"Selama ini Kak Darma tidur di mana?"
Setelah kembali ke kamar rawat Sila bertanya kemana perginya laki-laki itu, tidur di mana saat tidak boleh pulang ke rumah oleh Ibunya, dan bagaimana cowok itu makan. Sila sangat mengkhawatirkan keadaan Darma saat tidak ada kabar.
"Di rumah Jery."
"Kak Darma nggak apa-apa kan?" tanya Sila untuk kesekian kalinya.
"Nggak apa-apa Sila. I'am okey."
Brak! Pintu ruang rawat terbuka begitu saja. Sila dan Darma terkejut dengan kedatangan Farel dan polisi yang mendadak.
"Itu dia. Tangkap dia, Pak!"
Farel membawa beberapa polisi untuk menangkap Darma setelah Sila menghilang. Pria paruh baya itu meyakini jika yang menculik Sila itu Darma.
"Papa...."
Farel segera menarik Sila ke belakang tubuhnya serta menatap nyalang Darma.
"Pa? Apa yang Papa lakuin?" tanya Sila dari balik tubuh Farel.
"Pasti ini ulah kamu kan? Kamu yang sudah memprovokasi Sila untuk kabur dari rumah?" tuduh Farel pada Darma.
"Pa, ini nggak bener---"
"Diam kamu! Kamu sudah melewati batas kesabaran Papa. Kamu di kasih kebebasan untuk mencari jati diri sendiri Sila bukan buat bebas kayak gini. Kabur dari rumah bikin orang tua khawatir!"
"Dengerin penjelasan Sila dulu, Pa. Ini gak sama seperti yang ada di pikiran Papa," ucap Sila berusaha menjelaskan. Namun sepertinya Farel sudah gelap mata dan enggan mendengar penjelasan putrinya itu.
"Tangkap dia, Pak! Seret dia ke dalam penjara!"
"Pa... ini bukan salah Kak Darma! Justru---"
"Papa bilang diam!" bentak Farel membuat Sila terpaku. Ia tidak menyangka akan mendengar Farel membentaknya.
"Dia itu bukan laki-laki baik, Sila. Harus berapa kali Papa bilang sama kamu. Dia itu bukan hanya anak berandal tapi juga kriminal yang udah bobol kantor Papa!"
Deg. Sila cukup terkejut dengan ucapan Papanya. Darma tidak mungkin melakukan itu semua.
"Ya, semua kejadian yang terjadi di kantor dan teror di rumah itu ulah anak ini. Anak gak bener ini!" Tatapan Farel sangat nyalang pada Darma hingga membuat siapa pun yang melihat akan menganggap jika tatapan itu adalah tatapan kebencian.
"Cepat seret anak ini, Pak!"
"BERHENTI!"
Suara melengking seorang perempuan terdengar di ruangan itu. Terlihat Arumi masuk ke dalam ruangan mencegah beberapa polisi yang hendak meringkus Darma.
"Lepas tangan kalian dari anak saya!"
Farel terpaku di tempat, pandangannya tak lepas pada seorang wanita paruh baya itu. Jantungnya berdegup begitu kencang sehingga rasanya ia tidak bisa berdiri tegak.
"T-tasya?"
Ya, perempuan itu adalah Anastasya Anugraha yang sekarang di kenal dengan nama Arumi Patricia. Perempuan yang pernah ada di masa lalunya bahkan sampai saat ini masih menjadi seseorang yang menetap di hati Farel. Bertahun-tahun mereka berpisah dan sekarang mereka kembali di pertemukan. Tapi, apa katanya tadi? Anak saya? Maksudnya Darma?
"Anak saya punya masalah apa? Bicarakan dengan saya. Saya Ibunya."
••••
Belum hilang rasa terkejutnya, Farel mengajak Arumi untuk bicara di luar ruangan. Keduanya sama-sama terdiam sebelum akhirnya Farel membuka suara terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Ficção AdolescenteSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...