Satu suapan hampir masuk lagi ke dalam mulutnya, tetapi Seonghwa langsung mengatupkan bibirnya rapat. Begitu saja, ketika melihat tiga orang lainnya masuk ke dalam ruangannya, dan menambah jumlah di dalam kamar, yang hanya terdapat dua.
Pada pukul enam sore tersebut, hanya ada Seonghwa, ditemani Lino, yang menarik diri melihat tiga mendekat.
Tiga orang tersebut adalah Hyunjae, Younghoon dan juga Mingi. Berjalan mendekat, sembari tersenyum, melihat sosok yang duduk bersandar pada kepala ranjangnya yang dinaikan.
Hanya saja, Seonghwa tampak kecewa.
"Masih gak ada Hongjoong...?"
Lino menarik napasnya pelan, melirik tiga orang yang sebelumnya tak ada. Lantaran tadi, yang menjaga di sana adalah Wooyoung dan juga Yeosang.
"Kami lagi saling putar dan bolak-balik ke rumah sakit ini dan rumah sakit Hongjoong." Hyunjae yang menjawab dengan senyuman ramah. Tak ingin membuat khawatir tetapi perlu memberitahu keadaan. "Dua rumah sakit ini penuh dengan awak media. Rasanya pusing sekali."
Seonghwa seolah tak memedulikan apapun, hanya satu pertanyaan. "Hongjoong mana...? Mau Hongjoong... mau kabar Hongjoong..."
"Hongjoong baik-baik aja." Younghoon menjawab untuknya. "Sekarang orang tua kamu lagi ngobrol sama Om-nya Hongjoong. Masih ngomongin buat bawa kamu satu rumah sakit sama Hongjoong."
Seluruhnya, bicara dengan baik pada Seonghwa di saat itu. Seluruhnya menggunakan aku dan kamu, sehingga Lino, merasa bahwa, posisinya semakin hilang.
Mingi yang melihatnya, mengajak Lino berdiri untun mengikutinya.
Sedangkan Younghoon langsung mengambil posisi Lino sebelumnya. "Ini masih jadi debat. Katanya, Ibunya Hongjoong setuju untuk bawa Hongjoong dan kamu, balik ke kota kalian. Om Woobin juga demikian. Tapi Ayahnya Hongjoong gak mau, maunya ke rumah sakit pusat kota. Pihak dari Checkmate juga begitu."
"Masih agak bingung." Hyunjae berakhir di sisi lainnya, untuk menepuk kasur perlahan. "Kamu istirahat aja dulu. Nanti bisa ketemu Hongjoong kok."
"Tapi..."
"Tenang." Younghoon menarik napas panjang, melirik ke arah Hyunjae yang mengangguk padanya, seolah menguatkannya, lalu pemuda itu kembali pada Seonghwa. "Video call, mau? Yunho dan Juyeon baru aja ke sana, beres istirahat tadi."
Seonghwa berharap cemas.
Di satu sisi lainnya, Mingi menepuk punggung Lino dan mengajaknya berjalan, untuk menuju ke arah luar. "Gue harap lo mau paham sama keadaannya."
"Gue paham, kok." Lino menjawab dengan tenang.
Mingi melihatnya dengan tak enak. "Jujur, gue pernah ada di posisi lo."
"Mungkin beda, Mingi." Lino membalasnya, memberikan senyuman. "Milik gue, kayaknya beda. Di posisi ini, lo gak tau harus gimana lagi, selain pasrah, karena terlalu sayang. Sambil dipaksa siap, untuk pergi."
"Lino..."
Lino menggelengkan kepala pelan, membalas tepukan Mingi di punggungnya. "Tenang aja. Gue kuat. Juga, gue bukan pendendam kok... mungkin."
.
.
.
Hongjoong membiarkan Jihyun mencium kepalanya cukup lama, sebelum melepaskan dirinya. Selagi Jihyun, berusaha menenangkan diri sendiri, yang baru saja menangis, akan sesuatu.
Namun tertebak, Hongjoong tahu.
Pasti karena Ayahnya, yang hanya tersenyum di depan ranjangnya. Di saat kedua orang tuanya tersebut, menguasai ruangannya, setelah makan malamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023