Octagon 3 - 21 : Pertama Adalah Awal

305 34 98
                                    

Malam pertama.

Ini adalah malam pertama dari penghuni baru rumah santai Yunho akan tinggal bersama. Dengan kamar dan teman sekamar masing-masing, sekitar pukul sebelas malam, mereka sudah meninggalkan. Dikarenakan rasanya lelah seharian, dari pagi mereka sudah beres-beres. Bahkan masih ada sebagian barang yang masing-masing belum selesai untuk dibereskan.

Suasana sepi, terbantu oleh keadaan sekitar, di mana bagian rumah tersebut terdapat di lembah, bagian menurun bukit yang agak curam, bahkan Yunho sendiri sering menyebutnya tebing. Di sekelilingnya hanya pohon-pohon tinggi, banyak dari mereka yang berakar gantung. Sehingga suasana tampak lebih sepi, hening, sekaligus intim.

Di satu kamar, tepatnya kamar sang pemilik rumah, dirinya berada bersama Jongho. Yang memulai malam mereka dengan banyak diam, lantaran tak ada satu pun dari mereka yang ingin bicara. Bagaimana pun juga, masih ada beban tertahan.

Dari satu, yang terluka.

Dari satu lainnya yang merasa bersalah.

Sehingga malam itu, akan mereka lewati begitu saja. Tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Rencananya, esok hari, setelah pergi bersama San untuk menemui pemilik rumah dan mengembalikan kunci, Jongho ingin menemui Nagyung. Beruntung saja, Jongho memiliki nomor Saerom, jadi, di mana pun Nagyung berada—jika sudah tidak di rumah sakit—dirinya akan menemuinya.

Selagi Yunho tengah memikirkan banyak.

Perkara Ayahnya dan Ayah Hongjoong nyatanya berteman, membuat seluruhnya menjadi dekat dan menjadikannya pertanyaan; Ayah Hongjoong menjadi musuh sebagian lingkaran dalam, apakah Ayahnya juga demikian? Atau tidak? Karena sepertinya tampak jelas sudah bahwa sang Ayah berada di pihak Prananto.

Lalu perihal lainnya.

Yunho tahu Yeosang bahagia, itu sudah cukup memuaskan. Yunho tahu dirinya akan tetap demikian; toh, setelah berhasil menemui Yena—dalam artian sudah memiliki ikatan tanggung jawab ke depannya—Yunho merasa menjadi bebas kembali, dan terbukti dengan dirinya beberapa kali tidur dengan make up artist di agensinya. Ya, walau takkan berbuah apapun.

Karena Yunho tahu, dirinya terjebak pada seseorang.

Ah, untuk ini, Yunho ingin sekali bicara dengan Mingi. Rasanya hanya Mingi yang dibutuhkannya untuk berpikir. Mingi terasa hangat kembali—teman baiknya, ada untuknya kembali. Sudah seharusnya, Yunho mempertahankan itu.

Omong-omong... Mingi menjadi sangat dekat dengan Younghoon... 'kan?

.

.

.

Di kamar sampingnya, Mingi duduk terdiam, selagi Younghoon berada di dalam kamar mandi, untuk mandi malam terlambatnya. Mingi hanya duduk, menghadap cermin besar, seukuran kasur di depan, yang membuatnya langsung memerah sendiri.

Tetapi memerah untuk apa?

Justru Mingi sedang menghawatirkan Soobin sekarang, yang sampai detik ini, belum bisa ditemuinya.

Mingi tak memiliki nomor dari Suzy maupun Seungcheol. Hanya saja, memikirkan jikalau Mingi memilikinya pun, rasanya sangat berat untuk menanyakan keadaan Soobin pada mereka. Seluruhnya pasti tertekan dan tengah terluka. Terlebih dengan bagaimana, Ibu dari mereka memilih untuk bunuh diri.

Itu... menyedihkan.

Sungguh sebuah ironi.

Apa yang harus Mingi lakukan agar memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Soobin? Apakah... Soobin memiliki ponselnya sekarang? Jikalau iya... bisa Mingi menghubunginya?

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang