P 6

23.6K 2.5K 80
                                    

Voment!


Happy Reading!

“Tidak ada”

“Dan berhenti memanggilku Adel sialan” maki Lio tapi tak dihiraukan oleh Aleister.

Lio beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri.

-

“Sayang sekali kita tidak sekelas” Chester menatapnya sendu

Lio mengerjapkan matanya dua kali, lalu menghela nafas perlahan

“Tidak apa yang terpenting kelas kita sebelahan”

“Iya juga ya” Lio tertegun melihat Chester tersenyum lebar

'Ekspresi nya cepat berubah'

Chester merangkul bahu Lio beranjak keluar dari kamar asrama

“Loh mereka kemana” ujar Aleister yang baru saja keluar dari kamar mandi

“Sudah pergi”

“Lin” Lin mengalihkan pandangannya kearah sumber suara

“Ahh iya” Lin beranjak dari ranjangnya mendapatkan tatapan tidak terima dari Aleister

“Setidaknya tungguin!” seru Aleister seraya memakai bajunya dengan terburu-buru

“Lama” Reonal menarik lengan Lin membawa kakinya menjauh

“Reonal sialan”

-

Sesampainya di depan kelas milik Lio, Chester melambaikan tangannya seraya tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju kelas milik nya.

Lio melangkahkan kakinya memasuki kelas. Matanya menelesik setiap sudut ruangan mencari bangku kosong untuk ia duduki.

Dirinya membawa kakinya mendekat kearah bangku kosong yang berada di barisan paling belakang.

Tidak lama Lio mendudukan dirinya, guru yang mengajar dikelasnya datang

“Perkenalkan saya Xavierus Thendourie. Saya akan menjadi guru kalian”

“Untuk pertemuan pertama saya akan mengecek element kalian masing-masing”

“Setelah nama kalian saya sebut, kalian bisa maju kedepan untuk saya cek element apa saja yang kalian punya. Mengerti?”

“Mengerti sir” ujar kita serempak

“Steve Zachary Svanz” Steve beranjak dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya kaarah meja yang berada di depan

“Letakkan tanganmu ke wadah air ini”

Setelah satu tangannya di letakkan ke dalam wadah, sebuah simbol api terlihat dipunggung tangan miliknya.

“Fire element. Silahkan duduk kembali”

“Christoper Raymond” Crish beranjak dari tempatnya, membawa kakinya kedepan

“Masukan”

Crish memasukan tangannya kedalam wadah, lalu sebuah simbol berbentuk besi terlihat.

“Mine element. Silahkan duduk”

“Rhianna Beatrice Elston” Rhianna beranjak dari tempatnya dengan wajah yang dibuat seanggun mungkin membuat beberapa murid laki-laki tertegun melihat kecantikannya

“Masukan”

Saat salah satu tangannya memasuki wadah berisi air, dua buah simbol terlihat berbentuk gelombang air dan hembusan angin

“Ahh dua” ujar Xavier mendapatkan tatapan terkejut dari semua muridnya

“Water Element, Air (Es) Element. Silahkan duduk Rhianna”

“Terimakasih sir” Rhianna tersenyum, lalu melangkahkan kakinya kembali ketempat nya

“Michele Bachtera”

'Bachtera? Berarti dia putra kedua dari kaisar skylos dong' batin Lio

“Sejak kapan kaisar mempunyai dua putra”

“Ahh ini mengejutkan”

“Yang ku tau hanya Pangeran Rionard sebagai putra kaisar”

Seru semua murid menatap tidak percaya kearah Michele

Lio membulatkan matanya kala sosok di samping kirinya beranjak dari tempatnya

'Dia dari tadi disamping gue astaga' batinnya

“Masukan”

Michele memasukan satu tangannya, terlihat dua buah simbol berbentuk api dan petir berada dipunggung tangannya

“Fire Element, Thunder Element. Silahkan duduk Michele”

“Adelio Marques Elston” Lio beranjak dari tempatnya memasukan satu tangannya kedalam wadah

Mata Xavier melebar kala terdapat tiga simbol berbentuk bintang yang berpancar sinarnya, api, dan petir berada dipunggung tangan miliknya

'Tiga? Bagaimana bisa' batin Xavier tidak percaya

“Heaven Element, Fire Element, Thunder Element. Silahkan duduk kembali Adelio”

Semua murid yang mendengar tiga Element tersebut menatap tidak percaya kearah Lio, lain bedanya dengan Rhianna yang mengepalkan kedua tangannya menahan amarah

Acara pengecekkan Element terus berlanjut sampai terdengar suara bel menandakan kelas sudah berakhir

“Kelas kita akhiri, terimakasih atas kerja samanya. Saya pamit”

Sebelum Xavier beranjak dari kelas, ia sempat melihat kearah Lio yang sedang membenamkan wajahnya diantara kedua tangannya, dengan tatapan sulit ditebak.

“Lio” seru Chester dari luar ruangan

Michele beranjak dari tempatnya, menepuk singkat bahu Lio agar terbangun dari tidurnya

Lio terhentak, ia segera merapihkan dirinya lalu beranjak keluar kelas.

“Kau tertidur Lio” Lio cengengesan mendengar ujar dari Chester

“Aku mengantuk” ujar Lio membuat Chester terkekeh geli, ia pun menarik lengan Lio

“Ayo ke kantin, setelahnya kita kembali ke asrama”

“Tunggu” ujar Lio membuat langkah Chester berhenti

“Ada apa?”

“Setelah pergi ke kantin jangan langsung ke asrama. Aku ingin ke taman sebentar” Chester tersenyum tipis, mengangguk menyetujui ujaran Lio.



---------------------------------------------------------
Mereka tau sifat sang iblis, tetapi saat sang malaikat berbuat kesalahan mereka seakan tuli dan buta. Terkadang otak mereka terlalu kuno untuk berpikir menggunakan logika.
---------------------------------------------------------


Hey! Udah hampir seminggu ya ga up? Maaf okey? rl ku lagi ada sedikit masalah.

Terimakasih sudah menunggu dan maaf masih banyak kurangnya.

I Become A Character Who Can Change The StorylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang