"Rastafara. Berhenti. Rastafara."
Dalam langkah cepatnya, Hongjoong berjalan tergesa sembari membuka ponselnya, memastikan bahwa seluruh kebutuhannya berada dalam satu ponsel pintar tersebut tanpa terkecuali. Segera, Hongjoong benar-benar membawa langkahnya keluar, dengan cepat, dan mengabaikan suara Ayahnya di belakang.
Hongjoong tahu, Gongyoo takkan berlari untuk mengejarnya. Hongjoong tahu, Gongyoo berhenti di teras rumah yang sangat luas tersebut.
Tetapi tiba-tiba saja, dari bagian dalan rumah, ada yang berlari. Ada anak bungsu sang tuan rumah, yang membaca keadaan, dan langsung berlari untuk mengejar. Terlebih, dirinya dan yang lain memiliki satu tanggung jawab itu.
Satu, untuk menjaga Hongjoong tetap tersembunyi.
"Hongjoong!"
Sayangnya, Hongjoong terus berjalan cepat, walaupun jalan dari teras menuju gerbang, tampak sangat jauh. Sekiranya dua ratus meter, untuknya melewatinya, sesegera mungkin.
Kaki panjang Yunho berhasil membawanya menyusul, secepat kilat, untuk menarik lengan kirinya—hapal bahwa lengan kanannya terluka.
Namun Hongjoong menarik cepat juga kasar lengannya, dan terus berjalan.
Tak menyerah, Yunho tetap mencobanya. "Lo kenapa? Lo mau ke mana?"
"Pulang."
Tentu Yunho tak mengerti. "Pulang? Pulang ke mana? Rumah kita udah putus sewa. Lo mau pulang ke Kolenmijn?"
Tak ada jawaban, Hongjoong hanya tergesa.
Dari arah teras, Jihyun muncul dan langsung berhambur pada Gongyoo, bertanya mengapa anak mereka tak dikejar. Selagi Sungil bertanya pula pada Gongyoo, haruskah ditahan di gerbang, atau tidak.
Gongyoo diam, tak menjawab.
Satu yang dirinya tahu, Hongjoong, menjadi sangat pembangkang, setelah berada di sini. Tepatnya, setelah beranjak dewasa dan mendapati banyak pahit dalam hidupnya.
Sedangkan Yunho, bergegas cepat untuk menghadapnya. Yunho langsung menahan kedua bahu Hongjoong, kali ini, berani untuk agak keras di sana. "Lo harus disembunyiin, Hongjoong! Jangan ngerusak pernyataan yang udah dikasih tau ke publik! Kecuali kalau lo mau Nagyung kebongkar! Atau Seonghwa! Atau—"
Saat itu, bisa Hongjoong lihat, pintu gerbang tinggi menjulang itu dibukakan, lantaran ada satu mobil, berwarna biru menuju abu metalik, masuk ke dalam.
Hongjoong yang hapal akan mobil tersebut, langsung mendorong Yunho dan segera berlari ke arah yang dituju.
Jelas saja, Yunho terkejut bukan main untuk mengejar.
Sedangkan Hongjoong, terus berlari secepatnya, semampunya, dengan seluruh kemampuan fisiknya. Secara cepat, sangat cepat dan lincah, sampai berhasil mencapai mobil yang melambat tersebut.
Segera Hongjoong mengetuk kaca mobil bagian kemudi, usai terhenti, membuatnya turun segera.
"Yeosang, gue pinjem mobil lo."
Yeosang, yang baru datang—pulang—setelah menginap dua hari di apartemen Serim, terkesiap. Yeosang melirik ke belakang, pada Yunho yang tiga detik setelahnya sampai, dan mencoba menarik tubuh Hongjoong.
"Please, jangan gila. Lo mau ke mana?"
"Yeosang, keluar." Hongjoong meminta kembali, dengan kasar, mencoba membuka pintu mobilnya. "Keluar. Biarin gue pulang. Gue mau pulang."
Mendengar kata pulang, Yeosang mengernyit kebingungan.
Yunho sendiri mencoba membuat Hongjoong menghadapnya. "Pulang ke mana? Lo gak punya tempat tinggal di ibukota lagi. Lo mau pulang ke Kolenmijn? Atau apart Nagyung? Masalahnya lo gak boleh kelihatan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023