{8}. Married Together Married To Ethan

1.5K 190 20
                                    

Pagi ini Ethan yang baru saja bangun tidur memandang Saphira yang berbaring diatas sofa memeluk perutnya sendiri. Keadaannya yang shirtless sedangkan Saphira selalu lebih awal darinya sudah mandi dan mengenakan seragam.

"Lo kenapa, Sap?" tanya Ethan panik segera menghampiri Saphira yang meringis. "Lo sakit?"

Ethan menyentuh dahi mulus istrinya, mengecek keadaan Saphira. "Ngga panas, lo sakit perut?"

"Iya," Saphira mengangguk.

"Jangan-jangan lo keracunan," ujar Ethan melotot kaget membuat Saphira menangis.

Saphira menggeleng pelan, diagnosa Ethan sangat mengerikan. "Saphira datang bulan."

"Nyeri." rintih Saphira, perutnya terasa tidak nyaman. Apapun posisinya tidak mengenakan. Ia menatap Ethan yang diam di depannya, tentu saja Ethan tidak tau apa-apa.

Ethan mengusap-usap rambut Saphira. "Bentar ya gue searching dulu gimana cara nyembuhinnnya." tutur Ethan meraih ponselnya diatas meja, bertanya menggunakan aplikasi CatGIP.

Saphira memandangi wajah Ethan yang terlihat serius. Tangan Saphira terulur membenarkan helaian rambut Ethan yang menutupi dahi laki-laki itu. Saphira tersenyum saat Ethan sempat-sempatnya mencium pipinya.

"Minum teh jahe," Ethan menunjukan layar ponselnya. "Tapi kalau yang langsung obat ada ngga, ya." Jari Ethan kembali mengetik, haruskah setelah lulus ini ia mengambil jurusan kedokteran agar bisa mendiagnosa penyakit-penyakit yang dialami Saphira dengan cepat.

"Lo mau minum teh jahe?" tanya Ethan jadi tidak yakin Saphira mau meminum-minuman herbal. "Bi Sarti tau bikin kayanya, bentar ya gue bilangin."

Ethan yang hendak beranjak mengurungkan niatnya ketika Saphira menahan tangannya.

"Yang kemasan ada, Saphira lupa beli. Nanti kita pergi sekalian beli, ya?" ujar Saphira lembut menyakinkan Ethan.

"Lo ngga usah sekolah, lo sakit." Ethan berujar dengan fokusnya tertuju pada Saphira yang masih berbaring diatas sofa. "Biar gue yang bikin surat."

"Tapi Saphira mau liat Ethan main basket hari ini." Saphira menggeleng enggan ditinggal. "Saphira sekolah ya, engga apa-apa. Abis minum air jahenya pasti ilang kok nyerinya."

Ethan yang tidak tau apa-apa memandang Saphira penuh intimidasi. Ethan tidak tau Saphira berbohong atau tidak lantaran Ethan tidak pernah merasakannya. Tapi sesuai pengalaman yang terjadi, Saphira masih meringis kesakitan selama 24 jam.

"Ngga." tegas Ethan menolak.

Saphira menggenggam tangan hangat Ethan erat. "Mau liat," rengeknya memelas.

"Gue juga ngga sekolah." putus Ethan tidak mengijinkan Saphira pergi sama sekali.

"Tapi basketnya?" tanya Saphira menatap Ethan bingung. Saphira tau Ethan sangat menyukai basket, Saphira jadi tidak enak hati jika Ethan tidak main basket karenanya.

"Cuma latihan." jawab Ethan mencium bibir ranum Saphira sebentar, ia menyentuh perut Saphira ikut mengusapnya. "Cepet sembuh, ya." bisiknya.

Saphira menggelengkan kepalanya. "Kita sekolah, ya?" pinta Saphira memelas. Ia memeluk lengan Ethan erat. "Nanti kalau Saphira udah selesai halangan, Ethan boleh--," ucapan Saphira yang menggantung membuat pupil Ethan membesar.

Saphira menggigit bibir bawahnya, ia mengalihkan pandangannya dari Ethan yang terus menatapnya. Saphira hampir saja mengatakan hal yang mungkin akan ia sesali. Tidak tahan karena terus ditatap oleh Ethan, Saphira tertawa kecil.

"Gue boleh apa?" tuntut Ethan jadi berharap.

"Boleh--," Saphira berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Ethan. Tidak mungkin Saphira melanjutkan perkataannya yang tadi. "Ethan boleh minta apapun tapi ngga boleh masuk, ya!" jawaban Saphira spontan membuat Ethan tersenyum.

Married Together Married To EthanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang