47.Lalala...

1.5K 186 37
                                    

Entah karena apa atau kesurupan setan mana Gue gak tahu yang pasti map biru yang sangat Gue hindari kini ada di genggaman Gue. Siapa yang ngambil ke dr.Sutrisno? Coba tebak! Gue sendiri. Kegilaan apa lagi yang coba Gue ciptakan, Tuhan?

Kembali Gue menelungkupkan wajah ke meja bertumpukan tangan. Benarkah yang Gue lakukan sekarang? Bahkan Gue meragukan diri sendiri.

Kini orang-orang yang Gue hindari ada dalam satu kawasan. Kemungkinan untuk berpapasan pasti ada meski mereka menempati bangsal VIP. Gue menggaruk pelipis yang tidak gatal. Lagi-lagi Gue melakukan hal yang gak penting.

Ani muncul dari balik pintu ruangan setelah mengetuk terlebih dahulu. Ani ini kembarannya Ana tapi Dia jadi bidan sedang Ana jadi perawat. Gue heran, dulu tirakat emaknya apa ya? Bisa punya anak kembar, sukses semua pula. Mereka kembar identik. Satu-satu nya yang membedakan adalah tahi lalat. Ani punya tahi lalat di tulang pipi kiri sedang Ana gak punya. Tahi lalat yang sangat membantu. Terima kasih tahi lalat atas jasamu.

"Mukanya kok kusut dok?"

Gue tersenyum sambil menerima berkas pasien yang diberikan Ani.

"Kelihatan ya Mbak? Tapi Saya tetep cantik kan?"

Terdengar cekikikan suara Ani. Sejenak Gue membuka berkas bermap pink.

"Keluarganya minta sc, dok."

Ani seolah mengerti tanda tanya yang tersirat dari ekspresi wajah Gue.

"Takut kenapa-kenapa karena riwayat sebelumnya sc."
"Ok, akan Saya check dulu."

Ny.Nia namanya, usia 27 tahun. Beliau datang ke RS dengan dilatasi serviks (pembukaan) 5 cm. Jarak sc dengan kehamilan sekarang 5 tahun.

"Selamat Siang Bu, Pak!"

Setelah Gue check ternyata kondisi ibu dan anak mendukung untuk dilakukan vbac. Okelah... mari kita berdiskusi!

"Saya menyarankan untuk persalinan normal, Bu!"
"Tapi dok..."

Vbac (vaginal birth after cesarian section) atau bahasa simpelnya melahirkan normal setelah melahirkan sesar pada kehamilan pertama/ sebelumnya. Banyak ibu yang ingin melahirkan normal namun sesar pada kehamilan sebelumnya terkadang membawa trauma tersendiri dan menggiring pemikiran jika kehamilan pertama sesar maka kehamilan seterusnya akan sama. Padahal konsepnya tidak begitu.

Untuk bisa menjalani vbac sebenarnya juga tidak mudah. Ada beberapa faktor pendukung yang harus terpenuhi. Beberapa faktor pendukungnya, usia ibu <30 tahun, perkiraan BB bayi saat lahir <4000 gr, jarak waktu antara sc dengan kehamilan sekarang >18 bulan, dilatasi serviks (pembukaan) saat masuk RS >4 cm, posisi kepala bayi saat akan lahir oppicito anterior (kepala di bawah menghadap ke belakang).

Jadi, bila ibu ingin melahirkan normal dengan riwayat sc dikehamilan sebelumnya, sangat mungkin dengan memperhatikan faktor pendukung di atas. Jangan lupa, konsultasikan ke spesialis obgyn kepercayaan Anda!

Cocok Lo, Ry...jadi bintang iklan layanan masyarakat.

Bentuk usaha mempertahankan pekerjaan.

Setelah memberi penjelasan baik ke pasutri dan keluarga, akhirnya Ny.Nia memutuskan untuk bersalin secara normal seperti saran yang Gue berikan. Ny.Nia tidak menyangka jika harapannya untuk melahirkan secara normal terwujud. Perdebatan keluargapun bisa diluruskan.

Pembukaan pun semakin lengkap hingga 10 cm, dimana bisa dinyatakan bayi siap untuk dilahirkan. Bersyukur bahwa ibu dan bayi lahir dengan selamat serta tanpa robekan.

Setelah selesai, Gue keluar dari VK (ruang bersalin) ketika para bidan membersihkan Si Ibu dan bayinya. Ada sedikit rasa gondok dimana ketika Gue membantu persalinan tadi, ada seorang bidan yang tanpa bersalah menyodorkan forceps ke Gue tanpa ada perintah. Maksudnya apa? Jelas-jelas jalan lahir cukup untuk jalan keluar bayi, kenapa harus dirobek? Melahirkan saja sudah cukup membawa trauma bagi sebagian ibu apalagi kalau sampai terjadi robekan? Karena tidak ingin menimbulkan panik dari pasutri, akhirnya Gue hanya mengatakan 'tidak perlu'.

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang