⚠️!PERINGATAN!⚠️
Cerita ini mengandung Darah dan Mayat! Jika kalian punya Hemophobia/Hematophobia(Phobia Terhadap Darah) dan Necrophobia(Phobia Terhadap Hal-Hal Mati), walau tidak ada akan ada visual apapun dicerita ini, jika mempunyai Phobia yang disebutkan tadi kami menyarankan untuk tidak membaca cerita ini! Terimakasih!
Selamat Membaca!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Hah.. Pagi yang menenagkan, burung bekicau dan sinar matahari yang menembus jendela membangunkan Pria bernama Netherlands yang tadi tertidur pulas itu.
"Ngh.. mm.. dasar sinar matahari.." kesal Neth yang baru bangun itu, ia kemudian duduk sambil masih kesal sambil memegang kepalanya. "Kerjaan siapa sih.." gumam kesalnya sendiri. Ia kemudian berdiri dan pergi kekamar mandi lalu bersiap-siap untuk pergi kerja.
06:20 Pagi
DapurSetelah bersiap, Neth turun dari lantai atas dan menuju kedapur. Sesampainya didapur, ia melihat sosok yang dia cintai yang sekarang sudah menjadi suami sahnya sedang memasak sarapan.
"Selamat Pagi, Indonesia" sapa Neth dengan senyuman kecil terpapar dimukanya.
Umur pernikahan Neth dan Indo sekarang sudah hampir 7 tahun sekarang, walau sudah hampir 7 tahun mereka bersama sebagai pasangan sah, Neth masih saja asing dengan panggilan manja. Sedangkan Indo punya banyak nama manja keNeth. Ya, mau gimanapun, dia sebenarnya tidak perduli juga, yang penting orang yang selama ini menjadi pacarnya sekarang sudah menjadi pasangannya hidup dan mati."Ah, kau sudah bangun? Selamat Pagi juga, Sayang." Sapa Indo itu dengan senyuman dan suara yang sangat tenang itu.
"Bagaimana tidur mu? Kau tidak mendengar apa-apakan tadi malam?" Tanya Indo dengan senyuman dimukanya.Neth terdiam sebentar. 'Suara? Suara apa..' kemungkinan itu yang dipikirkan Neth saat ini. "Tidak, tidak ada" jawab Neth dengan senyuman kecil terpapar di mukanya. Indo tersenyum, ia mendekati Neth dan mencium bibir sangsuami tercintanya itu. Neth tidak mengatakan apa-apa hanya membalas ciuman suaminya itu.
"Ayah! Papa!" Terdengar suara anak kecil yang memanggil dua pria itu. Neth dan Indo melepas ciuman mereka lalu mereka melihat kearah anak kecil itu.
"Selamat pagi, Nethsia.." sapa Neth kepada anaknya itu dengan senyuman tipis terpapar dimukanya dan menggendong Putrinya itu. "Ayah!" Nethsia memanggil Neth dengan semangat gembira. Hah.. anak kecil ini memang periang sekali, tapi bisa dimaklumi, Nethsia masih berumur 4 tahun ini.
"Sudah, ayo makan. Nanti dagingnya dingin.." kata Indo sambil mengambil Nethsia dari tangan Neth and manaruhnya dikursi meja makan. "Papa! Nethsia ga mau makan daging lagii!!" Rengek Nethsia sambil berontak dari gendongan Indo. "Lho, kenapa sayang? Kenapa Nethsia ga mau makan daging?" Tanya Indo sembari tetap berusaha menenangkan anak perempuan itu.
Neth? Tentu saja dia hanya menonton sembari menunggu sarapannya datang. Bukan suami setia jika membantu anak yang dimarahi oleh pasangannya, kan?"Nethsia bosann!! Kita selalu makan daging.. Nethsia mau makan yang lainn!" Rengeknya sambil menangis. Indonesia reflek mendorong pelan kepala Nethsia dan menaruh kepala Nethsia di dadanya. "Sudah.. Sudah.. tidak usah menangis.. nanti makan siang papa buatkan Pie, mau?" Tanya Indo sembari mencoba menenangkan Nethsia. Nethsia terdiam sejenak dan melihat ke arah Indo.
"Pie? Nanti siang kita makan pie?" Tanyanya kepada sang Papa
"Iya sayang.. nanti siang papa buatkan Pie untuk makan siang. Tapi sekarang, makan daging lagi dulu, ya?" Jawab Indo sambil mencium kening Nethsia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Itu Hanya Daging, Sayang [Oneshot] || Netherindo
Random⌞ Tidak ada Sinopsis/Bio untuk cerita ini, semoga kalian mudah mengerti ceritanya. ⌝ . 「℘ Cerita ini adalah cerita untuk usia 18+, kebijakan membaca kami harapkan dari pembaca. ೫'」 ⌜✰ Buku Ini tidak diperuntukan bagi kalian yang mempunyai Hemophobia...