Octagon 3 - 22 : Menyarap Topik Merancap

279 32 59
                                    

Pagi hari tak sempat, Juyeon masih menyembunyikannya. Lantaran di pagi tanggal 26 itu, dirinya terbangun pukul delapan pagi dan mendapati beberapa orang sudah tak ada.

Hongjoong, katanya menemui Ayahnya lagi, di rumah utama Yunho. Itu mengapa, Yunho pun tak ada. Lalu San dan Jongho memilih berangkat sangat cepat, untuk mengurus pemutusan kontrak rumah. Sehingga di sana, benar-benar tak ada banyak orang, yang duduk, untuk sarapan bersama.

Hanya Juyeon, dengan Mingi dan juga Younghoon.

Wooyoung sepertinya masih di bawah.

Jadi, Juyeon masih menahan diri, selain pada dua yang bersamanya, yang merupakan anggota The Overload. Dalam artian, mereka telah tahu tentang yang dibicarakan kemarin.

"Lagian, Juy, kita harus nunggu Yeosang juga." Younghoon, mengambil alih keadaan sembari memakan roti untuk sarapannya. "Mungkin Seonghwa juga, tapi kayaknya Seonghwa bisa nyusul. Di sisi lain, Seonghwa gak akan kemana-mana, jadi aman."

Mingi menatap Juyeon yang duduk di sisi lainnya dari sepanjang meja itu cukup khawatir. Membuat posisi duduknya agak miring membelakangi Younghoon. "Tunggu aja. Kita cari jalan keluar. Di sisi lain, lo udah bener karena ngasih tau Hajoon, jadi sekiranya, Hajoon juga bisa bantu bertindak."

"Bener." Younghoon mengangguk, sebelum merobek sepotong rotinya, kemudian menyelupkannya sedikit pada susu pada sereal dalam mangkuk, yang tengah disantap Mingi. "Sabar aja. Tenang aja. Pelan-pelan."

Tetapi Juyeon mengulum bibir bawahnya, sebelum memalingkan wajah—tak berniat memakan roti panggangnya. "Gue mau biarin sesuatu, tapi ke kalian berdua dulu. Sisanya yang lain, biar tau nanti."

"Oke." Mingi menaruh sendoknya.

Sedangkan Younghoon langsung merangkul Mingi dari posisinya—tepatnya satu lengannya memeluk di punggungnya. "Go on."

"Orang tua gue mikirnya kakak gue dibawa kabur, padahal gue sembunyiin itu. Kakak gue bukan dibawa kabur, tapi memang dia yang kabur." Tak ragu, Juyeon langsung membeberkannya. "Sebenarnya kakak gue sama pacarnya, pacaran cukup lama. Sejak dua tahun dari sebelum kabur. Jadi, kalau mereka masih barengan sampai sekarang, berarti enam tahun."

Mingi mengangguk pelan. "Oke, tapi lo tau, alasan mereka kabur?"

"Nyari duit." Juyeon mulai mengurut pelipisnya. "Kabur tuh karena si cowoknya tuh, katanya habis nipu orang, jumlah gede. Jadi mereka lari."

"Nipu apa?"

Perlahan Juyeon menggelengkan kepalanya. "Entah. Gue gak terlalu paham."

"Kakak atau cowoknya itu, kerja gak?" Younghoon membutuhkan kejelasan lebih lanjut.

Hal itu membuat Juyeon perlahan menatap keduanya, satu per satu, mencoba menguatkan diri. Lalu berakhir dengan Juyeon mengangguk pelan. "Cowoknya kakak gue kameramen, sedangkan kakak gue yang biasa atur equipment. Biasanya megang mikrofon sih. Yang pakai tiang itu..."

"Kerja di industri film dong?" Mingi bertanya, membiarkan Younghoon mengusap punggungnya.

Di sana Juyeon mengangguk, tetapi dengan lesu. "Ya... film porno."

"The fuck—?" Younghoon terkejut, pun Mingi, tetapi sosok tersebut yang mengumpat keras. "Anjing, serius?"

Juyeon mengedik, lalu menunduk sambil menangkup wajahnya sendiri.

"Kerja di... industri film porno dan—"

"Mereka juga sempat main." Juyeon menjawab tanpa mau membuka wajahnya. "Dulu gue... mati-matian buat sembunyiin itu. Tapi... kakak gue sendiri yang datang ke sekolah gue, nyuruh teman-teman gue subscribe film dia... dan... lo harus tau rasanya teman sekelas lo, nontonin... kakak lo sendiri... telanjang..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang