Dengan keadaan siap untuk pergi tersebut, San dan Wooyoung hanya mengangguk, pada seseorang yang baru tiba di kediaman mereka dan langsung menjelaskan keadaan. Sehingga San dan Wooyoung menunggu lebih dahulu, mendengarkan dengan baik, sebelum kemudian mengonfirmasinya.
"Jadi kami pindah saja mulai besok ke rumah Yunho, karena nanti Hongjoong disembunyikan di sana karena tak boleh terlihat pihak manapun?"
Pertanyaan dari San yang mengulang, diberi anggukan oleh Woobin yang tersenyum di balik helmet full facenya yang dibuka bagian kaca, seramah yang pernah mereka lihat.
"Benar. Ayahnya Hongjoong juga sudah bilang pada Ayahnya Yunho, jadi memang lebih baik tinggal di sana sementara waktu. Karena memang, sulitnya, Hongjoong ini susah dipisahkan dari kalian ya?"
Wooyoung agak mendengus menjawabnya. "Dari Seonghwa sebenarnya sih, Om... cuma, ya, gitu deh Kami juga gak mau jauh dari Hongjoong. Sering sial. Walau dekat juga sial."
"Loh, sial kenapa?" Woobin terkekeh mendengar Wooyoung.
Tetapi Wooyoung hanya menggerutu tak jelas, sebelum bersembunyi di balik tubuh San.
Di mana San agak terkekeh, lalu kembali pada Woobin dan mengangguk. "Baik. Nanti kami pindah, tapi mungkin sebagian masih tinggal karena orang tua Seonghwa sementara akan tinggal di sini."
"Tak perlu." Woobin menggelengkan kepala. "Sudah saya sewakan hotel dekat rumah sakit, jadi mereka tak perlu sulit. Di samping itu, Seonghwa juga takkan lama di rumah sakit. Organ dalamnya aman. Hanya luka luar, jadi bisa untuk pulang."
"Mereka bertiga luka luar semua, bukan? Ya... tak bicara tentang trauma sih, Om..."
Ucapan San diberikan anggukan lagi oleh Woobin. "Ya, benar. Jadi mereka memang bisa keluar dengan cepat, hanya saja, kita harus lakukan tengah malam lagi. Atau di waktu lain yang kosong. Setelah The Overload melakukan pertemuan pers tadi, saya yakin, akan banyak pihak ingin mencari tau. Terlebih, kami juga harus mengurus perihal Nagyung. Jadi, akan sangat sibuk, dan lebih baik, secepatnya, Hongjoong disembunyikan."
Wooyoung yang menonton siaran langsung dari satu kanal media, berucap kemudian. "Mereka memalsukan seluruhnya. Kejadiannya."
"Kita ikut alur saja dulu." Woobin berucap. "Di sini kami agak kesulitan karena yang dianggap lawan sedang bergerak seperti kawan. Kami tak tau mengapa mereka membantu Hongjoong menyembunyikan keadaan. Entah, apa yang terjadi. Hajoon itu bungkam."
"Mungkin Hongjoong yang tau..." San menarik napasnya perlahan, seperti menguatkan dirinya. "Oke. Nanti aku yang bicara pada Hongjoong, Om."
"Great."
San melirik Wooyoung di balik tubuhnya sekilas, untuk menepuk paha sampingnya, "kami akan ke rumah sakit setelah ini. Jadi, sampai jumpa, Om."
.
.
.
Dari posisinya mengemudi, Hajoon melirik ke arah kaca tengah, di mana tiga orang duduk di bangku belakang dalam diam. Selagi di sampingnya, duduk satu orang pula.
Tak lain adalah Yunho, sedangkan di belakang duduklah Mingi, Juyeon dan Younghoon secara berurutan.
Semuanya tampak tertekan, Hajoon memahaminya. Hanya saja, satu, sejak berada di agensi, terus bungkam, tak mengatakan apapun.
"Ingat, esok acara pemakaman Dion. Kalian harus datang." Hajoon melirik spion tengah kembali, dan memilih untuk mengatakannya. "Jika ada yang mengganggu di kepalamu, Cakrananda, keluarkan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
Fiksi PenggemarTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023