"Bos, ada pemain baru. Dia orang yang kaya raya. Berapa ronde permainan menang dan membuat pelanggan tetap kita marah," kata salah satu orang kepercayaanku.
Aku masih duduk di kursi kulit dengan nyaman. Mendengar hal itu membuatku tersenyum. "Siapa orang itu?"
"Namanya Blue. Dia datang dari luar negeri. Kata orang yang membawanya, ayahnya Blue asli Thailand dan sering di Kasino ini."
"Ah, aku tak ingat nama itu, tetapi kalau dia selalu menang dalam pengalaman pertama, maka ini akan menyenangkan kalau berhadapan denganku." Aku segera berdiri. Sudah lama aku tidak bermain judi setelah mendapatkan kemenangan bertubi-tubi dan bisa menjalankan usaha beberapa Kasino mewarisi milik ayahku.
Aku keluar dari ruangan yang berada di lantai tiga gedung yang berisikan orang-orang berjudi. Tentu saja aku selalu dikawal oleh para penjaga karena apa yang aku lakukan tetap berisiko besar. Ya, menjadi seorang pencuri yang kaya raya dan pewaris beberapa Kasino tentu akan membuat diriku memiliki banyak musuh.
"Ah, sial! Kau pasti curang, huh?! Kau pasti menipuku!! Tak mungkin orang bermain menang terus!"
Aku mendengar dengan jelas keributan mulai terjadi di lantai dua. Pasti keributan itu karena lelaki bernama Blue. Siapa Blue? Aku pun tak tahu. Biasanya aku tidak menanggapi serius dengan adanya perkelahian, tetapi mendengar perkataan dari anak buahku kalau lelaki itu sudah menang beberapa kali membuatku penasaran.
"Sialan! Bajingan kau!" Seorang pengunjung langganan melayangkan tangan hendak memukul lelaki yang aku taksir sebagai Blue.
Satu tinjuan itu sama sekali tidak melukai Blue karena lelaki tengik itu bisa menghindar. Ah, sepertinya dia juga pintar berkelahi. Sangat menarik. Aku pun mendekat dan menghentikan perkelahian itu.
"Hentikan! Ada apa ini?"
Suaraku membuat semua pengunjung terdiam dan tidak ada yang berani membuat onar karena aku terkenal tegas dalam melakukan segala sesuatu. Bahkan aku tidak segan-segan melukai atau membunuh orang yang membangkang terhadap perkataanku.
"Maaf, Bos. Ada orang baru yang merupakan penipu di sini," kata lelaki tambun langganan bermain di tempatku.
"Penipu? Penipu apanya?" Aku menatap Blue dari atas hingga bawah. Dia mirip dengan orang yang aku kenal, orang di masa lalu. Namun, pastinya bukan dia karena dia sudah tiada.
"Salam kenal, Bos. Namaku Blue. Aku mencoba mengubah nasib dengan menggunakan keberuntungan di sini. Namun orang ini terus-menerus mengatakan aku sebagai penipu hanya karena aku menang beberapa kali atas uangnya."
Berani sekali lelaki itu berbicara dengan santai kepadaku. Sialan, aku jadi ingin memukulnya. Kalau dia bukan pemain di Kasino ini, pasti sudah aku habisi saat ini juga.
"Aku tidak mengenalmu dan tidak peduli siapa kamu. Kalau membuat kekacauan di tempatku berarti kamu harus siap dengan resikonya."
***
Setelah sepuluh ronde permainan, aku baru sadar kalau lelaki bernama Blue itu adalah penipu. Bangsat sekali dia berani menipu dikasihnya aku mengelola. Daripada menjadi masalah, aku membawa pergi Blue dengan alasan akan menyambut dan memberikan hadiah untuknya.
"Ikutlah denganku menghabiskan malam ini," ujarku sambil melempar senyum.
"Baik, Bos."
Bagai anjing kecil yang menurut pada pemiliknya, dasar bodoh! Dia ikut saja apa kataku. Ini tidak akan menarik jika dia menurut.
Aku mengajak Blue pergi ke kediamanku dengan mobil yang dikawal penjaga. Perjalanan ke rumahku tidak terlalu jauh, jadi percakapan singkat saja sudah membuatku muak. Aku bukan tipe orang yang suka basa basi.
"Siapa kamu sebenarnya dan mengapa datang ke Kasino ku?"
"Aku ini pelanggan biasa, Bos."
"Jangan berpura-pura, kau pasti ada motif tertentu, dasar penipu!" Bagaimana mungkin dia bisa begitu sampai berada satu mobil denganku padahal aku bisa melakukan apa saja untuk menghancurkan dirinya saat ini.
"Bos, maksudku, Vegas .... Mengapa kamu berpikir demikian? Kamu menyadari kalau kehidupanmu dan juga keluargamu memiliki risiko banyak musuh? Atau kamu sudah mengingat siapa aku?"
Lelaki ini sangat menyebalkan. Aku pun meraih pistol dari balik jas dan segera menodongkan ke kepala lelaki yang duduk di sampingku. "Kau kira aku tidak berani melakukan hal buruk kepadamu? Bahkan kalau kamu pelanggan tetap di Kasino milikku dan memiliki kemampuan untuk menang berkali-kali secara nyata, aku juga tidak akan menyesal membunuhmu!"
Terlihat dari tatapan lelaki itu sama sekali tidak memiliki rasa takut atas ancaman yang aku lakukan bahkan pistol yang sudah diarahkan di kepalanya tidak membuat gentar. Siapa lelaki ini sebenarnya?
"Aku tidak takut, Vegas. Hidupku jauh lebih kacau daripada hal ini. Bahkan jika kamu membunuhku, aku akan berterima kasih."
Gila! Dia sudah gila dengan menantangku. Apakah dia kira aku tidak berani menarik pelatuk pistolku? Ah, dia psikopat gila!
Untung saja sudah sampai di rumahku. Aku hanya tersenyum mengajaknya keluar dari mobil dengan kasar. Dia mengikuti saja apa yang aku katakan dan seperti yang aku pikirkan dari awal, dia terlihat seperti anjing kecil peliharaan daripada seseorang yang hendak berbuat jahat kepadaku.
"Masuk saja ke rumahku. Jarang ada seseorang yang baru aku kenal bisa masuk ke dalam rumahku secara hidup-hidup dan keluar dari sini secara hidup-hidup pula." Aku mencoba menekannya dengan perkataan yang menakutkan. Namun jawabannya di luar akal sehatku.
"Tak apa sekalipun kamu mau membunuhku di dalam mobil tadi atau di dalam rumah ini. Lebih baik bagiku mati daripada tersiksa seperti ini."
Sial! Apa sebenarnya yang menyiksanya? Sehingga sejak tadi menantang untuk aku melenyapkan nyawanya.
"Dasar penipu!"
Bukk!!! Bukk!!! Bukkk!
Aku memukulnya secara bertubi-tubi karena melampiaskan kekesalan yang terjadi di kasino tadi. Mungkin di tempat usaha aku tidak bisa langsung memberikan pelajaran kepadanya karena pasti orang-orang yang merasa tertipu olehnya akan meminta ganti rugi dan itu hanya akan merugikan Kasino milikku.
"Pukulan demi pukulan ini untuk membalas perbuatanmu yang sudah menipu para pelanggan yang bermain di kasino ku. Kalau kamu ketahuan tadi berbuat curang tentu saja nyawamu bisa benar-benar melayang di sana. Apa rencanamu? Membuat onar? Membuatku bangkrut? Huh?!!"
Aku menarik rambut Blue dan menatapnya dengan tajam. Terlihat dari sorot mata Blue sama sekali tak takut. Dia justru tersenyum, lalu tertawa.
"Aku sudah bilang sejak awal, aku tidak takut untuk dibunuh bahkan di depan umum pun aku akan mengucapkan terima kasih jika ada yang mengambil nyawaku. Hidupku sudah tidak berarti, jadi untuk apa takut? Silakan Vegas, bunuh aku. Bunuh jika kau mau. Sepertinya sudah biasa bagimu membunuh orang."
"Dasar psikopat gila!" Aku langsung memukulnya dengan keras sehingga Blue terkapar tak sadarkan diri.
Aku akan mengikatnya dengan rantai dan meletakkan di kamar sebagai hiasan. Dasar anjing gila! Aku tidak menyangka ada orang gila yang mencoba mengotori Kasinoku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BlueSky to Vegas
FanfictionWarning 18++!! Novel ini cerita BL atau boy x boy, jadi buat yang tidak suka, harap jangan membaca. Terima kasih. *** Vegas adalah seorang pria yang kejam dan tegas. Dia merupakan penjudi handal yang kaya raya. Tidak pernah sekalipun dia kalah berju...