✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿
"Aku hanyalah jiwa mati yang terperangkap di dunia hidup. Mari bertemu lagi di kehidupan selanjutnya, sebagai dua sosok setara yang ditakdirkan menjalani kisah bersama."
A story by Ade Bintang 🌟
___________________________
"Padahal sedikit lagi, satu langkah lagi...." lirih Isabella.
Dirinya benar-benar telah lelah, tapi kehancuran yang ia sebabkan melebihi batas. Semuanya, bahkan hampir di seluruh penjuru Carlotte telah remuk. Kastil Lilian sudah terbakar sepenuhnya. Geletakan jasad di mana-mana. Darah yang bercucuran masih menggenang pada tempatnya. Bahkan potongan tubuh manusia berhamburan di seluruh penjuru.
"Seribu tahun lamanya aku menanti, aku berusaha. Tapi pada akhirnya aku tetap berada di naungan kegagalan." Isabella meringis perih melihat semua kehancuran dalam dirinya. "Bahkan sedari awal, seakan takdir tak pernah memihak diriku..."
Isabella mulai bercengkrama dengan dirinya sendiri, mengasihani diri serta mengingat yang terjadi di masa lampau. "Diriku yang hanyalah seorang anak berdarah campuran ini, tak akan pernah diterima di sisi manapun dunia, baik Alethea, Ameirttha, ataupun Auretha. Ibuku seorang siluman dan ayah manusia, pernikahan terlarang membuat kami sengsara, mereka yang tidak menerima keberadaan makhluk berdarah campuran seperti kami, akhirnya memburu keluargaku, ayah dan ibu tiada dalam pembantaian itu, kakak terluka... Berhari-hari kami mengetuk pintu rumah mencari pertolongan, tapi bukannya mendapat bantuan malah mendapatkan makian."
Isabella mendengus pilu mengingat kejadian tentang dirinya di masa lampau. Benar-benar lama telah terjadi, tapi tak sekalipun ingatan itu terlupakan olehnya. Tubuh rampingnya mulai berbentuk kembali, sayap mengerikan itu lepas, kuku-kukunya pun menjadi kembali indah. Wajah polos berseri milik Isabella terpancar lagi.
"Hentikan, jangan pukul kakak!" ucap Isabella kecil menahan pukulan yang diberikan oleh sejumlah orang untuk Akshon-kakaknya itu. Yang pada saat itu Isabella masih berusia 8 tahun.
Setelah puas memukuli, para penjahat itu pergi tanpa rasa bersalah. Isabella dengan cemas memeriksa keadaan Akshon. Ia menatap kakaknya dengan panik.
"Kakak?" panggilnya ketakutan.
Akshon sedikit membuka netranya, ia melihat Isabella yang terus menangis, Akshon seolah merasakan hawa yang berbeda, awalnya dingin, kini merasa hangat, Akshon mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Miranda dan Laury—ayah dan ibunya yang tersenyum dengan pakaian putih yang mereka kenakan. Ia mulai berhalusinasi parah, rasa sakit itu membuatnya kehilangan akal. Netranya mulai buram, indra pendengarannya pun mulai kedap.
"Isabella... Kau harus bahagia ya, lakukan apa yang kau inginkan dan raih kebebasanmu." Akshon menggenggam erat tangan Isabella. Sebelum kemudian, Isabella menyadari, kalau Akshon tak lagi bernafas, tangannya pun terjatuh di atas tumpukan jerami itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETHEA [END]
Fantasy"Apakah hati masih bisa patah ketika jantung berhenti berdetak?" Aluna, seorang putri kerajaan yang malah menghindari kata "Tuan Putri" karena menurutnya menjadi putri di sebuah kerajaan itu adalah sebuah hukuman, itu sangat mengekang dirinya dan...