsman, para penjaga yang melihat pakaiannya yang memiliki warna lebih terang terlihat curiga, bukan hal yang normal sebagai seorang pengirim pesan, tetapi mereka merubah sikapnya setelah melihat pedang yang menggantung di pinggang mereka berdua. Di Dark Territory, senjata atau divine object terlihat sangat jarang ada jika dibandingkan di Dunia Manusia.

Mereka pun beristirahat sejenak di 2 ruangan, lalu makan siang dengan Issukan dan Scheta. Sorenya mereka diantar dengan kuda untuk melihat markas Dark Knight dan tempat pelatihan kelompok petarung tangan kosong di pusat kota. Kirito kelihatannya ingin membuat permainan dengan asisten kepala petarung tangan kosong yang dipanggil si raksasa bertangan satu, tetapi “karena kami menyamar!” membuatnya semangatnya terhalangi.

Setelah itu, mereka melihat pasar dan stadium besar, tetapi tentu saja jalan-jalan ini bukan hanya untuk bersenang-senang. Kirito dan Issukan menggunakan setiap kesempatan ini untuk membicarakan tentang insiden dan Ronye terus mempertahankan perannya sebagai pengawal.Karena ia juga bersama Scheta, Integrity Knight senior yang dipanggil ‘si pendiam’, tidak ada kesempatan bagi Ronye untuk melakukan sesuatu jika ada serangan, tetapi—Ia terlambat menyadarinya. Saat Scheta mengendarai Yoiyobi, dia tak membawa pedang di pinggangnya.

Saat merasakan benturan di kereta kuda menuju kastil, Ronye mendekatkan tubuhnya pada Scheta dan bertanya.

“Scheta-sama, pedangmu yang hilang itu, apakah tidak bisa di…?”

Knight itu mengangguk dan menyipitkan kedua matanya ketika mengingat kembali masa lalu.

“Bagiku, ‘Black Lily Sword’ adalah pedang pertama dan terakhir yang kucintai.”

"............"

Ronye tidak bisa membayangkan bagaimana jika seorang Integrity Knight kehilangan divine objectnya.Scheta tersenyum simpul dan menyentuh jari-jari Ronye yang tak bisa berkata kata.

“Aku bukan lagi ‘si pendiam’, tetapi hanya seorang ‘knight tak bersenjata’.Namun aku bersyukur dengan apa yang kualami…terkadang jika aku mengingat pedang Black Lily-ku itu, aku merasakan kesepian.”

“Jadi itu…”

–orang ini benar-benar tak bisa kuraih dan kupahami bagiku.Belum lagi dia merasa terjatuh kedalam jurang mengenai perbedaan antara dirinya yang seorang knight magang dengan Scheta si knight senior, dan disaat itu, Scheta tiba-tiba menanyakan hal yang mengejutkan.

“Apa pedang itu diberikan untukmu?”

“I-iya, tetapi aku belum memberikan nama untuknya.”

Scheta hanya mengangguk.

“Begitu ya, koneksimu dengan pedang ini masih sangat lemah, tetapi ini pedang yang bagus.Berhati-hatilah, walaupun perang sudah berakhir, pertarungan antar knight tidak akan pernah berakhir.”

“Baik!”

Saat Ronye menjawabnya dengan jelas, Kirito dan Issukan yang duduk didepan terlihat kaget.Kereta kuda telah melewati kota dan kembali ke kastil Obsidia lewat jalan yang normal dengan melewati gerbang dan jembatan.

Kastil Obsidia berukuran 500 mel dan memiliki 50 lantai yang hanya sedikit berbeda dari Central Cathedral, tidak ada elevator otomatis didalamnya. Dengan kata lain hanya ada tangga jika ingin mencapai lantai tertinggi, yang juga untuk melakukan tindakan pencegahan dari perampok.

sword art online V1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang