5. Buku

932 120 6
                                    

"Bajingan itu masih belum mati juga. "

Yan mengeryitkan dahi.

Mu Rong Ying mengutuk karena adiknya, Jin masih hidup di perbatasan. Sepertinya Ia sudah benar-benar lupa kalau mereka berasal dari orang tua yang sama.

Pangeran ke satu dan dua ikut mengutuk Jin. Mereka berharap Jin mengalami kemalangan selama dinas militer.

Suara batuk-batuk terdengar dari baris belakang.

Pangeran ke empat bergabung dalam pelajaran hari ini. Wajahnya pucat seperti biasanya. Bibirnya sedikit membiru.

Seberkas rambut beruban tampak bercampur dengan rambut yang masih berwarna hitam.

Pangeran ke enam menundukkan kepalanya. Ia merasa risih mendengar para Kakak mengutuki Zhou Jin.

Guru sudah datang. Pelajaran hari ini dimulai.

Sejarah memang selalu membuat kantuk menyerang. Yan menahan diri supaya tidak menguap.

Guru memukul meja dan Yan terbangun dari kantuknya.

Pria tua ini menggelengkan kepalanya. Ia tidak punya banyak harapan pada Pangeran termuda ini.

Bahkan Pangeran ke empat yang sering absen lebih baik dari Yan.

Guru berkata, "Ini pelajaran terakhir Kita. Semoga Kalian tumbuh menjadi pria sejati seperti saya."

Yan tersenyum.

Pria penakut yang tidak pernah berani melawan atasannya. Orang yang hanya berani mengomel di balik punggung atasannya. Itulah guru mereka.

Lebih baik tidak tumbuh dan tetap jadi anak kecil saja selamanya.

Pangeran ke satu, dua dan tiga memiliki backing keluarga yang kuat. Mereka akan disediakan tutor pribadi.

Pangeran ke empat selalu sakit-sakitan. Ia lebih banyak terbaring sakit daripada mengikuti kelas.

Pangeran ke enam lebih sering merapal sutra layaknya seorang biksu sejati. Dengar-dengar Ia sudah menjadi seorang vegetarian sejak beberapa tahun lalu.

Yan tahu Ia tidak akan dapat melanjutkan pelajaran lagi.

Selir Xin tidak punya dana lebih untuk mempekerjakan seorang tutor pribadi untuknya.

Budget keuangan mereka terus berkurang dari tahun ke tahun.

Kaisar terus menambah jumlah Selir sementara kas keuangan Negara tidak bertambah.

Dua jenis lauk setiap kali makan. Satu jenis sayuran hijau. Satu jenis tumis sayuran dicampur irisan daging tipis.

Hidup sederhana layaknya keluarga petani di pedesaan.

Selir-selir tidak populer seperti ibunya paling terkena imbas dari pemotongan anggaran.

Yan memutuskan untuk berkunjung ke perpustakaan kerajaan.

Pustakawan adalah seorang pria bertubuh besar dan berwajah monyet. Ia lebih sering tertidur daripada melayani pengunjung.

Katanya Ia direkrut lewat pintu belakang. Alias keponakan Menteri Perdagangan.

Yan memilih beberapa buku secara acak dan mulai membacanya.

Ia memilih duduk di dekat jendela. Baris paling belakang. Pustakawan tidak akan melihatnya kecuali Ia sedang berpatroli.

Seorang cendekiawan masuk ke dalam perpustakaan untuk mencari buku referensi.

Ia melirik tumpukan buku di depan Yan. Kumpulan anekdot cerita rakyat. Kisah perjalanan seorang pengembara ke Selatan. Kisah horror rakyat jelata.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang