PART 9

619 72 7
                                    


Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kini tampak the curuters tengah berjalan di koridor sekolah menuju gedung MIPA yang memang berbeda gedung dengan gedung anak IPS. Gracia dan Herris memisahkan diri dari Ara dan Adel yang nampaknya ingin melancarkan aksi pdkt-nya dengan bidadari di lantai dua. Kini Gracia dan Herris sudah naik ke lantai tiga dimana lantai ruangan anak 12 IPA berada.

Gracia mengabari Zee yang sudah pulang duluan karena ingin mempersiapkan banyak hal untuk malam nanti katanya.

Saat sampai di lantai tiga gedung anak IPA. Gracia dan Herris langsung berjalan menuju ruangan paling ujung dari gedung yaitu ruang 12 IPA 1.

Setelah sampai disana terlihat beberapa siswa-siswi yang sudah keluar dari kelas. Gracia dan Herris dengan santainya nyelonong masuk begitu saja kedalam kelas menuju meja Anin dkk yang tengah bersiap untuk pulang.

"Hai kak Abinn" sapa Gracia membuat Anin kaget dan reflek menoleh ke belakang dimana Gracia sudah berdiri dengan senyum tengilnya.

"Gree?" Anin sedikit kaget dan malu melihat boteng itu sudah berada dihadapannya.

"Udah siapkan? pulang bareng yuk?" ajak Gracia dengan santainya sedangkan Anin melirik teman-temannya yang kini tengah tersenyum mengejek.

"Oke.." Anin menganggukkan kepalanya dengan pipi yang tengah panas karena malu dengan bestienya yang tentu saja akan mengejek Anin habis-habisan setelah ini.

Gracia tersenyum lebar menatap Anin namun kemudian senyum itu luntur ketika pandangannya teralihkan pada sosok bidadari sempurna yang kini diam menatap datar dirinya lalu melangkahkan kakinya pergi kearah pintu keluar bersama Ina.

Deg

Gracia kaget bukan main melihat gebetan alias pujaan hatinya ternyata satu kelas dengan Anin. Bagaimana bisa Gracia lupa jika Shani dan Ina adalah murid yang pintar dan otomatis mereka pasti berada di kelas unggulan ini. Gracia merutuki kebodohannya karena lupa akan bidadarinya yang juga berada di kelas ini.

"Duh pe'a banget sih lo Gre bisa-bisanya lupa kalo bidadari lo ternyata kelas ini juga, duh berarti Shani liat dong tadi drama gua sama Anin. Mana tadi gua bilang mau ke kelas dia eh sekarang malah ngajak orang lain buat pulang bareng. Totol banget sih gre!" batin Gracia merutuki kebodohan dirinya.

"Gre?" panggil Anin membuyarkan Gracia yang tengah merutuki kebodohannya.

"Kenapa?"

"Eh ng-ngga kok kak Abin hehe" ucap Gracia kikuk menggaruk tengkuknya.

"Katanya mau pulang bareng, ayok?" ajak Anin membuat Gracia sadar ternyata tersisa mereka berdua dikelas ini bahkan si curut Herris itu sudah menghilang dari sana.

"Dasar curut! kok dia kaga ingetin gue sih kalo ini kelas Shani" batin Gracia kemudian melangkahkan kakinya bersama Anin keluar kelas menuju parkiran sekolah.

***

Shani terlihat sedang berdiri sendiri di depan halte bus. Sudah sekitar 15 menit dia duduk menunggu bus yang entah mengapa tak kunjung datang. Sedikit kesal memang ketika mengetahui tidak ada yang bisa menjemputnya dikarenakan pak Tamsul, supir pribadi Shani sedang sakit.

Saat sedang bosan menunggu itulah datanglah sebuah motor Yamaha XSR 155 berhenti tepat di depan Shani. Dari jaket yang dikenakan Shani sudah mengetahui siapa yang sedang menghampirinya saat ini.

"Kok belum pulang? udah mau hujan lho ini" ucap seseorang itu melepas helmnya lalu tersenyum manis.

Shani hanya diam tak menjawab lalu memalingkan wajahnya kearah samping seolah tak peduli dengan orang yang tengah berdiri didepannya ini.

Amtrak (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang