Diruang persalinan, di salah satu rumah sakit ternama di Surabaya, terdapat seorang perempuan muda yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya, Perempuan muda itu terus merintih kesakitan, karena anaknya yang tak kunjung keluar.
"Nak...bunda mohon keluar nak...bunda udah gak sanggup lagi..." Lirihnya, keringat membasahi pelipisnya, wajahnya pucat pasih, dia merasa mengantuk sekarang. Dokter yang melihat itu membulatkan matanya.
"Bu, jangan tidur!!." Calon ibu muda itu tidak menjawab, tenaganya terkuras habis. Dokter yang membantu persalinan segera meminta suster untuk memanggil kan suaminya. Suster mengganguk dan segera pergi.
Ceklek...
Keluarga yang berada diluar ruang persalinan segera melihat kearah pintu yang terbuka. Sepasang suami istri segera mendekat kearah pintu, setelah melihat suster keluar dari ruang persalinan.
"Ada apa sus?!." Raut kekhawatiran terlihat jelas diwajah orang yang bertanya.
"Dimana suami dari pasien nya?." Sepasang suami dan istri itu saling menatap, mereka terdiam. Tidak tau harus menjawab apa.
"Saya suaminya." Jawab orang yg bru datang, sepasang suami-istri itu tersentak, setelah mendengar suara yang sangat mereka kenali.
"Baik, ayo ikut saya kedalam." Orang itu mengangguk, dan segera masuk mengikuti langkah suster. Saat sampai didalam, orang itu melihat kearah hospital bed, disana dia melihat wajah pucat pasih milik istrinya, tapi tidak ada raut ke khawatiran dari wajahnya. Dokter yang menyadari kedatangan mereka, segera meminta mereka mendekat,
"Apa anda adalah suaminya?." Dokter itu sedikit tidak percaya, karena melihat orang dihadapannya yang masih memakai baju seragam anak SMA.
"Ya, saya suaminya." Mendengar itu dokter hanya mengangguk
"Baik kalau begitu, kamu bisa berdiri didekat istri mu, dan tolong jangan biarkan dia menutup matanya. Orang itu mengangguk mengerti. Dia segera mendekati hospital bed. dan berdiri tepat disamping istrinya. Dia menggenggam tangan istrinya.
"Saya yakin kamu bisa felisyia. Perempuan yang dipanggil felisyia itu tersentak, dia menatap sendu kearah suaminya.
"Arkaa... Lirihnya, Arka mengangguk, dia menatap dalam kearah wajah pucat felisyia.
"Kamu bisa." Mendengar ucapan semangat dari maminya, Felisyia mengangguk dan tersenyum. Setelah itu dia mulai berjuang.
"Ayo bu terus, kepala bayinya udah keluar." Felisyia menangis menahan sakit, dia terus berusaha agar bayinya segera keluar. Dengan satu tarikan nafas, Felisyia berhasil mengeluarkan bayinya.
"Oekk...oekkk..oekkk" Felisyia menangis terharu mendengar suara tangisan anaknya, berbeda dengan Arka yang terlihat biasa saja.
"Wahh selamat ya, bayi kalian berjenis kelamin laki-laki. Dia terlahir sehat dan sangat imut . Wajahnya sangat mirip dengan papanya." Mendengar ucapan dokter, Arka tersentak, dia segera melihat kearah bayi yang sedang menangis digendong dokter, Benar, bayi itu sangat mirip dengannya. Arka menatap benci kearah bayi itu, tanpa mengucap sepatah kata, dia segera meninggalkan ruang persalinan. Dokter yang melihat itu terdiam.
"Dok...saya mau liat bayinya." Dokter itu mengangguk, dan memberikan bayi itu. Felisyia tersenyum sendu melihat wajah bayinya.
"Ganteng sekali anak mama.” Lirihnya.
"Maaf bu, dokter ambil bayinya dulu ya. Buat dibersihkan." Felisyia mengangguk, setelah itu dia memberikan bayi itu ke tangan dokter. Setelah kepergian dokter. Felisyia menutup matanya. tenaganya terkuras habis.
Sementara ditaman rumah sakit, terjadi adu mulut antara sepasang suami istri, dan anak mereka
"Papa tidak mau tau!, cepat pergi temani istri kamu, dan anak kamu Arka!." Arka menatap tajam kearah papanya.
