Octagon 3 - 10 : Hadiah

297 30 75
                                    

Sama sekali tak menyangka, bahkan tak siap, saat Hongjoong yang tengah melamun sendirian di ruangannya, tiba-tiba mendapati pintu terbuka, yang menampilkan sosok seseorang, masuk sembari membawa sebuket bunga dan sebuah kotak. Sebenarnya, memang Hongjoong tak menerima tamu—kedua orang tuanya bilang, bahwa dirinya harus disembunyikan. Sehingga, benar, Hongjoong terkejut karena pertama, kehadirannya yang bisa tahu di mana dirinya berada dan kedua, kehadirannya.

Dongwook Louis Kantata.

Hongjoong masih sangat ingat, bagaimana senyuman, penuh seringainya di tengah kegelapan, adalah hal terakhir yang dilihatnya sebelum hilang kesadaran. Yang membuat Hongjoong terbangun dengan ketakutan, setelah memutuskan secara cepat, untuk meminta bantuannya.

Semua, Hongjoong lakukan untuk melindungi sang adik, pun sang kekasih hatinya.

Sekarang, dihadapkan kembali dengannya, mampu membuat Hongjoong duduk secara tegang. Tak ada bantuan—ke mana kedua orang tuanya? Bukankah katanya, dirinya harus disembunyikan? Lalu, teman-temannya, belum adakah yang datang?

Nagyung dan Seonghwa berada di kanan dan kiri ruangannya.

Lalu ada Dongwook di sini...

"Jangan tegang seperti itu." Dongwook berucap, tenang, sebelum menaruh sendiri satu buket bunga matahari di meja samping ranjang rumah sakit tersebut. "Saya datang untuk memberikan segala yang kamu butuhkan, untuk menghadapi permasalahan sekarang."

Hongjoong hanya melihatnya saat itu.

Selagi Dongwook kemudian memberikan Hongjoong kotak kecil yang dibawanya.

Ukurannya hanya sebesar dua telapak tangan. Kotaknya berwarna putih, polos, tak ada hiasan lainnya.

Hongjoong mengangkat wajah kembali, untuk melihatnya, yang mempersilahkan dirinya untuk membuka kotak. Maka, Hongjoong melakukannya, dengan hari-hati.

Di dalamnya terdapat tiga hal.

Satu...

"Pisau bedah yang kamu pakai untuk membunuh—terima saja, amankan untukmu. Sudah dibereskan."

Hongjoong mematung, seketika. Tubuhnya bahkan terasa sangat beku, benar-benar tak bisa bergerak.

Dua...

"Kartu memori. Salinan dari dua video dan salinan percakapan. Semua bisa kamu dapatkan, karena kamu, sudah menjadi anak baik untuk saya."

Salinan dua video...?

Apakah... video Seonghwa... juga... Nagyung...?

Lalu salinan percakapan... seberapa penting isi di dalamnya?

Hongjoong perlahan menyentuhnya, untuk mengangkatnya.

Tetapi satu benda lagi belum disebutkan.

Terbungkus kain hitam kecil, sangat kecil, seukuran kapas.

Hongjoong mengurungkan diri untuk menyentuh kartu memori, beralih pada bungkusan tersebut. Hongjoong sekilas melihat ke arah Dongwook, yang mengangguk lagi.

Jadi, Hongjoong membukanya.

Tiga...

"Itu satu gigi Dion Bagaskara."

Hongjoong langsung menjatuhkannya kembali ke dalam kotak, mendapati bahwa benar, isinya adalah satu gigi geraham.

"Untukmu." Dongwook tersenyum untuk mengulurkan tangannya pada Hongjoong.

Sontak, Hongjoong tersentak—tubuhnya seperti tersengat.

Sampai Dongwook berhenti sejenak, sebelum terkekeh lalu mengusap rambutnya dengan lembut. "Pembunuhan pertamamu. Hebat. Saya bangga sekali."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang