Keduanya menemukan Wooyoung, duduk di salah satu sofa perapian. Sendirian. Tampak murung seorang diri.
Bagian tengah yang kosong di lantai bawah tersebut, kini terisi dengan alat-alat musik The Overload, lantaran, mereka tak memiliki tempat untuk pengganti ruang latihan. Maka, sengaja diletakkan di sana untuk beberapa waktu, selagi tak mungkin untuk menyimpannya di rumah utama Yunho—walau ditawarkan, tetapi yang lain merasa tak enak.
Tak tahu harus mengambil tempat di mana, Hongjoong mendahului, memilih untuk membawa diri mereka ke satu ruang sempit yang berada di sana. Tempat penyimpanan wine, yang berada terhimpit, di belakang, pun suasananya gelap.
Hongjoong masuk ke sana terlebih dahulu, dan beberapa detik setelahnya, San menyusul hingga menutup pintunya.
Sehingga, di sanalah mereka berdua berada sekarang.
Di ruangan yang tak terlalu lebar, walau memanjang itu, keduanya saling berhadapan.
Hanya ada satu lampu di sana, yang Hongjoong nyalakan kemudian, hanya bersinar remang. Secara sengaja, untuk menjaga kualitas dari wine itu sendiri sebenarnya.
Hongjoong diam, San diam.
Akan tetap seperti itu, lantaran tak ada satu pun yang ingin bicara, kala itu.
Tetapi mereka akan dihadapkan kembali dengan yang lainnya, maka, San memilih untuk mendahuluinya. Terlebih dengan rasa bersalahnya yang menekan, secara tiba-tiba lantaran Hongjoong menyalahkannya pada satu hal. "Lo mau gue gimana terhadap Seonghwa? Ya, gue minta maaf, sebesar-besarnya karena gue gak bisa jagain Seonghwa seperti yang lo mau. In my defense, gue panik di malam itu, karena gue dan yang lainnya nyaksiin lo jatuh ke kolam renang, dengan Soobin ngacungin pisau. Gue bukan mau guilt tripping di sini. Gue cuma mau ngasih tau keadaan yang chaos, pun diri gue yang udah minta Seonghwa buat terus stay di mobil gue. Karena di titik itu, gue juga mikirin, kalau Seonghwa gak boleh masuk ke dalam. Seonghwa gak boleh kelihatan Dion, tanpa gue tau, rupanya Dion di tempat lain dan bawa Nagyung."
Rasanya sakit, begitu sakit.
Baik bagi San yang mencoba untuk terus mengutarakan sudut pandangnya.
Juga bagi Hongjoong, yang sebenarnya, bukan mempermasalahkan hal itu. Lantaran, adanya Seonghwa di sana, adalah tanggung jawabnya. Sehingga Hongjoong merasa, semua bagian dari kesalahannya.
Hanya saja, yang terasa, lebih dari itu semua.
Satu yang Hongjoong ketahui sekarang, begitu menyiksanya. Hongjoong harap, ada sesuatu yang bisa dirinya lakukan, daripada harus menghadapi perasaan seperti ini.
"Lo boleh gak anggap gue, tapi tolong biarin gue tetap ada di sekitar lo." San kembali melanjutkan yang nyatanya, nadanya terdengar menyakitkan. "Gue udah janji sama seseorang, pun... gue gak akan lupain apa yang udah lo lakuin buat gue, juga yang udah lo terima dari jahatnya gue ke lo dulu..."
Hongjoong benar-benar memalingkan wajahnya. Kedua matanya menjadi sangat perih, sangat panas. Rupanya pula, tenggorokannya begitu nyeri menahan tangis.
"Gue mau kok, selamanya jadi teman lo, yang pent—"
Kata 'selamanya' itu terlalu berat.
Menyiksa.
Hongjoong sampai bereaksi secara kasar, agresif, dengan menarik kerah baju San secara cepat, sampai menghentikan kalimatnya seketika.
Jelas, San terkejut.
Hongjoong menggertak marah, pun menghentaknya. "Gak usah sok ngomongin hal yang berat kayak gini!"
"Kita temenan udah berapa lama sih, Hongjoong?" Namun San menahan dirinya, berdiri di posisinya, tak menepis sama sekali. "Oke, mungkin hitungan lo bentar kalau mau dibandingin sama anak Hunters. Tapi yang udah kita lewatin bareng, sebanyak apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023