Octagon 3 - 20 : Malam di Tempat Tinggal Baru

345 35 34
                                    

Ketika lima orang tersebut menuruni tangga, yang belum berkenalan agak terkejut, sehingga Yunho segera memperkenalkan sang kakak. Selagi Hongjoong membawa diri, langsung menuju kamarnya, yang membuat Younghoon langaung menyusul.

Sedangkan Juyeon, bergegas mendekat pada Wooyoung yang tengah memasak ditemani oleh Mingi, selagi San dan Jongho ditarik untuk mendekat pada Junhong.

Langsung saja, Juyeon menghampiri Wooyoung, san mengintip masakannya dari belakang.

"Jangan bilang, lo bikin masakan kesukaan gue dari lo."

Wooyoung melirik sekilas, sedikit terkejut, tapi mengangguk. "Bahan-bahan yang tadi dikasih asisten rumah tangga Yunho cocoknya dibuat ini. Maklum, kita belum belanja. Akhir bulan, jadi dari rumah juga gak bawa banyak."

"Sial, caranya gue move on gimana nanti?" kekeh Juyeon bercanda.

Tentu, Wooyoung tak bisa menjawabnya, selagi dirinya memang tengah memikirkan Juyeon.

Namun Juyeon, segera bertanya padanya, sambil menyandarkan dagunya di bahu Wooyoung. "Gue tuh nyari Yeosang dari tadi. Dia di mana? Jangan bilang keluar."

Seketika Wooyoung terdiam.

Juyeon menunggu jawaban sembari menatap masakan Wooyoung.

Hingga akhirnya sosok itu pun berbisik pelan. "Ke tempatnya Serim."

"Kok?" Juyeon langsung meluruskan tubuhnya. "Kok gak lo tahan?"

"Kan Serim pacarnya." Wooyoung menjawab agak ketus.

Hal itu membuat Juyeon meringis, agak kesal. "Bukan gitu, cuma, ini kan hari pertama kita semua di sini."

"Ya udah, mau gimana lagi coba?" Pertanyaan Wooyoung terdengar menjadi lebih ketus. "Lo tau sendiri, Yeosang punya pacar. Jadi, biarin aja. Biarin dia pacaran. Bagus, 'kan? Gak sama Yunho."

Juyeon memundurkan tubuhnya merasa bingung. Namun setelahnya, Juyeon langsung beranjak, dan menghampiri yang lainnya, yang tengah mengobrol dengan Junhong.

Rupanya, kakak dari Yunho menyenangkan.

Lebih easy going dari pada sang adik.

.

.

.

"Lo jangan misahin diri gitu dong."

Mendengar ucapan Younghoon, yang menutup pintunya kemudian, membuat Hongjoong menghela napasnya malas. Hongjoong sendiri segera menghampiri kopernya, mengambil satu kaus asal, lalu menaruhnya di atas kasur.

Segera Hongjoong mengangkat lengan untuk mengganti pakaiannya, namun segera kesakitan sendiri karena tangannya.

Hal itu berhasil membuat Younghoon bergegas mendekat dan berniat membantu.

Tentu Hongjoong menolak.

Tetapi Younghoon menepis lengannya yang tak terluka parah, cukup kasar. "Diem, biar gue bantuin."

"Ngapain?"

"Gue butuh Hyunjae, gak bohong." Younghoon berucap, menjawab cepat, sembari mencoba melepaskan kaus dari tubuh Hongjoong secara perlahan. "Sejujurnya gue pengen marah-marah sama keadaan. Juga sama lo. Tapi gue tahan, biar seenggaknya, ada yang normal. Cuma kadar normal gue hampir habis, gue butuh ngeluh ke Hyunjae."

Hongjoong cukup takjub mendengarkannya.

Tapi benar adanya.

Sejak awal pertemuannya—yang benar, di café untuk pertama kali—Hongjoong memang merasakan ketenangan bersama Hyunjae. Seolah, Hyunjae memang tahu dan bisa, cara menghadapi seseorang.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang