1.Perjodohan

2 0 0
                                    

_o0o_

Gadis berparas cantik, dengan seragam SMA nya, terus berlari di koridor Rumah sakit dengan perasaan cemas, ia terus berlari tanpa memperdulikan orang-orang yang terus memperhatikanya. 

Brakkk

"Maaf... Ananda buru-buru," 

ANANDA SHAQUEENA HUMAIROH, gadis berparas cantik, berkulit putih dengan bulu mata yang lentik, dan hidungnya yang mancung menambah  kecantikannya. kini usianya menginjak 18tahun, duduk di bangku kelas tiga sma. 

Pria yang di tabrak Ananda hanya diam, menatap gadis itu. 

"Dok ... Ananda boleh nayak gak?"

"apa ... "

"Ruangan ayah Ananda di mana ya?" tanya Ananda dengan polosnya.

"Namanya?" tanya dokter muda di hadapan Ananda. 

AZZAM ARFAN SYARIEF, pria tanpan, bertubuh tinggi dan berhidung mancung, kini usianyacmenginjak 22tahun, di suia mudanya sudah menjadi seorang dokter. Dan dia adalah pemilik rumah sakit tersebut. 

Ananda menepuk keningnya, mana mungkin dokter di hadapanya ini tau nama ayahnya tampa di sebut. 

"Oh iya,  Ananda lupa kasih tau namanya,  nama Ayah Ananda, Azril," ucap Ananda menyebut nama ayahnya. 

Pria di hadapanya itu terdiam, saat Ananda menyebut Nama Ayahnya.

"Ruangan 26A," balas Azzam. 

Ananda tersenyum mendengar jawaban dokter di hadapanya ini. 

"Makasih dokter," 

"Iya.."

Ananda menatap Azzam yang sudah berjalan meninggalkan Ananda. 

Ananda membalikkan badanya, ia bigung jalan mana yang akan di lewatinya ada dua lorong di hadapanya. 

"Kiri atau kanan," guman Ananda bingung.

Ananda kembali membalikkan badanya,  mengejar Azzam yang sudah berjalan sedikit jauh.

"Dokter.... " teriak Ananda. 

Azzam menghentikan langkahnya, melihat Ananda yang berlari ke arahnya. 

"Ada apa?" 

"Hutfff...  Dokter cepat bangat sih jalanya, Ananda jadi ngos-ngosan 'kan." ucap Ananda dengan nafas tersengal-segal.

Azzam hanya diam tanpa membalas ucapan Ananda.

Ananda kembali membuka suara.

"Dokter... Ruangan 26A, sebelah kiri atau kanan?" tanya Anandan.

"Kanan," 

Ananda kembali mengembangkan senyumanya. Walau ada rasa kecewa dengan jawaban dokter di depanya itu menjawab pertanyaanya dengan singkat. 

"Sekali lagi makasih ya dokter,  maaf Ananda mengganggu," ujar Anandan.

"Iya... " 

Setelah itu pria itu kembali meninggalkan Anada, dengan cepat Ananda juga membalikan badanya mencari ruangan tempat Ayahnya di rawat. Ananda berjalan memperhatikan angka di setiap pintu ruangan rumah sakit tersebut.

Ananda berhenti tepat di depan pintu ruangan dengan No 26A. Dengan rasa khwatir yang terus mengahmpirinya,  dengan cepat Ananda membukan pintu ruangan itu. 

Ananda terdiam melihat banyak oarang yang tersenyum ke arahnya di ruangan itu. Dengan langkah canggung Ananda berjalan ke arah tempat Ayahnya berbaring. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SURGA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang