"Lu siapa, ya? Kok keknya familiar gitu," ucapku dengan penasaran.
"Convenience store," balasnya dengan singkat.
Aku berpikir sejenak. Oh. Oh. Perempuan dari toko dekat rumahku itu.
"Terus, lu kenapa tiba-tiba ngajak gue numpang mobil lu. Lu aja keknya nggak tahu gue," ujarku.
"Ya, gue sebenarnya nggak tahu nama lu. Tapi, I have always find you interesting."
Aku berdiam. Memikirkan apa yang telah terjadi.
"Nama gue Chika. Lu?" tanyanya tiba-tiba.
"Shoji," jawabku.
"Nama yang bagus. Lu mau gue anterin kemana?"
"Kemana aja," ucapku.
"Baiklah, gue tahu tempat yang sempurna buat jawaban lu itu."
—
Sekitar 20 menit berlalu, dan tidak ada dari kami yang berbicara. Aku mulai menyesali ini.
"Kita udah sampai!"
Aku melihat keseliling.
Wow.
Pemandangan yang indah.
"Ini dimana?" tanyaku.
"Tempat favoritku ketika aku mau teriak sekencang-kencang mungkin. Keknya lu butuh ini, deh," jawabnya.
"Terimakasih, ya." ucapku dengan senyuman.
Aku mengamati pemandangan. Banyaknya bintang-bintang yang indah. Sejenak, aku melupakan kejadian-kejadian tadi. Tiba-tiba aku ingin menumpah semua yang aku rasakan sekarang.
"Gue tadi ngeliat pacar gue lagi sama cowo lain. Sebenarnya, gue nggak tahu mereka kenapa. Tapi, gue cemburu."
Aku bisa merasakan orang disebelahku melihat ke arahku, mendengarkan ceritaku dengan serius. Dia tidak mengucapkan sepatah kata. Walaupun begitu, aku merasa diapresiasi, entah kenapa.
"Yaudah, yuk balik. Segini aja udah bikin perasaan gue jadi lebih baik," ujarku.
Dia hanya mengangguk.
Ya, aku sangat berterima kasih kepada Chika.
—
Liburan musim panas sudah mulai. Tetapi, aku hanya baring diatas tempat tidur. Mengamati langit-langit kamarku.
Aku masih belum berbicara kepada Nana. Pecundang. Tetapi sejujurnya, aku juga tidak mau berbicara dengan dia.
Tiba-tiba suatu ide muncul dikepalaku. Menelepon Chika.
Tunggu. Apakah itu ide yang bagus?
Aku pun menekan tombol telepon. Telepon pun berdering.
"Halo?"
Dia menjawab.
"Ini gue, Shoji," ucapku.
"Oh, Shoji? Kenapa?" tanyanya.
Aku berdiam sejenak. Memikirkan jawaban yang harus aku berikan.
"Lu sibuk nggak?" tanyaku.
"Nggak, kok."
"Jalan sama gue, yuk. Terserah kemana aja."
Chika pun terdiam sejenak.
"Baiklah, siap-siap. Gue bakal jemput lu sejam lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Summers Ago
RomanceMusim panas 10 tahun lalu adalah musim panas yang tidak akan pernah dilupakan oleh tiga orang yang pernah terjebak oleh cinta segitiga.