Pagi-pagi sekali Aku sudah berada disebuah arpatement an kekasihku, ya Azka siapa lagi aku hanya memilikinya.
Di Kota metropolitan ini membebaskan perempuan dan laki-laki bisa tinggal bersama, tapi aku tidak karena aku kuliah di kampus berbeda yang membutuhkan waktu satu jam, kalau aku tinggal bareng bersama Azka sudah kepastikan aku akan telat terlebih Azka yang sulit untuk dibangunkan.
Hari ini aku tidak ada jadwal kuliah, maka dari itu aku memutuskan untuk mampir ke arpatement milik Azka dan benar saja ketika aku masuk Azka masih tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 sedangkan pukul 9 ia sudah harus di kampus karena ada jam kuliah.
Aku sudah terbiasa keluar masuk arpatement Azka dan akupun tau pin kunci arpatement Azka jadi ketika aku main aku tidak perlu repot-repot minta di bukakan pintu.
Aku sedikit kasihan melihat Azka yang kelelahan terlihat jelas di wajahnya. Aku bergegas menyiapkan sarapan untuk Azka, kalau tidak dia akan melupakan sarapan pagi. Aneh padahal ia kuliah kesehatan tapi justru ia paling lalai menjaga kesehatannya.
15 menit berlalu roti panggang isi kornet beef dan telur pun sudah tersaji akupun bergegas menuju kamar Azka.
"Ayyy bangun yuu sarapan," Aku membangun jamnya secara perlahan tak lupa aku mengelus rambut dan pipi Azka secara bersamaan.
Bukannya bangun Azka malah menarikku dalam dekapannya.
"Ayu bangun ihh," Aku mencoba melepaskan tubuhku dalam dekapannya.
"5 menit lagi ayy, janji abis ini aku bangun. Kamu sini ajah aku kangen," Tanpa membuka mata Azka mendekap erat tubuhku.
Mau tak mau aku mengikuti permintaannya.
"Janji ya 5 menit ajh," Ia berdehem lagi-lagi tanpa membuka mata.
Aku memandangi wajah damai walaupun tersirat kelelahan yang sangat terlihat di wajahnya. Aku tersenyum memandangi wajahnya yang terukir sempurna. Hidung mancung, alis terukir tebal dan rapih,bulu mata lentik, garis rahang yabg tercipta tegas, dan tak lupa bibir pink alami yang sangat aku suka.
Aku menyentuh wajahnya dari mulai mata, alis, hidung, pipi, dan berhenti di bibir. Aku menggigit bibirku guna menetralkan degupan jantungku yang luar biasa. Aku sudah 3 tahun berpacaran tapi tetap saja aku sering merasa gugup.
"Jangan di gigit-gigit, biar aku ajh yang gigit," Tak kusadari ia menatapku dengan tatapan teduhnya. Karena malu aku langsung memalingkan wajahku ke dalam dada bidangnya. Ya kebiasaan selanjutnya ialah ia tak pernah memakai baju ketika tidur alasannya panas padahal kamarnya terpasang AC, entahlah.
"Heeii kenapa dipalingin wajahnya, aku mau liat wajah kamu ayy,"
"Aku malu," cicitku.
Aku menyukainya wangi badannya yang sangat casual, walaupun ia belum mandi ia tetap saja wangi. Wangiku kalah dengan wanginya.
Ia menarik wajah dalam dekapannya, menatap mataku dalam dan mendekat ke arahku.
"Morning kiss," Cicitnya dan akupun menutup mataku menerima kecupan demi kecupan yang ia berikan di bibirku. Bibir kita saling beradu dengan irama yang lembut, sesekali ia menggigit bibir bawahku dan aku menikmatinya.
☁️☁️☁️
Haloo gasss mohon di baca selepas buka ataupun sahur ya gaysss❤️
Yoroshiku Onegaishimasu ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Raqueella
Teen FictionKita bisa memilih pada siapa hati ini jatuh, tapi kita tidak bisa memilih hati ini patah