Episode 11

430 49 1
                                    

Aku diam membisu mendengar kalimat tiap kalimat yang di lontarkan pelayan wanita itu padaku, benar, ini semua bahkan belum beregenerasi ataupun pulih. Eh, sejak kapan aku menyuruh Si Hitam untuk pergi meminta pertolongan dengan Shinobu.

Pelayan wanita itu terus saja mengomeli ku seperti ibu ku, dulu, di dunia ini. Dia bahkan sepertinya tidak ada niatan untuk diam walaupun hanya sebentar.

"E-eh, Kudoo-sama. Maaf kan aku yang berbicara terlalu panjang ini" Ucap nya, aku mengangguk sebagai jawaban.

Rasanya, seperti kesadaran ku menghilang, seperti melayang. Aku tak boleh pingsan sebelum sampai di rumah, jika tidak, wanita ini sangat amat kasihan. Harus terpaksa menyeret ku dari sini menuju rumah.

Sabar lah, beberapa meter lagi akan sampai rumah. Tetapi, kepalaku semakin berat saja, rasanya ingin sekali menutup mata. Tubuh ku rasanya di remas-remas dengan kuat, lalu di banting kesana-kemari.

Bruk
Eh, apakah aku terjatuh. Seperti, nya sebentar lagi aku akan pingsan. Astaga, kasihan sekali wanita ini. Wajahnya pucat, ekspresi diwajahnya sangat terlihat khawatir, dia melihat ke sana kemari. Mungkin, dia sedang mencari pertolongan.

"Tolong, Kudoo-sama, mohon bertahan. Aku akan merangkul anda hingga sampai ke ru-" Ah...nampaknya aku sudah pingsan.

Sinar matahari menerpa wajah ku, aku seketika terbangun. Hei, lihat lah, ada Shinobu yang sedang bersandar di dinding. Kasihan sekali dia, nampaknya dia juga menunggu ku disini.

Srak
Bruk
"Astaga, Kudoo-sama, akhirnya anda bangun juga dari pingsan anda" Ucap wanita pelayan itu, dia membawa nampan berisikan ocha dan sebuah piring dengan makanan ringan di atasnya.

"E-eh, memangnya ada apa saat aku pingsan? Kau pasti kesusahan ya, maaf kan aku" Aku berucap lalu duduk sopan dan menundukkan kepalaku sebagai tanda permintaan maaf.

"Tak apa, Kudoo-sama. Hanya saja, pingsan anda seperti orang tak bernyawa, aku dan Kocho-sama sangat khawatir" Jawab nya.

"Benar, kami berdua sangat khawatir. Belum lagi, aku harus mengurus obat-obat Tanjiro juga lalu menunggu mu untuk bangun" Seseorang ikut menimpali, benar, itu Shinobu. Entah sejak kapan dirinya terbangun dari tidur.

Sekali lagi, aku merasa sangat amat bersalah. Sebelum itu, aku sedikit merasa ganjil, seperti ada yang berbeda dari tubuh ku biasanya. Seperti ada yang kurang....Aku memegang seluruh wajah ku, lalu aku menemui bahwa mata ku sudah tak lagi berfungsi untuk melihat, aku buta sebelah, entah mengapa, mungkin yang dikatakan wanita pelayan itu benar, aku tak bisa regenerasi sel-sel bagian mata ku kali ini.

Hiks
Hiks
Hiks
Astaga, kali ini aku bahkan membuat gadis itu menangis, Shinobu menangis seraya mendekati ku, dia memelukku. Lalu berbicara tak jelas, bukannya tak jelas, hanya saja aku tak terlalu jelas mendengarkan ucapannya.

"Hei sudah lah, Shinobu. Aku tak apa, aku masih bisa melihat, meskipun hanya sebelah saja. Tetapi, lihat lah, aku masih bisa melihatmu yang menangis" Aku membalas pelukannya lalu menepuk-nepuk pelan kepala gadis itu.

"Apakah kau tau, Keitaro-san. Aku menganggap dirimu sebagai kakak ku. Mulai hari ini, apakah kau mau ku panggil Keitaro-Nii-san?" Ucapnya mendongakkan kepalanya, masih dengan tangan yang erat memeluk ku.

"Baiklah, kau akan menjadi imouto ku, mulai hari ini dan selamanya. Hmm, baiklah-baiklah" Aku tersenyum kepadanya, akhirnya dia mau melepaskan pelukan itu.

Oh ya, aku sudah lama tidak menjenguk Oyakata-sama, aku ingin sekali. Tetapi, keadaan ku yang sekarang membuat ku masih harus di rawat, terutama bagian mata yang menyebalkan ini.

"Keitaro-Nii-san, beberapa waktu lagi, rapat hashira akan segera dimulai. Apakah kau akan tetap disini atau ikut?" Astaga, tentu saja jawaban ku...

"Tentu saja, aku juga sedang ingin melihat kondisi Oyakata-sama, aku harap beliau di berikan hidup yang bahagia" Ucap ku, Shinobu juga membenarkan perkataan ku. Mengingat, Ubuyashiki Kagaya - Oyakata-sama memiliki sebuah penyakit yang akan membuat hidup beliau terpotong.

Shinobu kah yang pergi duluan, sedangkan aku agak belakangan saja. Karena masih ingin berada di rumah, tetapi aku sedang melatih beberapa panca indra ku agar lebih terasah.

Kini, seluruh hashira telah berkumpul di ruangan rapat. Semuanya, duduk menunggu Oyakata-sama datang. Saat aku datang, semua mata tertuju padaku, ada yang nampak khawatir, ada pula yang nampak tak peduli.

"E-eh, Kudoo-san. Daijobu desu ka, Kudoo-san? Aku dengar kau pingsan selama kurang lebih tiga hari tiga malam. Itu cukup lama, dan- dan....mata mu tak bisa melihat kembali, meskipun hanya sebelah. Huaaaa kasihan sekali, Kudoo-san, kau masih muda tetapi merasakan yang sesakit ini" Suara sambutan kekhwatiran Mitsuri yang menyambut ku saat itu, aku membalasnya dengan senyuman, lalu duduk di antara mereka semua.

"Benar yang kau ucapkan, Kanroji-san. Mengingat, aku adalah iblis dengan kesadaran manusia seutuhnya" Jawab ku dengan sedikit gugup, karena aku di tatap Obanai, tatapan itu sungguh sangat mengerikan.

"Tetapi mengapa kau tidak bisa beregenerasi, Keitaro-san?" Kali ini, si pendiam itu menjawab. Sekali lagi aku tersenyum, dengan ekspresi sedih di wajah ku. Aku mengangkat bahu ku lalu menggeleng kan kepala ku.

Topik pun teralihkan karena Sanemi, dia berkata bahwa dia sangat iri karena kami bisa bertemu dengan iblis bulan atas. Sedangkan, Obanai bertanya keadaan Mitsuri dan Muichiro. Tentunya, kedua orang itu menjawab "Ya! Aku merasa lebih baik!" Ataupun seperti "Aku belum pulih sepenuhnya".

Beberapa hashira lain ikut berkomentar, termasuk Shinobu, bahkan Giyuu pun berkomentar. Aku hanya diam, menyimak, aku tak mau terlalu banyak berbicara.

Tap
Tap
Tap
"Maaf telah membuat kalian menunggu"
"Untuk pertemuan hashira hari ini. Aku, Ubuyashiki Amane akan mewakili Ubuyashiki Kagaya" Benar, suara lembut nan anggun itu adalah milik istri dari Oyakata-sama, Ubuyashiki Amane. Beliau duduk hormat sebagai tanda permintaan maaf.

Aku dan para hashira lainnya tentu melakukan hal yang sama, menunduk dengan kedua tangan di satukan di atas lantai lalu di taruh di depan lutut kami, tetap masih di atas lantai.

Beliau berucap bahwa Oyakata-sama tak bisa hadir karena penyakitnya kian memburuk. Jadi,  Amane lah yang menggantikan suaminya untuk menghadiri pertemuan hashira yang mendadak hari ini.

"Dia ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh hashira" Ucap Amane, beliau menerangkan apa maksud dari pertemuan mendadak kali ini dengan sangat detail.

Bahkan, beliau berkata bahwa Muichiro dan Mitsuri mendapatkan tanda aneh, yang bahkan mereka sendiri tidak mengetahuinya. Beliau berkata bahwa tanda itu dimiliki oleh seorang pemburu iblis yang membuat jurus pernafasan pertama memiliki tanda itu, pada zaman Sengoku.

KNY X MALE OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang