2. Latihan

1.2K 124 2
                                    

Jin memberikan botol obat krim luka baru keesokan harinya. Yan melihat ke kiri dan kanan.

Semua orang sudah pulang. Hanya tinggal mereka berdua saja di kelas.

Yan menerimanya dan Ia tersenyum manis.

Jin tersenyum dengan canggung. Rasanya sudah bertahun-tahun Ia tidak pernah tersenyum lagi.

Mereka keluar dari kelas.

Seorang penyapu memanggil mereka, "Para Pangeran, mohon menunggu. Ada seseorang yang mau ketemu kalian. "

Penyapu itu membungkuk hormat pada seorang lelaki tua yang baru saja muncul.

Pria tua itu terbatuk-batuk beberapa kali sebelum Ia tersenyum pada kedua cucunya.

"Aku kakek kalian. Apa kalian tidak mau menyapaku? "

Kedua bocah kecil itu terdiam. Mereka tidak pernah bertemu Sang Kakek sejak dilahirkan hingga saat ini.

Sang Kakek mengeluarkan sebuah plat emas bergambar naga dari sakunya.

Kedua bocah kecil itu membungkukkan separuh badan untuk memberikan hormat.

Ayah mereka punya plat emas yang sama. Tapi lambang Naganya terlihat berbeda.

"Kakek, " Panggil Yan dengan manis seperti gula.

"Ka... Kakek... "

Jin tidak terbiasa bermulut manis pada siapapun.

Kakek menunjuk pada si penyapu di sebelahnya.

"Ini Kapten Cheng. Mulai saat ini, Ia akan mengajari kalian kungfu."

"Apa gunanya, Kakek? Kami punya penjaga Istana. Tempat ini sangat aman."

Yan berceloteh dengan ramah seperti sudah sangat dekat dengan Sang Kakek.

Jin hanya menggaruk kepalanya. Ia mengepalkan kedua tangannya. Ia mau belajar kungfu. Ia tidak mau dipukuli lagi.

Sang Kakek tertawa kecil.

Yan sangat imut dan mudah disukai. Jin agak kaku dan terlalu serius.

Ia bertanya, "Hidup tidak pernah dapat diprediksi. Belajar kungfu sangat bagus. Tubuh sehat. Umur panjang. "

Yan menganggukkan kepalanya beberapa kali. Ia menatap Sang Kakek dengan pandangan mengasihani.

Kakek pasti dulu males belajar kungfu. Sekarang Ia sakit-sakitan. Pasti Ia menyesali kemalasannya dulu. Aku harus rajin belajar.

Kapten Cheng mengeluarkan beberapa buku kungfu dari tasnya. Ia tidak mau memaksa Para Pangeran belajar kungfu yang tidak disukai.

Ada gambar harimau, bangau, kura-kura, dan musang di atas buku jurus kungfu.

Para Pangeran masih terlalu kecil untuk mengerti buku yang rumit. Ilustrasi akan memudahkan mereka untuk memilih.

Sang Kakek menghabiskan banyak biaya untuk memperoleh beberapa buku ini.

Sayangnya Para Pangeran lainnya memiliki dukungan keluarga yang kuat. Tidak perlu memperdulikan mereka.

Hanya kedua bocah kecil ini yang malang.

Mereka tumbuh bagai rumput liar di dalam halaman Istana. Tanpa ada Master untuk mengajari mereka seni bela diri.

Yan berjongkok dan menunjuk ke salah satu binatang.

"Apa ini? "

"Jurus ini seperti kura-kura. Super defensif. Pertahanan sangat kuat. Jurusnya agak lambat dan mudah dipelajari."

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang