Taruhan

280 42 2
                                    

Sasuke menghempaskan tubuhnya di atas ranjang bersama Sakura dipelukkannya.

Jam sudah menunjuk angka satu dini hari. Sasuke baru saja pulang setelah balapan tadi. Pertandingannya dengan Neji berakhir seri. Neji menantang adu balap lagi besok karena gak terima dengan hasil balapan mereka. Sasuke sih ngeiyain aja.

"Sungguh melelahkan sekali, ya?" Kata Sasuke pada bayi Sakura yang menguap. Sepertinya si kecil itu sudah sangat mengantuk.

Melihat itu Sasuke pun jadi ikutan menguap lebar dan mereka pun tertidur pulas.
..
.
Waktu seakan cepat sekali berjalan. Sasuke terbangun di jam setengah delapan pagi. Ia kesiangan. Bahkan Sasuke seperti dibangunkan oleh Sakura yang sekarang tampak menangis. Mungkin karena sedang kelaparan atau lagi pup?

Sasuke buru-buru memeriksa popok bayi gemoy tersebut. Dan benar saja. Sakura kelaparan dan bayi itu mengotori popoknya.

Pada akhirnya mereka pun mandi bareng.

"Papapa.., yey!" Sakura tampak senang bermain air di bathtub bareng Sasuke. Bayi itu memainkan airnya tuk diciprat-cipratkan ke wajah Sasuke yang cuma diam.

Sasuke sendiri sedang bersyukur karena Saku tadi nangisnya hanya sebentar.
..
.
Sasuke datang ke sekolah di jam delapan pagi setelah mengantar Sakura ke daycare. Ia terlambat hingga satu jam lamanya. Untungnya Naruto menelponnya dan bilang kalau jam pertama lagi kosong. Karena gurunya lagi pada rapat mendadak.

Bruk!
Sasuke melempar tas punggungnya diatas meja kelas yang letaknya paling belakang. Kemudian menghela napas lelah.

Karin, Suigetsu, dan Naruto langsung menghampiri mengelilingi mejanya. Juugo kagak ikutan karena dia beda kelas.

"Semalam elu hebat banget sayang," kata Karin dengan seenak udelnya mendudukkan diri di samping kursi Sasuke. Mana pake bilang sayang lagi. Otomatis hal itu membuat Karin dipelototi oleh dua orang cowok.

Iya dua. Pertama Sasuke yang tampak risih dipanggil sayang. Trus yang kedua adalah Suigetsu. Cowok bergigi tajam itu terlihat lebih kesal dan cemburu.

"Ups, maksud gua, Sasuke. Heheh." Karin cengengesan.

Sedangkan Naruto yang melihat sepupunya yang gak tau malu itu cuma rolling eyes.

Kemudian pandangan Naruto beralih pada Sasuke. "Heh, teme. Ntar malem mau ajak Saku balapan lagi?"

"Hn." Sasuke menjawab singkat. Sakura harus ngikut karena di rumah gada siapa-siapa. Kalo ditinggal sendiri kan bahaya. Bisa-bisa Saku diculik. Diculik orang mending, kalo diculik mbak kuntilanak gimana? Tapi dari kedua hal tersebut, gak ada yang mending sih sabenarnya.

Jadi lebih baik Saku ikut balapan aja. Lagipula Sasuke merasa gak keberadaan. Dan Sakura pun malah senang diajak ngebut pake motor.

"Tapi Sasuke-teme. Menurut gua lo bakalan menang kalo Saku gak ngikut balapan. Maksud gua, lo gak perlu gendong Saku pas lagi naik motor. Ntar gua yang jagain deh. Gimana? Kata Neji, taruhan malam ini itu motor kesayangannya dia. Motornya bagus, mahal tau, Sas. Lo kudu menang!" kata Naruto panjang lebar. Terlihat antusias karena ingin Sasuke menang dan dapetin motornya Neji.

Sasuke mencibir. "Alah, bac*t. Kayak elu bisa jagain Sakura aja."

"Kalo gua gak bisa jagain Saku, ntar biar Suigetsu aja yang jagain," balas Naruto sambil menunjuk Suigetsu yang tampak kaget.

"Apaan si anjir?! Kok tiba-tiba gua yang disuruh jagain bayi? Ogahlah!" Suigetsu langsung menolak. Dia gak mau ngurusin bayi orang.

"Biar gua aja!" celetuk Karin gak inget kalau kemarin Saku gak mau digendong sama dia.

"Gak. Kalian gak ada yang bisa dipercaya. Apalagi elu," tunjuk Sasuke pada Karin.

Karin langsung menunduk murung.

..
.
Malemnya di tempat biasa …

Neji menyergit melihat Sasuke bawa bayi lagi. "Kelihatannya elu sayang banget sama itu bayi."

Sasuke mengangguk sambil menepuk-nepuk puncak kepala Saku dengan lembut. "Iya, gua udah nganggep dia kek anak gua sendiri."

Neji menyergit lagi. "Gua kira dia emang anak elu?"

"Bukan."

Neji terdiam. Kemudian menyeringai ketika tiba-tiba terbelit sebuah ide yang bagus.
"Balapan kali ini gua pertaruhkan motor kesayangan gua. Gimana biar impas, taruhannya elu yaitu makhluk pink dipangkuan elu itu," kata Neji menunjuk Sakura.

Sasuke and the genk tampak terkejut mendengar perkataan Neji barusan. Sasuke melempar deathglare terbaiknya. "Maksud elu apa? Sakura bukan barang yang bisa dipertaruhkan!"

Neji mengedikkan bahunya gak peduli. "Gak berani ya? Udah gua duga elu itu cuma pengecut. Gua aja berani menjadikan motor kesayangan gua jadi taruhan."

Sasuke yang pada dasarnya mudah sekali terpancing emosi pun langsung ngegas. "Apa lu bilang? Gua bukan pengecut ya! Yaudah ayo! Siapa yang takut?!"

Naruto maju menepuk bahu Sasuke. "Sas, jangan emosi dulu. Emangnya elu rela jadiin Sakura bahan taruhan?"

Sasuke pun menepis tangan Naruto yang hinggap di bahunya dengan kasar. "Alah! Diem deh lu."

Dan pertandingan pun dimulai.

.
.
.

Baby SakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang