Insecure, tentu kata ini tidak asing bagi semua orang. Semua manusia pernah berada di posisi ini, sedikit dari mereka yang bisa melewati zona ini dengan ketenangan. Kebanyakan dari mereka terikat dengan hal itu dan tidak bisa melawannya.
Seperti yang sedang dirasakan Gia sekarang, otaknya hampir meledak dihantam insecure yang tak berkesudahan. Katakanlah dirinya berlebihan, memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak dipikirkan.
Berbicara memang mudah bukan? Gia sudah berusaha memikirkan hal lain, tapi rasa insecure itu tidak bisa ia hilangkan dari pikiran maupun hatinya.
Terus terdengar kata kata yang seolah melontarkan semua kekurangan yang ada pada diri Gia, dan ia juga tidak tahu darimana datangnya suara suara itu.
Gia memandangi dirinya lewat pantulan cermin yang ada di depannya, ia meraba wajahnya. Apa yang kurang? Semua orang juga mengakui dirinya memiliki paras yang cantik, hidung mancung dan bibir tipis. Sampai saat ini belum ada yang mengatakan bahwa Gia jelek. Lalu apa yang membuat dirinya insecure?
Karena pendek? Bukankah wajar wanita pendek, bukankah terlihat lebih imut dan awet muda juga? Tinggi Gia hanya 152 cm, masih wajar bukan untuk ukuran perempuan. Masih banyak orang diluar sana yang justru lebih pendek dari Gia.
Lalu apa? Apa yang sebenarnya menjadi alasan untuk dirinya insecure? Pasangan? Gia tidak single, bahkan ia memiliki pacar yang parasnya tampan, lebih tinggi dari Gia, dan tentunya menyayangi Gia, mungkin.
Tapi entah mengapa Gia selalu merasa bahwa dirinya tidak seperti orang lain. Ia selalu merasa dirinya lebih jelek, lebih buruk dari wanita wanita yang ada di luar sana.
Ddrrtt......Ddrrtt.....
Dering ponsel membuat Gia menoleh ke arah meja riasnya. Ia mendekat dan mengambil ponselnya. Terpampang nama Reno disana.
Reno, pacar Gia yang perhatian, tampan, baik dan lucu, tapi....dia wibu. Gia tertawa kecil ketika mengingat bahwa pacarnya gila anime, tapi ia semakin terkekeh ketika mengingat bahwa dirinya juga seperti itu.
Gia menggeser tombol hijau di ponselnya, lalu panggilan pun terhubung.
Reno: Kemana aja dah lu, gua chat nggak dibales, di telpon jawabnya lama.
Gia: Iya maaf, nggak denger tadi.
Reno: Lu lagi ngapain?
Gia: Ngelamun.
Reno: Ck, selalu aja kayak gitu, udahlah nggak usah dipikirin, apa sih yang bikin Lu selalu insecure kayak gitu.
Gia: Lo beneran sayang nggak sama gue?
Reno: Nggak tau udah yang ke berapa ribu lu tanya ini selama kita pacaran.
Gia: Jawab aja.
Reno: Ya sayang lah.
Gia: Ya udah makasih.
Reno: Nggak perlu takut, gua nggak akan ninggalin lu, gua beruntung dapet elu.
Gia: Tapi gue nggak bisa dibanggain, nggak kaya cewek cewek di luar sana.
Reno: Pacaran sama elu itu gua udah bangga, udahlah yang jangan insecure mulu.
Gia: Makasih ya.
Reno: Iya Ayanggg, eh btw akhir akhir ini tugas gua lagi numpuk nih, maaf ya kalo gua jadi jarang hubungin lu.
Gia: Iya nggak apa apa, Lo kelarin dulu aja yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Insecurity Strikes
Teen FictionInsecure adalah perasaan cemas, ragu, atau kurang percaya diri sehingga membuat seseorang merasa tidak aman. Akibatnya, orang yang insecure bisa saja merasa cemburu, selalu menanyakan pendapat orang lain tentang dirinya, atau bahkan membandingkan di...