" Murayama-San?. . .
Matte, Yo-Chan adalah teman kami! "
Melihat murayama datang dan tiba tiba memukul Yo-Chan, Nakaoka yang tadinya ingin berkelahi malah merubah sikapnya jadi ingin melindungi.
Meskipun begitu, Yo-Chan tetap temannya kan?
Mana mungkin dia membiarkan gadis itu di sakiti didepan matanya sendiri.
" aku tahu, dia sering menceritakan kalian padaku "
" eh? Kau- kalian saling mengenal? "
Tanpa menghiraukan Nakaoka, Murayama menarik kerah belakang jaket yang di kenakan Yo-Chan.
Kalian tau ? Seperti menenteng anak kucing.
Melihat hal itu nakaoka jadi termenung. Hatinya di landa bingung.
Apa ini?
Apakah mereka saling kenal?
Tapi Murayama itu ada di pihak Yo-Chan atau malah ingin menjahati anak itu?Pikiran pikiran buruk pun tidak hanya muncul di benak Nakaoka. Saat ini Yuken, Fujio dan Tsukasa juga merasakan hal yang sama.
Dengan waspada, mereka bertiga pun bergerak mengepung Murayama yang kini telah menggendong Yo-Chan ala pengantin.
" tenang saja, kami lebih dari sekedar saling mengenal " ucap Murayama, seakan mengerti arti tatapan keempat pemuda itu.
Dengan santai, dia lalu berjalan melewati Yuken dan Fujio. Namun siapa sangka, Tsukasa yang biasanya tidak begitu peduli dengan Yo-Chan kini sudah berada di garis paling depan.
" bagaimana bisa kami percaya padamu, kalau kau tidak akan menyakitinya? "
Perkataan Tsukasa lantas membuat Murayama menampilkan senyumnya.
" nah, Tsukasa. Bukannya kau yang selama ini selalu mencurigai Yosune? Bahkan kau pernah mengikutinya saat dia pulang ke Toarushi "
Tsukasa terdiam. Yang dikatakan Yoshiki itu memang benar. Tapi itu semua dia lakukan untuk kebaikan teman temannya, dan sekarang dia sudah yakin kalau Yo-Chan juga bagian dari teman temannya itu.
Jadi, dia akan melindungi Yo-Chan dari orang yang ingin berniat menyakitinya.
...
" kalian pergilah, sebentar lagi polisi dan ambulance akan datang "
" polisi? apa mereka orang orang jahat? " pertanyaan Nakaoka nyeplos begitu saja. Yoshiki lalu mengangguk, dan mengatakan bahwa mereka masih ada hubungan dengan geng sebelumnya yang pernah mengedarkan red rum di wilayah sword.
Mendengar penjelasan singkat Murayama, ketiga anak oya itu pun memilih untuk percaya dan mengikuti kata mantan leader mereka.
Sementara Yuken, pemuda housen itu sedari tadi hanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya yang bercabang.
" apa lagi sekarang?
Bagaimana bisa mereka saling mengenal?
Dua tahun tidak bertemu kenapa banyak sekali kejutan yang Yo-Chan berikan ? "___
Sesampainya di rumah, Yoshiki lalu menurunkan Yo-Chan dari motornya.
Ya, mereka pulang menggunakan motor. Pria itu menggunakan jaketnya untuk mengikat badan Yo-Chan dengan badannya agar anak itu tidak jatuh saat dijalan.
Hal seperti ini sebenarnya dulu sering mereka lakukan. Apalagi saat awal perkenalan dan Yo-Chan masih menumpang dirumah Yoshiki.
" hari ini biar aku yang tidur di sofa, kau pasti sangat lelah sampai mendengkur keras "
Ya, kalau kalian pikir pukulan Yoshiki membuat Yo-Chan pingsan kalian salah besar. Pukulan itu hanya membuatnya sedikit terkejut saja. Namun karena sangat lelah dan mengantuk disaat yang sama, akhirnya Yo-Chan memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatannya.
Lagipula Yoshiki bilang Todoroki sudah siuman kan? Meski tidak percya 100% anggap saja itu sebuah keajaiban. Pikir Yo-Chan.
" ya ampun, Todoroki yang satu ini ternyata benar benar merepotkan "
___
Malam telah berakhir, pagi yang cerah pun mulai datang.
Melihat Yo-Chan masih tertidur pulas, Yoshiki menutup kembali pintu kamarnya dan bergegas mengambil jaket dan kunci motornya.
Pagi ini, dia sudah berjanji dengan pihak kepolisian. Akan datang untuk memberikan keterangan terkait kejadian semalam.
Alasan dia sampai mau repot melakukan ini tentu saja karena dia tidak ingin Yo-Chan yang ikut terseret dan dimintai keterangan.
Karena sekali lagi, mereka bukan hanya geng berandal biasa. Melainkan sudah masuk kategori sekumpulan kriminal.
. . .
Sekitar dua jam wawancara pun selesai. Dengan begitu Yoshiki langsung bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, ia lalu mendapatkan Yo-Chan sudah bangun dan baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos abu abu miliknya dan juga celana pendek sepaha.
" baru bangun ? " Tanya Yoshiki, basa basi.
" hm " Yo-Chan mengangguk lalu berjalan menuju dapur.
Meski sudah jam sepuluh lewat, dan terlalu siang untuk dikatakan sarapan, Yo-Chan mengambil selembar roti tawar dan juga segelas susu untuk mengganjal perutnya yang sudah kelaparan.
" aku membeli nasi kare dan sayap ayam. Ayo makan " tanpa banyak bicara, Yo-Chan pun berjalan menghampiri Yoshiki yang sedang menata makanan yang Ia bawa diatas meja.
Dengan segera, keduanya lalu menikmati hidangan bersama sama.
. . .
" O-Nisan, Gomen "
Yoshiki menoleh menatap yo-Chan yang terlihat murung. " kenapa? " katanya.
" aku selalu merepotkanmu "
Melihat Yo-Chan yang begitu tenang, Yoshiki tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum.
Ia merasa, sepertinya Yo-Chan sudah menyadari kesalahannya dan itu artinya dia sudah sedikit lebih dewasa.
" sejak memutuskan untuk menjadi kakakmu aku sudah siap menerima hal itu "
Waktu dan tempat untuk baper di persilakan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET BROTHERS [√]
AksiYo-chan sekilas hanya terlihat seperti seorang gadis pada umumnya. Akan tetapi, gadis umum mana yang mau melanjutkan SMA di Oya Koukou? Alih alih melanjutkan sekolah di SMA yang bagus agar diterima di Universitas dan mendapat pekerjaan yang mudah, g...