42 || Empat Puluh Dua

11.3K 1.1K 210
                                    

Sorry for typo

••••

Pagi yang sunyi dikediaman Sehran menandakan bahwa putra kecil mereka masih terjaga dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang sunyi dikediaman Sehran menandakan bahwa putra kecil mereka masih terjaga dalam tidurnya. Disisi lain Jihan tampak merapikan meja makan bersama dua orang maid kemudian menyusun beberapa makanan untuk sarapan pagi ini.

"Maid, tolong kopinya habis ini ditaruh di meja ya. Saya mau bangunin Hesa, sebentar lagi tuan juga akan segera turun,"ucap Jihan pada seorang maid muda saat wanita itu selesai mengaduk kopi untuk sang suami.

"Baik Nyonya,"ucap maid dengan patuh.

Sementara Sehran yang kini bersiap dengan jas kerjanya, kali ini pria itu memutuskan untuk berangkat sedikit siang karena ada rencana bersama wanitanya. Ia melirik gundukan dibalik selimut tebal yang ada diatas tempat tidur. Perhatiannya teralih ketika Jihan muncul dan tersenyum lembut padanya.

"Anaknya belum bangun?"Sehran bergumam sambil mengangguk samar menjawab pertanyaan Jihan.

Wanita cantik dengan dress biru muda selutut nya itu mendekati ranjang tempat sang anak masih bergelung dalam selimut. Semalam bocah itu sempat rewel karena ingin video call dengan Jenan dan Jemian yang ada di Jakarta. Namun sepertinya dua abang kesayangannya itu sedang berada diluar sehingga tidak menjawab panggilan dari nomor Jihan. Jadilah ia menangis semalam suntuk membuat kedua orangtuanya kebingungan.

Dan pada akhirnya bocah itu lelah sendiri hingga terlelap dalam gendongan Jihan.

"Sayang... Adek... Bangun yuk, udah siang nih kan hari ini pertama adek sekolah,"bisik Jihan sambil mengusap pipi gembul sang anak.

Bocah itu tetap terpejam seakan tak terusik, tubuhnya bahkan menggeliat dan kembali diposisi nyaman karena di usap oleh Jihan.

"Loh? Adek tidak ingin sekolah? Tidak mau mencari teman yang banyak kah?"tanya Jihan sambil terkekeh. Suara nya lembut dan halus membuat siapapun mungkin akan semakin nyenyak dalam tidurnya.

Namun kali ini Hesa merespon dengan gumaman kecil, tak lama sepasang mata rusa itu terbuka. Ia mengerjap pelan menatap wajah cantik Jihan, sungguh pemandangan yang indah disajikan di pagi hari ini.

"Halo sayang,"sapa Jihan sambil terkekeh pelan. Wanita itu membubuhkan dua kecupan di kening dan di pipi membuat Hesa tersenyum lebar.

"Morning Baby... Sayangnya Mami ayo mandi yuk, habis itu adek pakai seragam baru~ terus kita berangkat deh ke sekolah diantar sama Papi,"ucap Jihan sambil menyisir poni sang anak.

"Adek mau sekolah kan?"Hesa mengangguk cepat sambil tersenyum manis.

"Sekarang ayo kita... Mandiii~"Jihan menggendong tubuh si bungsu yang sudah mulai berat. Bagaimana tidak? Bocah itu diberi nutrisi yang sangat baik dan terjaga.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang