Laras keluar dari pintu belakang menuju ke halaman belakang rumahnya dengan membawa satu ember penuh dengan pakaian yang akan ia jemur. Hari ini adalah hari Minggu, di hari ini Laras tidak sekolah dan memilih untuk membersihkan rumah nya.
Matahari belum menampakkan cahaya, itu karena Laras menjemur pakaian pada saat pukul 6 pagi, jam yang sangat dini untuk orang-orang bangun tidur di hari Minggu.
Laras menungging, mengambil pakaian pertama yang akan ia jemur, gadis itu sengaja memperlambat gerakan tangan nya, berpura-pura memilih pakaian yang ingin ia jemur, padahal tentu saja jika ingin mengambil dia hanya perlu membungkuk tak terlalu ke bawah.
Tentu saja bukan itu masalah nya, aksi nakal nya barusan sengaja ia lakukan untuk mendapat perhatian dari kakek tua yang saat ini sedang bersantai di teras rumah nya dengan duduk di atas kursi roda dan secangkir kopi.
Bukan kah ini adalah takdir, Laras hanya memiliki satu tetangga, dan tetangga itu adalah kakek tua yang tinggal sendiri di samping rumah nya, tanpa ada istri, anak-anak maupun cucu. Duduk di atas kursi roda karena pria tua itu sudah tak kuat untuk berjalan.
Dan ini adalah kegiatan sehari-hari Laras, membuat kejantanan kakek tersebut berfungsi dengan normal.
Laras sangat suka membuat pria-pria yang ia targetkan menjadi tegang, mendamba atas tubuh seksi nya, dan membuat mereka menjadi gila akan pesona dirinya.
Semua di lakukan hanya sekedar menggoda, lalu Laras akan pergi tanpa mau membantu mereka menuntaskan nafsu menggebu-gebu tersebut.
Lagipula Laras sangat pemilih, dia hanya ingin melakukan seks dengan orang yang menurutnya berhak untuk mendapatkan tubuh putih sintal milik nya.
Laras bukan gadis yang kurus, dia cukup berisi, memiliki pinggul yang lebar serta pantat dan tetek yang selalu memantul ketika dirinya berlari, kulit putih dan harum tubuh yang sangat wangi.
Usia bukan lah menjadi penentu seseorang menjadi dewasa, bukti nya Laras yang masih berstatus sebagai pelajar ini sudah mampu membuat pria-pria menyemprotkan air mani nya ketika Laras mulai bergerak seperti ilalang saat di terpa angin.
"Apa gak kepagian jemur baju nya nduk?"
Ah, tubuh Laras bergetar ketika sapaan pagi dari kakek Karyo menggema di telinga cantik milik nya, Laras menegakkan tubuh nya lalu berjalan menuju ke arah pagar rumah yang menjadi penghalang halaman milik nya dan kakek tua berbatang Rakasa ini.
"Kebetulan aja kek, soalnya tadi malam Laras udah selesai nyuci baju, makanya buru-buru jemur pagi ini biar gak bau amis. Sayang dong kalau gak di jemur, mana Laras nyuci nya make tangan lagi, capek banget." Ucap Laras sambil memasang tampang sedih, tak lupa dengan tangan dan tetek nya yang menopang pada atas pagar rumah yang hanya setinggi dada orang dewasa itu, membuat mata Karyo menjadi cerah pada pagi hari buta ini.
"Oalah, kok gak nyuci pake mesin cuci, memang nya ada masalah toh sampai harus nyuci tangan, kasihan dong sama tangan mulus kamu." Ucap Karyo dengan senyum manis milik nya.
Laras membalas senyuman tersebut, dirinya lalu menjulurkan kedua tangannya ke arah Karyo, menunjukkan beberapa luka lecet yang ia alami tadi malam.
Hal tersebut membuat kedua tetek nya menjadi terjepit hingga kain daster nya melorot sedikit, menampilkan belahan putih bersih tersebut ke arah Karyo.
Sange bukan main, selangkangan Karyo yang hanya berlapis sarung tipis tersebut kini membentuk sebuah tenda, kontol nya langsung berdenyut akibat menatap tetek mulus milik Laras yang seolah-olah sedang melambai minta di elus dengan tangan kasar milik nya.
"Wajar sih kek, mesin cuci nya udah tua, udah mau di ganti, tapi kata ayah nya Laras masih bisa di perbaiki, tadi subuh udah selesai di benerin sama ayah kek, tua-tua gitu mesin cuci nya masih kuat muter, tenaga nya masih kuat kek."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Bergairah
RomanceKumpulan cerita panas Kalau gak suka jangan baca! Love you :*