"Aku gak mau pa, mereka itu cuma jadi benalu dihidup aku!, kalau saja papa gak jodohin aku sama dia, dan gak ngejebak aku!, bayi itu gak akan pernah ada, dan aku bisa hidup bahagia dengan orang yang aku sukai." Bentaknya. Mendengar perkataan anaknya, membuat nya murka
"JAGA UCAPAN KAMU ARKA, INI ALASANNYA PAPA MENJADOHKAN KAMU DENGAN FELISYIA !, KARENA PEREMPUAN YANG KAMU SUKAI ITU TIDAK MEMPUNYAI ASAL USUL YANG JELAS!" Arka tertawa remeh mendengar nya.
"Dengan sikap papa yang kayak gini, semakin membuat aku suka sama dia."
Bugh...
"Jangan gila kamu Arka !, kamu itu sudah menjadi seorang ayah, jadi jaga sikap kamu!." Arka tidak mendengarkan ucapan papanya.
"Nak...tolong jangan seperti ini. kasian istri dan anak kamu. Arka yang mendengar itupun melihat kearah mamanya, dia merasa sakit melihat tatapan sedih mamanya yang ditujukan kepada dirinya.
"Aku gak akan pernah mau nganggep mereka!" Setelah mengatakan itu, Arka segera melangkah pergi. Sang papa semakin murka melihatnya, ia segera mengejar anak kurang ajar nya, tapi sebuah tangan menghalangi dirinya.
"Bryan...udah. kasih dia waktu buat sendiri dulu." Bryan menggeleng.
"Tidak bisa seperti itu Bilqis, jika dibiarkan dia akan semakin kurang ajar." Bilqis menggeleng saat melihat bryan akan menyusul Arka, Bryan menghela nafas panjang.
"Lebih baik kita melihat cucu kita, pasti dia sangat ganteng ." Bryan mengangguk, dia menelpon bodyguard nya, untuk bertanya apakah menantu nya sudah berada diruang VVIP bodyguard menjawab bahwa menantunya sudah berada diruang VVIP bersama dengan cucunya. Mendengar itu Dristan mematikan sambungan telepon nya dan segera menuju ruang inap VVIP bersama dengan istrinya Bilqis.
Setelah itu keduanya masuk, dan melihat menantunya yang sedang menggendong cucu mereka
"Felisyia". Felisyia segera melihat kearah yang memanggilnya, dia terkejut melihat mertuanya yang berada di samping pintu.
"Mama, papa," Felisyia tersenyum, bryan dan Bilqis segera mendekati menantunya. Saat sudah dekat dengan felisyia, Bilqis segera menggendong cucunya.
"Wahh, cucu nenek terlihat ganteng dan imut..." Bryan tersenyum melihat interaksi istri dan cucunya. setelah itu dia menatap sendu kearah menantunya.
"Feli maafkan papa tidak bisa membujuk suami kamu.” felisyia tersenyum sendu.
"Ini bukan salah papa kok, jadi papa tidak perlu minta maaf. Bryan melihat senyuman felisyia hatinya sakit. Dia segera memeluk menantunya. Felisyia menangis dalam diam, dia selalu berharap mendapatkan suami yang menyayanginya, tapi harapan nya pupus karena perjodohan ini. Masa sekolah nya harus putus ditengah jalan karena kehadiran nyawa didalam perutnya, yang sekarang telah lahir kedunia,
"Kamu yang sabar ya nak papa yakin anak itu akan berubah." Felisyia mengangguk dipelukan Bryan, bilqis yang melihat itu menghapus air matanya yang mengalir. Hatinya sakit melihat keadaan menantunya, dia tidak bisa membayangkan berada diposisi menantunya. Dia pasti tidak akan sekuat menantu nya kalau saja berada diposisi yang sama.
Bilqis mendekati keduanya,dia ikut memeluk menantunya untuk menguatkan, setelah menaruh cucunya dibox bayi.
"Mama tau kamu kuat nak..."Felisyia semakin menangis, dia memeluk erat papa dan mama mertuanya. Dia sudah terbiasa dengan perlakuan tidak baik Arka kepada dirinya. tapi dia khawatir kalau Arka memperlakukan anaknya sama sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
black
Short StorySeorang anak laki-laki yg tidk pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya, ayahnya memang selalu bersamanya , tapi perhatian nya bukan untuk dia. "Bunda... Ayah kok gak pernah mau kalau black ajak buat nemenin main? " Ucap seorang anak laki-laki de...