Part 10

747 58 12
                                    

"Mau bekerjasama dengan ku?"

Sunghoon mengernyit bingung, dirinya benar-benar tak mengerti apa yang dikatakan oleh Jay.

Jay menghela nafas berat. Dia lupa menjelaskannya pada Sunghoon. Sudah jelas otak dangkal Sunghoon itu tak akan bisa menangkap apa yang dia katakan.

Jay pun mengajak Sunghoon pergi lebih jauh dari sana agar Heeseung atau member lain tak ada yang melihatnya dan Sunghoon.

Setelah jauh, Jay dan Sunghoon duduk lalu Jay menceritakan yang sedang dia rencanakan.

Sunghoon mengangguk mengerti.

"Jadi mau bekerjasama temanku?" Tanya Jay sambil mengangkat tangannya mengajak Sunghoon berjabat tangan.

Sunghoon terlihat berpikir sebentar lalu membalas jabat tangan Jay.

"Iya" kata Sunghoon.

Sunghoon dan Jay tersenyum bersamaan.

Walaupun Sunghoon sudah mengikhlaskan kepergian Jungwon, namun bukan berarti dia tak dendam kepada pembunuh Jungwon. Dirinya juga marah dan kesal. Dia ingin membalaskan semua penderitaan Jungwon ke pembunuh Jungwon itu.

"Sebuah keputusan yang sangat bagus Sunghoon-ssi" kata Jay.

Sunghoon mengangguk. Sunghoon berjanji, dia akan membantu Jay sampai akhir.

"Akan lebih baik kita kembali sekarang, pasti Heeseung hyung menunggu kita" kata Sunghoon.

Jay mengangguk. Mereka berdua pun kembali ke ruangan dance.

Saat sampai di ruangan dance,

"Eh Jay darimana?" Tanya Heeseung.

Masalahnya Jay enggak minta izin dulu tadi pas pergi dari ruangan dance.

"Tadi ke toilet sebentar Hyung" jawab Jay.

Heeseung mengangguk mengerti. Waktu istirahat mereka telah selesai. Mereka pun melanjutkan latihan mereka.

Setelah latihan, mereka kembali ke drom. Ni-Ki menghampiri Jay yang sedang duduk santai di sofa.

"Hyung, aku lapar" kata Ni-Ki.

Jay menatap Ni-Ki sekilas lalu mengangguk. Dia berjalan menuju dapur dan mengecek persediaan makanan di drom. Rupanya persediaan makanan di drom sudah habis.

"Huum, aku harus keluar membeli bahan makanan" kata Jay.

Jay menghela nafas. Dia benar-benar malas pergi keluar.

"Aku malas sekali!!" Keluh Jay.

Jay menatap sekelilingnya lalu menemukan Jake yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Jaeyun!"

Jake menoleh dengan wajah kesal. Ingat katanya, dia paling tak suka dipanggil Jaeyun, namanya itu Jake bukan Jaeyun.

"Bukankah sudah ku bilang? Aku tak suka dipanggil Jaeyun bodoh!" Kesal Jake.

Jay menanggapi itu dengan senyuman manis tanpa dosa di bibirnya.

"Maafkan aku heheh"

Jake menatap Jay malas. Sungguh anak satu ini ingin sekali dia tampar.

"Ada apa? Kenapa kamu memanggil ku?" Tanya Jake.

"Ah iya, bisakah kamu berbelanja? Aku benar-benar malas sekali keluar drom." Jawab Jay.

"Huum, bisa-bisa saja sih. Yaudah mana daftar belanjaannya biar aku beli" kata Jake.

Dear Leader (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang