25 April 2023, hari Selasa.
Itu adalah kedatangan pertama mereka ke rumah Yunho, setelah selama ini, laki-laki itu tinggal di apartemennya. Dikarenakan, pulang ke rumahnya terlalu sepi, pun terlalu kosong. Sang Ayah dan sang Ibu jarang sekali di rumah, hanya pulang beberapa bulan sekali. Sang kakak juga sering sekali menghilang, pulang seenaknya.
Namun sekarang, Yunho pulang kembali, tentu setelah meminta izin untuk menempati rumah santai yang berada di area rumahnya—di bagian belakang, pada dataran tinggi menuju rendah, selagi rumah utamanya berada di tanah mendatar.
Rumah itu memiliki dua lantai.
Untuk mencapainya, mereka harus mencapai bagian ujung untuk menuruni tangga gantung yang kokoh dan keras, berbentuk huruf Z. Di-desain bukan hanya untuk keindahan, namun juga untuk mencapai bangunannya agar tak menempel dengan tanah tebing di dekatnya.
Bagian utama dari rumah tersebut, berada di bagian atasnya, pada lantai dua. Karena setelah memasuki pintu lebar dengan dua daun yang juga tinggi tersebut, mereka langsung disuguhkan dengan ruang keluarga dengan televisi dan beberapa konsol game, serta dapur bersih terbuka dan juga meja bar. Jelasnya, benar-benar tempat untuk bersantai dan beristirahat. Di sekitarnya, terdapat tiga pintu kamar, juga satu powder room.
Di bagian dekat ujung, samping dinding kaca untuk menampilkan pemandangan hutan, pepohonan, dari daerah di tepi bukit tersebut, terdapat tangga yang melingkar.
Di bawah sana, langsung terdapat sebuah meja biliar, di bagian tengah. Ditemani dengan sofa-sofa dekat dengan perapian. Ada jalan menuju dapur kotor dan ruang laundry, di bagian belakang. Juga adanya dua kamar lainnya, di sana.
Dari dinding kaca tersebut, terdapat bingkai pintu, dengan pintu kaca dorong. Tepatnya, untuk mencapai halaman berlantai kayu, yang mengarahkan mereka langsung pada kolam renang dan juga jacuzzi. Tepat menghadap langsung pepohonan, dengan dataran yang lebih rendah di bawahnya. Namun aman, dikarenakan ada pagar pembatas, sehingga aman untuk tak terjatuh terguling ke bawah sana.
Rumah yang benar-benar dibuat untuk bersantai, bersama dengan kesendirian. Ayahnya—tiri—bilang, rumah itu sengaja dibuat dahulu, untuk dirinya berkumpul bersama teman-temannya semasa kuliah. Maklum saja, walau memang Ayah tirinya sudah kaya sejak lahir, tetapi semua yang berada di sini, adalah kerja kerasnya sendiri. Walau ya, privilege sebagai orang kaya raya itu tentu tetap ada.
Seluruhnya—yang akan tinggal lebih dahulu, Seonghwa tak termasuk—sudah masuk ke dalam dan memilih kamar, tepatnya hanya untuk penghuni atas, sesuai dengan yang diberitahukan teman sekamarnya kemarin. Jadi mereka di sini, hanya saling memilih letak saja. Orang-orang dari pihak perpindahan rumah yang disewa juga tengah membantu, walau tak banyak barang besar, karena selama ini tinggal di rumah lalu memang sudah lengkap dengan perabotan.
San dan Jongho belum pergi untuk mengurus perpindahan rumah dan pemutusan kontrak, mereka akan melakukannya besok saja, dan menyelesaikan perpindahan hari ini. Pagi tadi, San pulang dan langsung kembali siap untuk membantu.
Yang belum masuk ke dalam adalah Hongjoong dan Juyeon.
Bukan Juyeon tak mau membantu, namun lelaki itu, justru tengah mencoba membantu. Untuk hal lainnya, tepatnya untuk ini.
"Gimana?" Juyeon berdiri di samping Hongjoong, yang terdiam di hadapan tangga luar berbentuk Z tersebut. "Niat lo ngediemin San, berakhir dengan lo didiemin semuanya, ya?"
Hongjoong meliriknya dengan sinis. "Terus kenapa lo di sini?"
"Sama-sama." Juyeon mendengus, sebelum memasukan kedua tangannya ke dalam saku. "Lo baik-baik sama gue, atau lo kehilangan satu vote dari gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
ФанфикTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023