Setelah pertemuan dengan Rio, Ziva yang awalnya sedih dan murung berubah menjadi ceria. Hanum senang melihat semangat Ziva kembali, sama halnya dengan Bu Dewi. Namun, tidak bagi Rio yang sebenarnya lebih tertarik dengan Hanum.
Suatu hari tanpa sengaja Rio bertemu dengan Hanum di salah satu supermarket. Mereka bertukar nomor telepon. Hanum sebenarnya tidak nyaman dengan Rio, tetapi dia tetap menghormatinya sebagai teman. Bahkan, Rio sempat datang ke rumah Hanum dan hendak meminangnya. Namun, Hanum menolaknya dengan halus karena dia masih ingin fokus untuk bekerja.
Ketika Rio sedang berjalan santai di kompleks perumahan, dia bertemu dengan Ziva. Sambutan hangat Ziva membuat Rio bahagia. Dia seperti mendapatkan seseorang yang selama ini dia cari. Rio mengenalkan Ziva kepada keluarganya dan akhirnya mereka bertunangan. Hanum pun merasa bahagia mendengar kabar itu. kemudian mereka bertunangan dan Hanum ikut menghadiri acara pertunangan mereka.
"Selamat ya, Ziva." ucap Hanum
"Iya, terima kasih. Semoga kamu juga segera menemukan jodoh ya." kata Ziva sambil memeluk Hanum sahabatnya
"Aamin." jawab Hanum
***
Sepulang dari acara pertunangan Ziva, tiba-tiba sepeda motor Hanum mogok. Hanum berusaha mencari bengkel, setelah sekian lama akhirnya ada sebuah mobil berwarna putih berhenti di belakang Hanum. Dia tidak menyangka kalau mobil itu dikendarai oleh dosen Bahasa Inggrisnya. Mr. Andi yang banyak dikagumi oleh para mahasiswi karena good looking. Hati Hanum berdesir. Dia ditawari untuk menumpang mobil Mr. Andi. Berdua di mobil bersama dosen sungguh membuat Hanum salah tingkah. Mr. Andi tersenyum melihat ekspresi wajah Hanum karena Mr.Andi sudah lama memendam rasa kepada Hanum.
"Hanum, kamu sekarang bekerja di mana?" tanya Mr. Andi
"Di salah satu kantor bank swasta, Pak" jawab Hanum
"Kamu tadi ada acara apa Hanum?" tanya Mr. Andi sambil tersenyum
"Acara pertunangan teman saya, Pak." jawab Hanum
"Kamu sendiri kapan?" tanya Mr. Andi terkekeh
"Lah, Bapak sendiri apa sudah bertunangan, dan menikah?" Hanum jengkel dan balik bertanya
Mr. Andi tertawa lepas baru kali ini dia merasa senang melihat ekspresi Hanum dan tak menyangka bisa bertemu kembali setelah acara wisuda Hanum. Kini dia semakin yakin bisa mendekati Hanum. Mr. Andi mengantar Hanum sampai depan rumah. Mr. Andi menyatakan perasaan cinta kepada Hanum dan mereka bertunangan.
***
Persiapan menjelang pernikahan Hanum dan Mr. Andi sudah hampir 50%. Namun, takdir berkata lain tiba-tiba Mr. Andi jatuh sakit dan di vonis terkena meningitis dan Hanum tetap setia dengan Mr. Andi dan selalu menemani ketika berobat ke rumah sakit. Semakin lama kondisi Mr. Andi memburuk, hingga akhirnya dokter menyarankan kepada Mr. Andi untuk berobat ke Singapura agar mendapatkan perawatan yang lebih baik. Mr. Andi sedih mengetahui kondisi kesehatannya yang sekarang. Dia tidak sanggup jika melihat Hanum menunggunya yang entah bisa sembuh atau tidak. Dia juga tidak ingin melihat Hanum sedih. Akhirnya, dia memutuskan untuk menggagalkan pernikahan mereka.
"Aku minta maaf, aku tidak bisa menikah sekarang. Jangan menungguku. Jika ada lelaki yang lebih baik dariku menikahlah." kata Mr. Andi via WhatsApp.
Hanum segera menelepon Mr. Andi, tetapi tidak ada jawaban dan tidak aktif. Hanum segera ke rumah Mr. Andi, tetapi kondisi rumah sepi. Tanpa terasa butiran air mata jatuh di pipi Hanum. Hanum tertunduk lesu dan menghela nafas panjang. Pernikahan sudah di depan mata harus berakhir seperti ini. Hanum merasa bak disambar petir di siang bolong menerima pesan yang tertera di WhatsApp. Dia merasa seperti sedang bermimpi tapi itu nyata adanya. Hanum harus merasakan pahit-getirnya mencintai seseorang dan dia harus merelakan dengan ikhlas. Kini Hanum mengerti apa yang dirasakan oleh Ziva sahabatnya.
Orang tua Hanum merasa sedih melihat anaknya tidak ceria lagi. Namun, mereka tidak tinggal diam, mereka berusaha mengenalkan dengan beberapa laki-laki kepada Hanum. Tetapi, masih belum cocok. Mereka paham mungkin Hanum masih lelah karena mencintai seseorang dan akhirnya ditinggalkan.
***
Tidak ada yang istimewa bagi Hanum untuk menikmati libur tahun baru. Dia hanya diam di rumah dan hanya menikmati secangkir teh dan membaca novel kesukaannya. Baginya membaca novel sudah cukup untuk melupakan kesedihannya. Sampai akhirnya dia tertidur bersama novel didekapnya.
Tiba-tiba Hanum terbangun dan mendapati SMS dari bapaknya.
"Hanum, jam 4 sore ada tamu. Bersiaplah!" kata Pak Tono
Hanum pun segera mandi dan berganti pakaian dengan rapi dan wangi. Entahlah sore ini dia lebih bersemangat untuk berdandan.
Tepat jam 4 sore ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Hanum.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam. Silakan masuk, Nak." ucap Pak Tono.
Mereka akhirnya bertemu dan berkenalan. Pria itu bernama Naufal yang bekerja di proyek pembangunan. Usianya 35 tahun cukup matang untuk menikah. Sedangkan saat ini Hanum 25 tahun. Mereka bertukar nomor telepon dan hanya berkomunikasi jarak jauh karena Naufal bekerja di luar kota.
"Kerja di mana, Mas?" tanya Hanum
"Saya kerja di proyek pembangunan dan sering pindah tempat kerja. Kebetulan saya sekarang bekerja di Kalimantan, kalau Hanum?" Naufal balik bertanya
"Saya kerja di bank swasta, Mas" jawab Hanum.
Naufal mengangguk mendengar jawaban dari Hanum. Dia terpesona dengan tutur kata dan kecantikan Hanum, menariknya dia wanita berpendidikan. Naufal adalah alumni lulusan pondok pesantren ternama di kota. Namun, dia lebih menyukai pekerjaan yang melibatkan banyak orang daripada menjadi seorang ustad.
Tiga bulan kemudian, Naufal melamar Hanum, dia sudah yakin bahwa Hanum adalah seorang wanita yang tepat untuk mendampinginya. Begitu juga dengan Hanum, dia merasa Naufal adalah seorang laki-laki yang tepat dan akan menjadi imamnya di dunia sampai akhirat.
Mereka akhirnya menikah secara sederhana dihadiri keluarga dan teman-temannya.
Tentang jodoh, siapa yang tahu, dan selalu datang tak disangka-sangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosa Sang Introvert
General FictionHanum adalah ibu rumah tangga yang memutuskan resign dari kantor karena dia ingin mengasuh anaknya sendiri. Namun, dia merasa insecure ketika bertemu dengan Ziva, teman kampusnya yang masih bekerja dengan penampilan yang rapi. Sedangkan, Hanum hanya...