tujuh belas

5 0 0
                                    

Warning! Cerita ini mengandung kekerasan verbal dan nonverbal, sexual desire, dan Using dangerous weapons.

❗Only 18+ mohon baca sesuai usia ya, bijaklah dalam memilih bacaan.

.
"Apa yang bapak lakukan?"

"Tidak-tidak ini bukan seperti yang kalian lihat." Pria itu tetap menyangkal padahal sudah jelas-jelas ia bersalah.

Bu kades disana tersenyum dengan damai karena pada akhirnya bajingan itu meruntuhkan kepercayaan warganya sendiri, kini ia berharap untuk yang terakhir kali agar suaminya menerima ganjaran yang setimpal.

Ia lalu menutup matanya, sebelum benar-benar berakhir, ia mendengar suara rintihan Mannah dan beberapa orang disekitarnya, Bu kades tahu ini akan sulit untuk Mannah, tapi ia yakin hidupnya akan bahagia setelah ini.

"Dia yang buat saya marah!! Dia menghasut sayaa!!! kalian harus percaya!!!" Pak kades terus menerus membela dirinya, tampaknya itu akan sia-sia karena seluruh warga tidak lagi percaya padanya.

Pria itu terus meminta pengakuan bahwa dirinya tidak salah, sampai-sampai El yang berdiri didekat istrinya yang terkapar marah bukan main.

Tanpa segan El langsung memukul pak kades dengan membabi buta, pukulan itu mendapat sorakan bangga dari warga sekitar bahkan ada diantara mereka yang melempari batu ke arah pak kades itu.

"Udah.." Dodit coba menenangkan El dengan cara menjauhkannya dari bajingan itu.

Tak lama waktu berselang, sirine ambulans dan mobil polisi terdengar. Dodit yang menghubunginya, untuk antisipasi, ia membekuk sendiri kades sialan itu terlebih dahulu.

"Ibu.." Mannah terus saja menangis, ia tak kuat melihat darah Bu kades yang terus bertumpahan.

Dengan segera Bu kades di bawa ke rumah sakit terdekat sementara suaminya harus diperiksa lebih lanjut.

"Shenna, Rhea, kalian pergi sama Bu kades dan tenangin Mannah ya, gue sama Ola masih ada sedikit urusan lagi, Ari." Ucap El dengan cepat.

El lalu beralih kepada Dodit,"Dit, lo urus bajingan itu, lampirkan bukti yang kita punya, jangan lupa laporkan juga Ari sebagai pengedar."

Semuanya paham dengan tupoksi masing-masing, disana Shenna benar-benar tidak takut lagi dengan status yang ia sandang saat ini, ternyata masih ada pembunuh yang lebih kejam dan tidak punya hati seperti kades ini.

Rhea, Shenna, dan Mannah memasuki mobil ambulans. Mereka melesat secepat kilat agar Bu kades bisa tertolong.

Sementara El dan Ola membantu Dodit membekuk pak kades gila ini bersama tim polisi. Setelahnya suasana menjadi hening sehening-heningnya.

"Bagaimana semua ini terjadi?" Tanya salah seorang warga.

"Maafkan kami semua, tapi dia pantas mendapatkan ini. Bu kades sudah bertahun-tahun disiksa oleh suaminya sendiri, pak kades itu juga sering bawa wanita bayaran kerumahnya." Jelas El.

Seketika warga disana menutup mulutnya tidak percaya saling misuh misuh satu sama lain.

Ola menambahkan, "Bakat itu juga turun ke anaknya sendiri, kami juga dapat fakta bahwa Ari melakukan transaksi gelap dan berlaku sebagai pengedar narkotika, ini buktinya." Ia menunjukkan video yang di ambil Dodit semalam.

"Kami benar-benar merasa ditipu." Geram seorang warga dan diikuti oleh semua warga disana.

"Bu kades melakukan ini semuanya diluar rencana kita, mohon doanya semoga Bu kades bisa diselamatkan, dan untuk sekarang saya mohon kerjasama untuk menangkap Ari, sebelum dia lari lebih jauh." Ujar Ola lagi.

R.O.S.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang